9 9. Berita Duka

"Apa dia benar-benar ada di daftar penumpang?"tanya Alaric kepada rekannya.

Rekannya tersebut mengangguk menunjukkan daftar penumpang pesawat yang terdapat nama Rosea Angelinedave. Alaric dan Darren terus mengeluarkan air matanya dan berusaha menguatkan hatinya sebagai bekal nanti malam. Rencananya Alaric dan Darren akan pergi ke Jerman dan memberitahu langsung mengenai tragedi tersebut kepada kedua orang tuanya dan orang tua Rosea. Keduanya saja masih belum dapat menerima kenyataan,bagaimana caranya mereka harus mengabarkan kepada orang tuanya.

Darren melepaskan jasnya merasa gerah. Dia sudah tidak mempedulikan lagi perihal pekerjaannya. Saat ini yang ada di otaknya hanya Rosea. Ini terlalu mendadak,mereka bahkan baru saja menikmati liburan di Bali dan hari ini gadis itu pergi meninggalkannya di Bali juga. Dia memijit pelipisnya yang terasa berdenyut akibat terlalu banyak menangis. Saat ini keduanya tengah berada di ruang VVIP yang berada di bandara untuk menunggu kabar selanjutnya mengenai kecelakaan ini.

"Darren?"panggil Alaric.

Darren mendekati pria tersebut dan duduk tepat disebelahnya. Netra coklat terang milik Darren menangkap sebuah gambar yang menunjukkan barang-barang milik Rosea. Bahkan ada sebuah pakaian pemberiannya yang hampir hangus terbakar.

"Dia benar-benar pergi,"lirih Alaric. Peia itu sudah tak sanggup lagi berbicara dan berdiri. Seseorang yang ia cintai sejak umur 5 tahun itu pergi begitu saja. Gadis yang menyadari kehadian Darren dan Alaric saat usianya 5 tahun pergi lenyap bersamaa lautan.

"Bagaimana aku bisa menjalani hidup setelah ini?"tanya Alaric dengan suara yang terlihat mengenaskan.

Darren menghela nafasnya,dia juga tidak tau bagaimana harus bangkit setelah kejadian ini. Rosea berpengaruh sangat besar dalam kehidupannya dan Alaric. Jika saja tidak ada gadis itu,mungkin dirinya dan Alaric sudah menjadi pria nakal yang sedang balapan dijalanan. Tetapi berkat omelan yang didapatnya dari Rosea,keduanya berjalan dengan lurus hingga menuju kesuksesannya masing-masing.

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan pintu membuat keduanya menoleh. Di ambang pintu terdapat Claire dengan rok span berwarna hitam dan kemeja birunya. Gadis itu selalu sopan dalam berpakaian membuat Alaric dan Darren cukup salut kepadanya. Disaat gadis lain berlomba-lomba untuk memberikan kesan seksi kepada keduanya,tetapi tidak dengan Claire. Dia berbeda,itulah mengapa Claire juga cukup dekat dengan Darren meskipun belum dekat dengan Rosea.

"Anda harus bersiap untuk keberangkatan ke Jerman 1 jam lagi,"Claire memberi tahu. Dia membawakan pakaian yang lebih santai untuk Alaric dan meletakkannya di atas meja lalu tersenyum sebelum undur diri. Tetapi baru saja gadis itu sampai di depan pintu,suara Darren membuatnya terhenti.

"Claire? Bisakah saya minta tolong untuk dibawakan pakaian juga?"tanya Darren.

"Dengan senang hati,Sir."jawab Claire lalu benar-benar pergi dibalik pintu.

"Sekarang kau membutuhkan sekretaris Darren,"sindir Alaric saat seharian ini melihat Darren yang kelimpungan.

"Mungkin bisa di pikirkan,"balas Darren.

***

Seorang dokter cantik bernama Tania masuk ke dalam ruangan dimana Alaric dan Darren berada. Claire yang memanggilnya untuk memeriksa keadaan tuannya yang terlihat sedang terpukul karena tragedi tersebut. Karena hal ini pula Claire jadi mengetahui mengenai hubungan tuannya dengan gadis bernama Rosea yang ternyata sangat penting dalam kehidupan Alaric. Claire pikir Rosea hanya salah satu wanita bayaran Alaric mengingat seringnya gadis itu berada di dekat tuannya.

Dokter Tania membungkuk sengaja memperlihatkan payudaranya. Dia mengenakan pakaian dengan belahan dada rendah dibalik jas putihnya.

"Aku sedang tidak ingin bercinta saat ini Tania,kau tidak usah menggodaku."ketus Alaric. Dia sudah paham bahwa dokter pribadinya itu sedang memberikan kode untuk bercinta.

Setelah kehilangan Rosea mungkin Alaric akan impoten mengingat yang mampu membuat gairahnya bangkit hanya gadis itu. Selama dia melakukan hubungan sexual dengan para wanita,hanya Rosea yang ada di pikirannya. Bahkan terkadang wanita itu hanya pelampiasan nafsu yang tidak tertuntaskan bersama gadis itu.

Sepeninggalan Tania,Claire bertanya kepada Alaric perihal Rosea. Pasalnya gadis itu juga akan ikut ke Jerman untuk mendampingi Alaric.

"Kalau saya boleh tau,Mrs. Rosea berada di urutan berapa dalam daftar orang spesial anda,Sir?"tanya Claire.

"Pertama."jawab Alaric membuat Claire sedikit terkejut.

Ketiganya sudah berada di dalam pesawat menuju Jerman. Alaric dan Darren duduk sebelahan lalu Claire duduk dibelakang mereka.

"Apa My Rose benar-benar layu,Darren?"tanya Alaric dengan tatapan mata kosong seakan tak menyiratkan tanda kehidupan.

"Dia tidak ingin diingat sebagai bunga,Alaric."jawab Darren mengingatkan. Keduanya membuka melihat casing hpnya masing-masing yang diberikan oleh Rosea sebagai tali pesahabatan. Kata gadis itu,selagi mereka menggunakan casing pemberiannya,maka keduanya tidak boleh bertengkar di belakang Rosea. Alaric dan Darren kembali mengeluarkan air matanya saat mengingat semua kenangan manis dengan Rosea.

"Siapa yang akan menghabiskan uang kita lagi,Darren?"tanya Alaric.

Darren menggeleng tak tau. Rosea memang hidup sangat sederhana di tengah kekayaannya. Bahkan meskipun memiliki pesawat pribadi,dia lebih mengenakan pesawat umum kelas ekonomi. Rosea senang memperhatikan kehidupan sekitar.

Menghabiskan uang yang Alaric maksud adalah saat Rosea meminta ratusan juta untuk memberikan sumbangan kepada yang tidak mampu. Bahkan gadis itu menjadi donatur terbesar di sebuah panti asuhan. Rosea sungguh gadis dengan paras dan hati yang baik.

***

"Kau duluan yang harus memberi tahu mereka,"Alaric menyenggol lengan Darren agar kakak satu harinya yang memberi tahu berita duka ini.

Keduanya saling sikut satu sama lain karena nyali yang secuil. Mereka membayangkan bagaimana reaksi orang tuanya saat mendengar berita ini,pasti mereka sangat terpukul dan syok lalu menyalahkan Alaric dan Darren karena tidak menjaga Rosea dengan benar.Alaric dan Darren merinding hanya dengan membayangkannya,apalagi Ibu Rosea sedang sakit-sakitan saat ini.

"Bersama saja,"usul Darren yang langsung disetujui oleh Alaric. Claire yang berada dibelakang mereka menatap bingung kepada kedua orang penting di Indonesia itu.

Alaric memegang gagang pintu yang belapis emas tersebut dan mulai membukanya perlahan. Di dalam ternyata keluarga Alaric dan Darren tengah berkumpul,kebetulan sekali. Ngomong-ngomong,keluarga Darren dan Alaric tinggal dalam dua manshion yang berdempetan. Bahkan kolam renang keduanya menyatu. Berbeda dengan keluarga Rosea yang tinggal di seberang manshion keduanya.

"Wow,amazing!"Claire mengagumi keindahan manshion milik kedua keluarga konglomerat tersebut. Bahkan bibirnya sudah terbuka sejak tadi.

"Mom,Alaric pulang."

"Mom,Darren pulang."

Kata keduanya bersamaan.

Nyonya Cashel langsung berlari dan mencubit pinggang Alaric membuat pria itu meringis kesakitan. Pasti ibunya sudah mendengar perihal Alaric yang terciduk bermain dengan seorang wanita bayaran hingga menimbulkan sebuah kehebohan publik beberapa bulan yang lalu.

Berbeda dengan Alaric,Darren justru mendapat perlakuan yang lebih hangat. Nyonya Gale memeluk putra tunggalnya penuh kasih sayang. Bahkan dia mengecup kedua pipi putranya. Darren benar-benar dimanja.

"Ada apa kalian kemari?"tanya Tuan Gale yang tengah duduk menikmati secangkir teh miliknya. Sedangkan Claire undur diri menuju kamar yang telah disiapkan oleh pelayan di sana.

Alaric dan Darren tidak berani duduk,keduanya berdiri sambil menundukkan kepalanya dan saling sikut satu sama lain.

"Ada berita duka,"ujar Darren pelan.

Terlihat Tuan Cashel tengah mencari keberadaan seseorang lalu bertanya,"dimana Rosie?"

Alaric dan Darren menahan tangisnya yang hampir pecah lalu dengan berat hati memberi tahu keluarganya. "My Rose meninggal karena kecelakaan pesawat."

avataravatar
Next chapter