2 Bab. 2 Lie

Zievanna lalu menerima panggilan itu lalu berkata "halo Lia?"

"halo zie, bagaimana hasilnya?" tanya Pricillia

"hmm hasilnya ya?" jawab Zievanna terbata

"iya hasil tesnya bagaimana?" tanya Pricillia

"aku baik-baik aja kok... eeh katanya hanya sakit perut biasa dan terlalu kecapekan" ucap Zievanna berbohong

"beneran? tapi dari suara kamu, terlihat seperti tidak menyakinkan" ucap Pricillia curiga

"emangnya harus suara seperti apa untuk menyakinkan kamu" ucap Zievanna

"yaudah kalau gitu... sampai ketemu nanti" ucap Pricillia kemudian menutup panggilannya

Setelah panggilan itu, Zievanna hanya bisa menunduk dan berjalan menuju taman yang ada dirumah sakit itu dengan langkah perlahan lalu duduk dengan pandangan yang kosong

"kenapa harus aku? kenapa? tidak bisakah orang lain saja?"

"aku belum siap menerima ini semua, bagaimana aku bisa memberitahu Pricillia tentang ini" ucapnya sambil menangis

"sekarang apa yang harus aku lakukan" ucap Zievanna

tiba-tiba saja ada yang menepuk bahunya, membuat Zievanna langsung berbalik dan melihat orang tersebut

"astaga Jovinko?" ucap Zievanna

"kamu masih mengenalku Zie?" ucap Jovinko

mantan pacar sekaligus cinta pertama Zievanna saat ia masih SMA yang harus berakhir karena Jovinko berbohong tentang kepergiannya ke Amerika

*flashback

"Zie setelah kamu tamat SMA kamu akan pergi kuliah atau kerja?" tanya Jovinko

"hmm kuliah" ucap Zievanna spontan yang saat itu sedang berbaring di bangku taman sekolah dengan kepala berada di paha Jovinko

"kemana? jurusan apa?" tanya Jovinko

"belum tahu, aku masih bingung... kalau kamu gimana?"

"kalau aku mungkin akan kerja di salah satu perusahaan ayahku atau mungkin di rumah sakit tempat kakakku bekerja setelah aku kuliah" ucap Jovinko

"kuliah dimana?" tanya Zievanna

"belum tau... tapi nggak sampai keluar negeri kok" ucap Jovinko

"hmm kenapa? bukannya kakak kamu lulusan luar negeri, kenapa kamu nggak diluar negeri juga?" tanya Zievanna

"nggak mau... akukan nggak bisa jauh dari kamu" ucap Jovinko

"buaya" ucap Zievanna sambil mencubit pipinya

[3 Bulan Berlalu]

Untuk merayakan kelulusan, sekolah mengadakan acara perpisahan dan dihadiri oleh semua terkecuali Jovinko

"Lia apakah kamu melihat Jovinko?" tanya Zievanna

"hah? apa kamu tidak tau Zie kalau Jovinko saat ini berada di amerika untuk mengurus kepindahannya dan kuliah disana?" tanya Pricillia

"benarkah? aku tidak tau sama sekali" ucap Zievanna

"Jovinko memang keterlaluan" ucap Pricillia

"yang aku tau, dia tidak akan kuliah sampai ke luar negeri" ucap Zievanna

"dia memang tidak ingin kuliah di luar negeri Zie, tapi ayahnya memaksa dia harus kuliah di Amerika" ucap Pricillia

"mengapa dia tidak memberitahuku saja kenapa harus disembunyikan?" ucap Zievanna

"mungkin dia tidak ingin kamu tau dan membuat kamu sedih" ucap Pricillia

"lihatlah, bahkan saat ia menutupinya aku masih tetap mengetahuinya, cepat atau lambat semua pasti ketahuan"

.....

"tentu saja aku masih mengingatmu, Jovinko" ucap Zievanna

"lantas sedang apa kamu disini? kamu menangis?" tanya Jovinko saat melihat mata Zievanna yang sembab

"aku baru saja mengunjungi temanku yang sedang sakit dan menangis karena kondisinya yang tidak bisa disembuhkan" ucap Zievanna

Jovinko hanya terdiam dan menatap wajah Zievanna

"lalu, ada urusan apa kamu disini?" tanya Zievanna

"aku dokter di rumah sakit ini, setelah aku lulus kuliah aku pindah ke sini dan bekerja sebagai dokter spesialis penyakit dalam menggantikan kakakku yang saat ini telah menjadi direktur dirumah sakit ini" ucap Jovinko

"hmm"

"Zie" panggil Jovinko

"iya?" jawab Zievanna

"aku minta maaf, karna tidak memberitahu kamu tentang semuanya dulu" ucap Jovinko

"ah lupakan saja... aku udah maafin kamu kok" ucap Zievanna

"hmm terimakasih Zie" ucap Jovinko

"tidak perlu berterima kasih...bukankah itu hal yang wajar untuk memaafkan kesalahan orang?" tanya Zievanna

Jovinko hanya menjawab pertanyaan Zievanna dengan senyuman

"kalau begitu aku pamit dulu ya" ucap Zievanna

"mau aku antar?" tanya Jovinko

"tidak perlu... aku bisa pergi sendiri kok" ucap Zievanna lalu pergi menuju halte bus

ia lalu duduk di bangku halte bus tersebut sembari menunggu bus yang akan mengarah ke rumahnya

"kenapa kehidupanku sesulit ini? pertama divonis hanya bisa hidup tidak lebih dari 6 bulan...kedua bertemu dengan orang yang tidak ingin aku lihat selamanya,

aku baru menyadari nya bahwa hidup tidak segampang yang diceritakan?" ucap Zievanna

sebuah bus berhenti di halte tersebut dan bus itu mengarah kerumahnya, Zievanna lalu berlari masuk kedalam bus tersebut

...

"hei Zie kenapa kamu tampak murung? dan surat apa ini" ucap Pricillia sambil mengambil kertas yang ada di tas Zievanna

"kembalikan Lia" ucap Zievanna yang takut kalau itu adalah surat hasil pemeriksaan kesehatannya

avataravatar
Next chapter