20 Bab. 20 'Diary Book'

"mana ya buku novel yang kemarin aku baca" ucap pricillia yang saat itu sedang berada didalam kamar zievanna mencari novelnya yang hilang

pricillia lalu mencari di rak buku zievanna namun hasilnya nihil dan ia kemudian mencari ke setiap sudut ruangan namun juga tidak ada hasil

pricillia tetap mencari keberadaan novelnya hingga akhirnya dia menemukan suatu buku di bawah kolong tempat tidur zievanna yang bertuliskan 'my diary'

saat pricillia akan membukanya tiba-tiba saja ada kertas yang jatuh dari dalam buku diary tersebut, pricillia lalu membuka kertas itu

betapa terkejutnya pricillia karena kertas itu merupakan hasil dari pemeriksaan kesehatan zievanna yang hasilnya sangat tidak ia sangka

"mengapa zievanna menyembunyikan penyakitnya?" tanya pricillia

"kanker usus besar? stadium 4... ini nggak mungkinkan?" ucap pricillia tidak percaya

karena ketidakpercayaannya tentang surat itu iya akhirnya memutuskan untuk menelepon zievanna, namun panggilannya tidak dijawab zievanna

ia berulang kali menelepon zievanna namun zievanna tetap tidak menerima teleponnya

"angkat zie, please" ucap pricillia

"kenapa nggak kamu angkat zie, jangan bilang... nggak-nggak itu nggak mungkin terjadi, jangan berpikiran buruk pricillia" ucap pricillia

pricillia terus menelepon zievanna sambil membuka buku diary yang ditemukannya tadi dan betapa terkejut pricillia saat membaca isi buku tersebut karena buku itu berisikan semua keinginan zievanna

tanpa pricillia sadari ponselnya telah jatuh ke lantai dan air mata mulai jatuh membasahi pipi pricillia

"kenapa kamu nggak bilang ke aku zie? kenapa?" ucap pricillia diiringi isakan tangis

"kalau kamu bilang ke aku, aku bakalan bantu kamu untuk mewujudkan keinginan kamu, aku juga bakalan cari cara supaya kamu bisa sembuh zie" ucap pricillia

kini pipi pricillia telah basah karena air mata yang terus menerus jatuh membasahi pipinya

"kenapa kamu berbohong sama aku zie? kenapa kamu bilang kamu baik-baik aja? kenapa kamu pendam sendiri zie? kenapa? apa kamu tidak percaya sama aku zie?" ucap pricillia

ia lalu menghapus air mata yang membasahi pipinya berulang kali namun air mata itu tetap turun membasahi pipinya

"kalau kamu pergi, siapa yang bakalan jadi teman curhat ku zie, siapa yang bakalan jadi kawan berantemku zie, siapa lagi yang akan marahi aku kalau aku nggak makan, siapa lagi yang bisa menghibur aku zie, kalau bukan kamu" ucap pricillia putus asa jika hal yang tidak diinginkannya terjadi

tak terasa buku diary zievanna kini telah basah dipenuhi oleh air mata pricillia

....

"snow hotel" ucap ivander membaca nama hotel yang berada di hadapannya

"permisi" ucap ivander

"iya? ada yang bisa saya bantu" tanya resepsionis hotel

"saya ingin bertanya apakah semalam ada yang memesan kamar hotel atas nama zievanna?" tanya ivander

"maaf pak kami tidak bisa memberitahukan informasi tersebut kepada bapak" jawab resepsionis tersebut

"dia istri saya, dan barang-barang yang ada didalam kopernya sangat penting karena didalamnya berisi obat-obatan, saat ini dia sedang dirawat di rumah sakit dan saya datang kesini untuk mengambil barang-barangnya" ucap ivander berbohong

"baiklah pak, semalam memang ada yang memesan hotel atas nama zievanna" ucap resepsionis hotel

"kamar nomor berapa ya? " tanya ivander

"202 pak" jawab resepsionis hotel

"kalau begitu bisakah kamu membantu saya membuka kamar hotel tersebut karena kartunya hilang" ucap ivander

"baiklah pak, tunggu sebentar" ucap resepsionis hotel lalu menyuruh temannya untuk mengantikannya

....

"ini pak kamarnya" ucap resepsionis hotel

"kalau boleh tau berapa hari istri saya memesan hotel ini?" tanya ivander

"sampai besok pagi pak" jawab resepsionis tersebut

"kalau begitu, dia check out malam ini" ucap ivander sambil mengeret koper zievanna keluar

"baik pak" jawab resepsionis hotel sambil menutup pintu kamar hotel tersebut

"dan juga saya akan membayar untuk mengganti kartu yang hilang" ucap ivander

"baiklah pak" jawab resepsionis hotel

...

"nana" ucap ivander sambil mengetuk pintu kamar hotel tersebut

"iya, sebentar" jawab zievanna lalu membuka pintu kamar hotel itu

"kamu kemana?" tanya zievanna

"kenapa? kamu khawatir ya?" ucap ivander

"ikh kepedean" jawab zievanna

ivander hanya membalasnya dengan senyuman dan kemudian memberikan koper yang ia ambil tadi kepada zievanna

"jangan bilang kamu ke snow hotel?" tanya zievanna

"iya, aku tadi ke snow hotel, ngambil koper kamu" jawab ivander

"kenapa?" tanya zievanna

"hmm.. kan aku nanti malam akan balik ke indonesia sedangkan kamu masih disini jadi aku nggak mau kalau kamu kenapa-kenapa" ucap ivander sambil memegang kedua bahu zievanna

"terus apa hubungannya?" tanya zievanna

"jadi aku ingin kamu tinggal di hotel ini sampai besok pagi, makanya itu aku ngambil koper kamu" ucap ivander

"kenapa? kan disana sama disini sama aja" ucap zievanna

"beda loh nana, disini keamanan lebih ketat jadi nggak akan terjadi hal buruk yang tidak diinginkannya yang terjadi pada kamu" ucap ivander

"hem yaudah" ucap zievanna lalu duduk diatas tempat tidur

ivander hanya tersenyum mendengar penerima zievanna

"jam berapa penerbangan kamu?" tanya zievanna

"jam 10 malam" jawab ivander

"yaudah, cepat nanti ketinggalan" ucap zievanna

"iya-iya" jawab ivander

tak beberapa lama ivander akhirnya selesai merapikan barang-barangnya dan bersiap akan pergi

"aku nggak bisa ngantar kamu ya" ucap zievanna

"iya, nggak apa... yang penting saat kamu sampai di Indonesia kamu harus datang menemui aku" ucap ivander

"hmm" gumam zievanna

"ohya kita belum bertukar nomor telepon kan" ucap ivander

"iya" jawab zievanna

"sini ponsel kamu" ucap ivander kemudian mengetikkan nomor teleponnya di ponsel zievanna lalu menyerahkannya kembali ketika ia telah selesai

"vander emoticone love" ucap zievanna membaca nama yang dibuat oleh ivander untuk menyimpan nomor teleponnya

"ponsel kamu mana?" tanya zievanna

"ini" ucap ivander kemudian menyerahkan ponselnya

zievanna lalu mengetikkan nomor ponselnya dan memberikannya kembali kepada ivander

"nana emoticon kiss" ucap ivander sambil tersenyum

"jangan diganti" ucap zievanna

"tenang aja, aku nggak bakalan ganti kok" ucap ivander

"iya, iya" ucap zievanna

"yaudah kalau gitu aku pergi dulu ya" ucap ivander

"iya hati-hati" ucap zievanna

"jangan bilang ke aku tapi bilang ke pilotnya" ucap ivander

"yaudah, nanti kamu sampaikan aja pesanku tadi" ucap zievanna

"dasar, yaudah aku pergi dulu" ucap ivander sambil mencium pipi zievanna

"ivander!" teriak zievanna

ivander langsung berlari keluar dari kamar hotel tersebut dengan diikuti sebuah sepatu yang dilempar oleh zievanna namun berhasil dihindar oleh ivander

ivander langsung masuk ke dalam lift sedang zievanna pergi mengambil sepatu yang ia lempar tadi

"awas aja kalau aku nanti balik ke indonesia, bakalan aku habisin" ucap zievanna

avataravatar
Next chapter