16 Bab. 16 'Unexpected'

"astaga beratnya" ucap ivander ketika ia sudah sampai di kamar hotel yang sekretarisnya pesan dan meletakkan zievanna di tempat tidur

ivander berkata seperti itu karena sedari tadi ia yang mengendong zievanna dari bar sampai ke dalam lift hotel hingga ke kamar hotel

"nampaknya aja kurus tapi berat banget" gerutu ivander

ivander melepaskan sepatu yang menutupi kaki zievanna dan menyelimutinya dengan selimut

saat ivander sedang menyelimuti zievanna, zievanna tidak sengaja merangkul ivander dengan kedua tangannya dan membuat jarak antar mereka semakin dekat, membuat nafas mereka saling beradu

"Jo, sebenarnya... aku masih mencintaimu" ucap zievanna tanpa sengaja menarik ivander lebih dekat dengan nya dan membuat kedua bibir mereka menyatu

ivander terkejut dan tidak menyangka zievanna akan melakukan hal seperti ini terhadapnya

tak lama setelah zievanna menarik ivander dan membuat mereka berciuman akhirnya zievanna melepaskan rangkulan di bahu ivander membuat ivander dengan cepat menarik dirinya menjauh dari zievanna

"tahan ivander, tahan" ucap ivander

....

pagipun telah datang menghampiri mereka berdua, yang saat ini sedang tidur dengan pulasnya di atas kasur yang sama

"uahh" suara zievanna menguap

"kenapa kepalaku pening sekali, ini pasti karena vodka semalam" ucap zievanna memegang kepalanya

"tapi mengapa aku bisa ada disini? dan juga kalau dilihat-lihat ini bukan hotel yang aku pesan kemarin, ini terlihat sangat mewah dan mana mungkin aku bisa memesannya walau satu malam saja" ucap zievanna

tiba-tiba saja ada seseorang yang memeluk zievanna dan seketika itu juga zievanna terkejut dan langsung menendangnya hingga orang tersebut jatuh ke samping tempat tidur

"aduh" ucap orang tersebut yang tak lain adalah ivander

saat mendengar suara tersebut zievanna langsung teriak dan menutup mulutnya, karena ia yakin kalau suara itu adalah suara seorang pria

saat itu juga zievanna dengan cepat melihat ke dalam selimut yang sedang ia kenakan, zievanna langsung berteriak kembali saat ia mengetahui kalau ia tidak mengenakan apapun

namun reaksi ivander biasa-biasa saja, ia tidak menampilkan raut muka terkejut ataupun raut muka menyesal, ia hanya memasang raut muka datar

"mengapa, mengapa aku ada disini dan apa yang terjadi semalam?" tanya zievanna terbata

"mmm apa kamu tidak mengingat sesuatu tentang semalam?" tanya ivander

"aku bertanya kepadamu tapi mengapa kamu malah bertanya kepadaku?" ucap zievanna

"kamu jawab dulu pertanyaanku, biar aku jawab pertanyaan kamu tadi" ucap ivander

"kenapa? kan aku deluan yang bertanya" ucap zievanna keras kepala

"kamu tidak mau mendengar jawabanku?" ucap ivander menggoda zievanna

"baiklah, baiklah, aku tidak bisa mengingat tentang hal yang aku lakukan semalam, puas?, sekarang jawab pertanyaanku yang tadi" jawab zievanna

"baiklah, aku akan memberikanmu jawabannya, semalam kamu tidak sengaja menabrakku dibar, apa kamu tidak mengingatnya?" tanya ivander

"tidak" ucap zievanna langsung

"baiklah, setelah itu kamu pingsan dan jika aku tidak menangkapmu kamu mungkin akan jatuh dan membuatmu menjadi sorotan semua mata yang ada di bar" ucap ivander

"terus?" ucap zievanna penasaran

"ya, terus aku tanya ke kamu dimana hotel yang kamu pesan, tapi kamu tidak menjawabnya dan hanya bergumam tidak jelas seperti orang gila" lanjut ivander

"mana ada, menambah-nambahi" ucap zievanna

"bukannya kamu bilang kamu tidak ingat?" ucap ivander sambil menyunggingkan senyumnya namun tidak terlihat oleh zievanna

"memang aku tidak ingat, tapi aku yakin aku tidak mungkin seperti itu" jawab zievanna

"terserah kamu saja, yang penting kamu memang seperti itu semalam, jadi terserah kamu aja percaya atau tidak, jadi sekarang mau dilanjut atau nggak nih?" ucap ivander

"yaudah... lanjut" ucap zievanna kecut

"ya terus aku bawa aja kamu ke tempat hotel ini, daripada kamu bahaya disana" ucap ivander

"tapi buktinya apa? malah disini lebih bahaya daripada bar, aturannya kamu tinggalkan saja aku disana semalam" ucap zievanna

"yakin?" tanya ivander

"iya" ucap zievanna tegas

"kalau kamu aku tinggal disana mungkin nggak tau lagi kamu bakalan gimana, mungkin aja kamu nggak bisa lihat matahari pagi lagi" ucap ivander

"melebih-lebihkan" ucap zievanna

saat itu juga keadaan hening seketika tidak ada yang memulai pembicaraan sedikitpun, zievanna menarik erat selimut yang ia kenakan sedangkan ivander pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya

zievanna masih berada diatas tempat tidur sambil melamun merenungkan nasibnya yang tidak jelas itu tanpa melakukan sedikit kegiatan apapun

namun lamunannya buyar seketika saat ivander berkata "tenang saja, aku bakalan tanggung jawab" ucap ivander saat ia telah keluar dari kamar mandi

"kamu yakin?" tanya zievanna

"aku yakin, tapi" ucap ivander terputus

"tapi apa?" tanya zievanna

"kamu harus bantu aku" ucap ivander

"bantu apa?" tanya zievanna bingung

"kamu pura-pura jadi pacarku selama enam bulan" ucap ivander

"hah? kenapa? tapi kalau dipikir-pikir bukannya ini semua karena kesalahan kamu? kenapa harus aku yang minta tolong sama kamu?" tanya zievanna

"aku nggak bakalan ngelakuin itu jika kamu tidak mencium aku deluan, ya jadi ini semua karena kesalahan kamu" ucap ivander

zievanna hanya bisa terdiam, bibirnya seperti tidak bisa terbuka karena terkejut mendengar perkataan ivander barusan

"jadi? kamu mau menerimanya?" tanya ivander

"dasar licik" ucap zievanna

"jadi nggak mau nih? yaudah sih aku juga nggak masalah" ucap ivander

zievanna terus memikirkan hal-hal yang akan terjadi jika ivander tidak bertanggung jawab hingga akhirnya ia memutuskan untuk menerimanya

"iya, aku terima" ucap zievanna

ivander tersenyum miring ketika mendengar penerimaan zievanna

avataravatar
Next chapter