9 episode 7

"kau sama kotornya dengan air ini".Zee tersenyum dan melenggang pergi meninggalkan mereka berdua.

"Argggggggggg....wanita jalang"Moa terlihat sangat marah, ia melihat seluruh bajunya basah.

"Kau membiarkan wanita itu menyiram ku? Kenapa diam saja dan tidak membantu ku?" Teriak Moa pada Dorry.

"Kenapa aku harus membantu mu? Kita memang teman sejak kecil,tapi ada batasan nya.aku tak mau terlibat masalah dengan dengan wanita itu. Aku tau kamu seperti apa!. Mungkin kau membuatnya sangat marah,ini pel nya kau kerjakan sendiri saja".

Setelah menyodorkan gagang pel itu, Dorry pergi ia melihat ke depan dan melambaikan tangan ke belakang pada Moa.

"Arrrrrrggggggggggggggg"

Teriak Moa kesal melemparkan gagang pel itu ke lantai.

Teeeeettt...teeeetttttt....

Bunyi bel sekolah menanda kan jam istirahat.

Zee melihat jam yang ada di tangan kirinya.zee berjalan menuju kelasnya,menaiki tangga sesekali memperbaiki rambutnya.

Setelah sesampainya di kelas ia mengeluarkan tas yang berada di dalam laci mejanya.

Tadi malam sebelum tidur ia telah mempersiapkan semuanya,mengganti tas punggung.

Kemudian Zee merobek ujung tali sandang itu. setelah selesai ia masukan satu satu alat medis yang ingin ia bawak.

Zee meletakkan di beberapa tempat yang tidak bisa mencurigakan. Setelah itu ia menjahit kembali robekan itu..

"Tidak sia-sia aku melakukan ini tadi malam sebelum tidur"ucapnya dalam hati.

Wanita itu pasti mencari kotak medis itu.sangat di sayangkan, aku lebih dulu waspada.

Zee menatap keluar jendela,tampaknya Misya belum datang menunggunya.

Saat Zee sedang asyik memandang keluar jendela, Sea datang menghampirinya.

Sea duduk di samping Zee seraya berkata.

"Hai...,kau tidak makan siang?"tanya Sea.

Zee tidak menoleh ia tetap menatap ke luar jendela seraya berkata "Tidak,aku tidak lapar".

Kruuuuk..krukkk.krukkk...

Suara perut Zee terdengar,,,

Krukkkk...krukkkkk...

"Seperti ada suara cacing kelaparan?" Ucap Sea pura pura bingung.padahal ia tau bunyi itu berasal dari perut Zee.

"Hei..kenapa kau tega sekali dengan cacing di perut mu itu,mereka pasti kelaparan.kau mungkin tidak lapar tapi cacing di perutmu kelaparan" ucap Sea sesekali memperbaiki kacamata nya.

Kruuukk.kruuuk..kruuuk.

Zee menunduk malu dan memegang perutnya agar tidak terdengar lagi.

Sea mengeluarkan tas dari lacinya.kemudian ia mengambil roti dari dalam tas untuk di berikan ke pada Zee.

"Aku punya roti coklat" Sea menyodorkan roti itu di atas meja Zee.

"Makanlah roti itu"ucap Sea.

Zee meletakkan kembali roti coklat itu di atas meja Sea seraya berkata "aku tidak lapar,kau saja yang memakannya".

Kemudian Zee melipatkan tangan di atas meja lalu membaringkan kepalanya di atas tangannya.pandangan nya menghadap ke dinding jendela kaca.

ia merasa lelah dan lapar.

"Ya sudah kalau tidak mau,tapi tolong kondisikan cacing cacing itu agar tidak berisik"

Dengar perkataan Sea seperti itu Zee menoleh.

"Aaaa.mmmm...maaf,maaf bukan itu maksud ku. Soalnya aku gak bisa konsen gitu kalo ada suara cacing,soalnya aku sama cacing gak cocokan gitu orangnya,heeeheeeee" jawab Sea sambil membersihkan mejanya..

"Gak lucu" tegas Zee.

Zee berdiri dari kursi meraih tasnya di atas meja.

"Hai.. mau kemana pelajaran belum selesai"

Zee terus berjalan tidak menghiraukan perkataan Sea.

ia keluar kelas membawa tasnya.

kemudian turun tangga dan terus berjalan ke belakang sekolah.

Mencari kursi atau tangga yang bisa pijak.

Zee berdiri sejenak melihat kesana kemari.

Tapi tidak ada sesuatu yang bisa ia dapat.

Sesekali ia melirik jam tangan nya.ia khawatir jam istirahat akan berakhir.

Ia berjalan santai sambil memikirkan sesuatu.

"hufftttt," Zee menarik nafas panjang.

" bagaimana ini?" ucapnya dalam hati.

Ia berjalan ke belakang kelas yang lain, kemudian ia melihat pohon pohon rindang itu.

Pohon itu dekat dengan dinding pagar sekolah.

Zee melempar tas nya ke luar pagar,melepaskan sepatunya nya.setelah itu tali sepatu satu sama lain di ikat menjadi satu di gantungkan di leher.

Ia memanjat pohon itu.

Sesampainya di dahan pohon yang rindang ia tetap terus berpikir.harus melangkah dahan yang mana lagi yang kuat untuk menopang nya.

Ia tak ingin terjatuh setelah menginjak dahan yang rapuh.

"Hai....kau mau kemana?"

Zee panik mencari cari dari mana suara itu.ternyata suara itu berasal dari balik dinding kelas.

"Kau,stop....stopppp.tetap di sana.

Stoooooopppp" .perintah Zee.

Ternyata itu suara Dorry yang memanggilnya. Zee semakin panik dan bingung...

"Sedang apa kau di atas sana"teriak  Dorry dari samping luar dinding kelas.

Dorry melangkah pelan mendekat ke pohon.

"Sudah ku bilang jangan mendekat.pergilah jauh jauh dari ku, kenapa kau selalu mengikuti ku".teriak Zee dari atas pohon.

"Aaaaaaaaa...aaaaaa.aduh bagaimana ini aku turun.pria gila itu kenapa selalu muncul".Zee menggurutu di atas pohon.

Semakin Dorry melangkah mendekati pohon semakin Zee kepanikan tak tau harus berbuat apa.

"stoppppp.kau dengar tidak.jangan mendekat"

teriak Zee semakin panik.

Dorry pun ikut menjadi panik  mendengar teriakan Zee.

"Hei kau ini kenapa?nanti kau terjatuh!" Sambil terus berjalan mendekati pohon itu.

"pergi sana kan sudah ku bilang jangan mendekat kenapa masih mendekat".

tapi tetap saja Dorry khawatir terjadi sesuatu padannya, Dorry tetap mendekat ke pohon itu.

setelah tepat di bawah pohon.

"Haaaaaaaa.."

Dorry menutup mulutnya kaget.

"Bukan mulut bodoh,tapi mata kau itu,kau sengaja kan? Teriak Zee dari atas pohon.

"Dasar laki laki jalang,mengambil kesempatan dalam kesempitan" Zee ngomel ngomel  dari atas pohon. Ia mencari cara bagaimana ia hrus turun kembali.

oh tuhan apa ini.ya ....ya.... Yaaaaa. Aku melihatnya"

gumam Dorry.

"Haizzzzzzz.kau ini"

Dorry menunduk dan bingung harus bagaimana.

Bersambung

avataravatar