5 Episode 4

Tok...tok...tok...

"Zee buka pintunya,aku tidak akan pergi"

Di kamar Zee langsung merebahkan badan nya ia tidak memperdulikan Dion yang menunggu nya di luar.

"Itu seperti suara kak Dion"ucap Tisa.

Tisa berdiri dari duduknya mau menghampiri Dion.

"Mau kemana kamu Tisa?" Tanya Zee.

"Aku mau keluar,sepertinya ada suara kak Dion".

"Tisa duduk"perintah Zee.

"Lho kenapa sih kak? Aku hanya ingin ngobrol sebentar dengan kak Dion,apa tidak boleh? Wajar kan,kita sudah lama tidak bertemu" jawab Tisa kesal.

"Ok baiklah,terserah!!!"ucap Zee.

Tisa meninggal kan kamarnya lalu pergi untuk membukakan pintu rumah.

Saat Tisa membuka pintu Dion sudah berdiri tepat di depan Tisa.

"Tuh kan benar Kak Dion,,, aku senang sekali bertemu kakak lagi"ucap Tisa senyum sumringah melihat dion.

"Tisa bisa kamu panggil kan kak Zee? Kakak mohon ada yang ingin di bicarakan"Dion membujuk Tisa.

"Kak Dion tau sendiri kak Zee gimana? Sebenarnya aku tidak diperbolehkan olehnya untuk membuka pintu.bagaimana cara ku merayunya untuk menemui kakak"jawab Tisa.

"Ayolah bantu kakak,sekali ini saja Tisa. Ya ....? Ya ?  Tolong!!!.

"Ehmmm..." Tisa menarik nafas panjang. "Baiklah aku akan coba" lalu Tisa masuk ke kamar untuk membujuk kakaknya menemui Dion.

"Kak Zee...itu kak Dion masih nunggu di luar,dia tidak mau pergi sebelum kakak menemui nya.apa sih yang sebenarnya terjadi sama kalian? Dan kakak kenapa seperti marah dengan nya? Bukanya kalian dari kecil sudah dekat dan sekarang malah tiba tiba seperti ini" ucap Tisa heran dengan tingkah laku kakaknya,seperti ada yang di sembunyikan oleh kakaknya.

Zee hanya diam sambil membaca buku tidak menghiraukan Tisa.

"Kalian seperti orang pacaran saja saja ngambekan".tambah Tisa merayu.

"Kak...kak... Kakak dengar gak sih? Apa pura pura tidak dengar.jika ayah datang dan kak Dion masih di depan kita harus jawab apa ke ayah"ucap Tisa.

"Dia bukan tamu yang kita undang ke rumah,lalu dimana salah kita?"jawab Zee.

Misya memegang tangan Zee sambil mengangguk kan kepalanya dengan pelan.

Yang artinya Misya memohon untuk Zee menemui Dion .

"Ok..karena kamu yang minta" ucap Zee.

Zee keluar kamar dan menemui Dion.

"Aku tidak akan menemui mu kalau bukan karena Misya yang minta" ucap Zee berdiri di depan pintu.

"Zee,,, bisa kita bicara di luar sebentar saja,tidak akan lama.aku tidak mau jika ayah mu melihat kita disini". Pinta Dion.

"Ok..tunggu di sini aku ingin bicara dulu dengan adik ku"

Zee pergi ke kamar untuk memberi tahukan adiknya bahwa ia ingin pergi bersama Dion.

"Tisa...bisa kamu kesini sebentar"

"Ya..."jawab Tisa sembari melangkah ke pintu kamar.

"Kakak minta kunci pintu kamar, dan jangan membuka pintu walaupun itu ayah.kamu hanya boleh buka pintu jika kakak sudah pulang.kamu mengerti kan? Dan jangan tanya kenapa?"

"Jika itu pinta kakak aku yakin itu yang terbaik buat aku dan Misya".jawab Tisa.

"Baguslah kalau begitu,,,kakak pergi sebentar" ucap Zee dan pergi meninggalkan rumah.

Mereka berjalan berdua menikmati dinginnya malam.

Zee terpesona melihat suasana kota Seiji yang sekarang sudah banyak berubah.

Zee tetap diam dan tidak ingin memulai pembicaraan.

Saat sampai di taman dekat rumah Zee dan Dion menuju jembatan taman.taman yang indah penuh bunga dan di bawah jembatan ada kolam yang di penuhi teratai.

Mereka berhenti di jembatan itu,kebetulan taman yang mereka datangi sedang sepi.

"Aku tak punya banyak waktu jika kau ingin bicara mulai lah dari sekarang" ucap Zee sambil melipatkan tangannya.

"Kenapa sikap kamu begitu dingin Zee,jika memang perkataan terakhir kita bertemu itu membuat kamu marah aku minta maaf.dan jangan berpikir aku tidak ingin membantu mu atau aku merasa terbebani.itu sama sekali gak pernah ada di pikiran ku.yang aku mau kamu dan adik kamu bisa hidup tenang di desa bersama nenek" ucap Dion.

Zee tetap diam menunduk dan hanya mendengarkan Dion bicara.

"Kamu tidak ingin memaafkan aku? Kamu mau kita tetap seperti ini? Sampai kapan Zee?kita sekarang sudah sama sama dewasa dan mengerti itu,jika kejadian 9 tahun yang lalu terjadi di saat ini aku tidak akan menyuruhmu pergi untuk sementara.karena aku tau kamu sudah bisa untuk menjaga dirimu sendiri.aku tidak ingin kamu di siksa terus menerus oleh ayah mu".ucap Dion.

Dion mendekati Zee dan mengangkat dagu Zee yang sedang menunduk untuk menatap Dion.

"Zee aku tau sebenarnya kau lebih paham dengan situasi itu,semua untuk kebaikan kamu dan adikmu" ucap Dion dengan suara rendah.

Kemudian Zee memalingkan wajahnya dan menahan air matanya keluar.zee memutarkan badannya membelakangi Dion. Ia tak ingin Dion melihat air matanya menetes.

"Mungkin aku hanya kesal dengan keadaan ku yang berubah, yang bisanya selalu ada bantuan dari kamu setelah itu menghilang.yang biasanya ada ibu untuk menyemangati ku tapi ibu pergi selamanya.dan aku harus mengurus adik adik ku, berjuang untuk mencari uang membiayai sekolah ku dan Tisa, mungkin sikap ku begini karena aku malu bahwa apa yang di katakan kamu memang benar.itu yang terbaik buat aku dan adik ku.setidaknya walaupun aku kembali kerumah itu aku bukanlah anak kecil yang dulu lagi." ucap Zee dengan mata yang berkaca kaca.

Kemudian Dion memeluk Zee dari belakang.

"Aku paham dengan semua yang kamu alami" Dion berbisik di telinga Zee.

Kemudian Zee melepaskan pelukan itu.

"Sebaiknya aku pulang,aku tak ingin Tisa menunggu ku lebih lama"

"Zee aku akan mengantar mu pulang ya" pinta Dion.

"Tidak perlu aku bisa sendiri" ucap Zee saat meninggalkan Dion di taman.

Setiba di rumah Zee melihat ayahnya sedang duduk menonton tv di ruang tamu.

"Zee dari mana kamu?"Tanya ayahnya.

"Memang jika ayah keluar apa aku pernah bertanya ayah ingin pergi kemana? jadi ayah tidak perlu tau Jika aku pergi kemana,karena itu tidak penting.

Zee lanjut melangkahkan kakinya ke kamar.

"Tisa buka pintunya" dengan suara nyaring Zee berteriak di depan pintu kamar.

Kemudian Tisa membuka pintu.

Braaaakkkkk

Suara pintu di tutup.

Zee menutup pintu kamarnya.

"Kak ada apa sih,bisa kan tutup pintunya jangan di banting" pinta Tisa.

"Dulu ayah seperti itu,jadi biarkan saja biar dia tau bahwa kakak juga bisa seperti itu"ucap Zee kesal.

"Ya sudah terserah kakak saja aku ngantuk banget.besok kita harus jalan kaki lagi pergi ke sekolah, hooooaammmm..."

Tisa mulai menguap dan kembali ke tempat tidurnya.

Misya sudah tidur lebih dulu dari Tisa.Karena Zee menyuruh Tisa untuk menunggunya hingga ya kembali ke rumah.

"Yah tidur lah..ada yang harus kakak kerjakan"ucap Zee sambil mencari sesuatu di dalam tasnya.

Bersambung....

avataravatar
Next chapter