2 Episode 1

Zee adalah seorang gadis remaja yang berusia 17 tahun, Ia anak pertama dari pasangan suami istri pak Jo dan ibu Mita. Tapi sangat di sayangkan

ibu Mita meninggal saat Zee usia 8 tahun, Zee anak yang cerdas,sangat penyayang kepada adik adiknya dan juga cantik. Ia berpenampilan sedikit tomboy.

Adik Zee yang ke dua bernama Tisa berumur 16 tahun, Tisa lebih modis di bandingkan Zee yg agak sedikit tomboy.

Dan adik ke tiga bernama Misya 14 tahun, Misya adalah adik kesayangan Zee, Misya berparas cantik,putih,polos,murah senyum.

Namun Misya tidak seberuntung seperti kakaknya, Misya tunawicara sejak kecil walaupun ia tidak bisa bicara tetapi dia tetap bisa mendengar, karena keterbatasan itu Misya tidak bersekolah seperti kakaknya dia hanya di rumah saja.

Mereka juga tidak mempunyai biaya untuk menyekolahkan Misya di sekolah khusus.

Setelah kepergian ibunya ketiga beradik ini tinggal bersama neneknya.

Selama 9 tahun hingga mereka tumbuh dewasa.

Dan tepat 9 tahun setelah itu pula nenek mereka tutup usia, Misya lah yang sangat terpukul atas kepergian neneknya.

Sejak kecil Misya sangat dekat dengan neneknya. Ia selalu membantu membersihkan rumah dan memasak bersama neneknya, Misya senang sekali memasak dan juga berkebun sewaktu neneknya masih hidup. Dua bulan kemudian mereka bertiga pergi meninggalkan desa. Rumah nenek yang mereka tempati tidak bisa di tempati, Dan mengharuskan mereka tiga beradik ini kembali lagi untuk tinggal bersama ayahnya di kota Seiji.

Jam menunjukan pukul 06:30 pagi, Zee,Tisa,Misya dan ayahnya duduk di ruang makan sambil menyantap sarapan pagi yang di buat oleh Misya.

"Zee..." Ayah nya menyapa. " Apa kamu ingin ayah antar ke sekolah baru kamu?" Zee hanya diam tidak menjawab pertanyaan ayah nya sambil terus menghabiskan sarapannya, Zee seperti tidak menganggap ayah nya duduk bersamanya di meja makan.

"Sudah satu bulan ini kalian tinggal lagi bersama ayah, apa kalian senang?" Tanya ayahnya lagi ke pada Tisa dan Misya. Kemudian Zee mengalihkan pembicaraan ayahnya, ia bertanya kepada kedua adiknya.

" Apa kalian sudah selesai makan?" Dengan bahasa isyarat sambil menatap Misya.

"Zee... Apa kamu masih marah dengan ayah? Tanya ayahnya.

"Sudah lah ayah, ayah tidak perlu banyak bertanya.pikirakan saja bagaimana jadi ayah yang terbaik untuk kami". Jawab Zee.

Lalu Zee mengambil tas nya dan menarik tangan Misya untuk ikut pergi dengannya.

Meraka bertiga berjalan kaki menuju ke sekolah, Di perjalanan menuju sekolah Tisa bertanya kepada Zee.

"Kak Zee... Apa Misya ikut ke sekolah dengan kita?"

Zee menjawab "MMM .. ya, kenapa?"

"Apa tidak akan terjadi masalah jika Misya ikut kita?" Tanya Tisa

"Tidak... Nanti Misya akan menunggu di luar sekolah sampai kita pulang"

Jawab Zee.

Setelah beberapa menit mereka berjalan kaki tiba lah di depan sekolah. Zee melihat ke kiri dan kanan ia mencari tempat yang aman untuk Misya menunggu, Zee melihat ke arah toko yang Tidak jauh dari sekolahnya. Di samping toko itu ada pohon rindang,tiga tempat duduk kecil tersusun dengan 1 meja.

Mereka berjalan menuju toko itu, Zee menyuruh Misya duduk.saat Misya sudah duduk Zee memegang kedua pipi Misya sambil tersenyum.

Dengan pelan berkata "Misya... Kamu tunggu kakak di sini,jangan kemana mana sebelum kakak menjemput kamu".

Kemudian Zee mengeluarkan uang Rp 20.000 dan menaruh uang itu di tangan Misya.

"Misya kakak tidak punya uang banyak,jika kamu lapar kamu bisa gunakan uang ini untuk membeli makan di toko itu".

Misya menjawab dengan isyarat nya.

" Aku tidak akan lapar kak, aku tau ini uang saku kakak,,, Kaka lebih membutuhkan ini dari pada aku"

Zee berbahasa isyarat "uang ini tidaklah penting di bandingkan dengan Adik ku Misya".kemudian Zee pergi meninggalkan Misya.

Setiba di gerbang sekolah Tisa dan Zee berpisah karena mereka beda kelas, Zee duduk di kelas 3 dan Tisa di kelas 2 SMA.

Di dalam kelas...

Zee melihat apakah ada bangku kosong untuknya, Ia ingin duduk di samping jendela agar tetap bisa melihat adiknya Misya.

Zee berjalan ke meja belakang, Ia melihat salah satu murid perempuan duduk di pojok belakang, memakai kaca mata berambut panjang dan sedikit culun. Namanya Sea, walaupun Sea berpenampilan culun Ia dari keluarga orang  berada. Dan ayah nya pun seseorang yang berpengaruh besar di kota Seiji .

"Apa kamu mempunya teman sebangku? Jika tidak saya ingin duduk Disni" Tanya Zee kepada Sea.

"Oh, tidak... Aku duduk sendiri."  Jawab Sea sambil tersenyum kepada Zee.

"Boleh saya duduk di dekat jendela dan kamu berpindah Disni?"

Lalu Sea berdiri dan pindah di bangku sebelahnya.

" Silahkan" jawab Sea.

"Namaku Sea, siapa nama kamu?" Sambil menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan.

" Nama ku Zee" Jawab Zee sambil mengeluarkan buku di dalam tasnya. Sea pun hanya tersenyum dan bingung dengan sikap Zee.

Jam pelajaran pun telah di mulai...

Guru Nia memperkenalkan Zee di depan kelas, Zee pun memperkenalkan dirinya.

Saat Zee memperkenalkan dirinya...

Tok..tok..tok....

Suara pintu di ketuk.

"Kamu lagi Dorry, Selalu saja terlambat. Ingat ini semester terakhir  kelulusan, gimana kamu bisa lulus dengan nilai yang bagus selalu saja begitu.apa kamu tidak ingin melanjutkan kuliah.seperti tidak ada niatan untuk sekolah saja kamu... sudah Sana duduk".

perintah Guru Nia sambil memarahi Dorry.

Dorry adalah murid tampan di sekolah itu, ia juga dari kalangan orang berada.

"Buk...saya rasa sudah cukup perkenalan dari saya,bisa saya duduk?". Zee bertanya pada guru Nia.

Dorry pun menjawab "Lho kenapa sudah!!! Saya kan baru datang dan belum tau nama kamu siapa?"

Zee Langsung berjalan ke arah tempat duduknya tanpa memperdulikan pertanyaan Dorry. Dorry menghalangi   Zee dengan kakinya dan bertanya...

"Siapa nama kamu?"

Zee menatap ke arah Dorry dan menginjak kaki Dorry sekeras mungkin dengan senyuman sinis Zee meninggalkan Dorry...

"Aaaau..." suara Dorry berteriak.

"Ada apa lagi Dorry? Selalu membuat keributan di kelas" tanya Guru Nia.

"Mmm... tidak kenapa kenapa buk".jawab Dorry.

Pelajaran pun di mulai...

Zee selalu melihat ke arah luar jendela untuk memastikan apakah adiknya baik baik saja.

Setelah jam istirahat Zee ingin menemui adiknya Tisa.

saat sedang menuju kelas adiknya, Zee dikuti oleh Dorry dari belakang.tiba tiba Zee berhenti berjalan dan melihat ke belakang ia melihat Dorry yang berpura pura membaca papan pengumuman /  Mading sekolah.

Zee mulai berjalan lagi, Zee berjalan lebih cepat dari sebelumnya dan dikuti Dorry yang berlari santai. Zee berhenti kembali dengan tiba tiba hingga membuat Dorry terkejut dan menabrak punggung Zee.

Dorry kebingungan, Zee membalikan badan nya.kemudia Zee mendorong badan Dorry ke pinggir dinding kelas lalu menaruh tangan kanan nya ke dinding sambil menatap Dorry.

"Kau mengikuti ku?" Ucap Zee.

"Aku hanya ingin tau siapa nama mu" jawab Dorry.

"Dengan cara mengikutiku? Hah, tidak masuk akal sekali".lalu Zee menggelengkan kepalanya.

"Kau tidak perlu tau siapa aku,dan aku tidak ingin mengenalmu" jawab Zee dengan kesal.

Zee lalu pergi ke kelas adiknya,semua orang melihat apa yang di lakukan Zee kepada Dorry. Mereka terheran hanya Zee yang berani memperlakukan Dorry seperti itu.

Termasuklah Moa dan Vani. Moa juga duduk di kelas 3 namun beda kelas, Moa teman kecil Dorry yang memang dari dulu sudah menyukai Dorry. Moa terlihat kesal melihat kejadian itu.

Moa mendatangi Dorry.

"Apa yang sudah di lakukan wanita itu, sudah keterlaluan" ucap Moa.

"Keterlaluan? Menurutku biasa saja.. itu keren!!" Ucap Dorry sambil tersenyum senyum.

"Keren?? Wanita itu liar. Apa wanita idaman mu sudah turun kasta seperti dia?? Ucap Moa terheran.

Dorry hanya tersenyum dengan pertanyaan Moa.

Bersambung...

avataravatar
Next chapter