7 CHAPTER 7

- Siapa sebenarnya dia?-

KRING.....!

Bel pulang berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas,ada yang langsung pulang,ada yang masih bertengger di teras kelas, ada yang mampir dulu ke kantin. Tapi kini Syila harus menuruti perintah Via untuk menemaninya di perpustakaan. Ia harus menemani dan menjaga Via dari berangkat sekolah sampai pulang ke rumah dengan selamat tanpa tergores sedikit pun. Itulah janjinya pada mamanya Via tadi pagi.

   Di lain tempat tampak Shandy memilih berdiam di kelasnya sambil menghisap menghembuskan rokoknya, tiba-tiba ia melihat Steaven berjalan melewati kelasnya. Seketika itu emosinya menarik. Ia mematikan rokoknya dengan sekali injakan sepatu nya dan

  BUGHHHH....!!! tonjokan mendarat sempurna di perut steaven

  "Lo ngapain pindah ke sekolah gue hah?" bentak Shandy menarik kerah baju Steaven

"Bang Shandy...."sahut Stiv pelan dengan memegangi perutnya

"Gu...gue di suruh nyokap kesini" tambahnya lagi

"Jangan pernah manggil gue dengan sebutan itu, gue nggak sudi!" timpal Shandy emosi

"Kenapa,kita kan saudara" bantah Stiv

"Gue nggak sudi saudaraan sama lo!" ujar Shandy melayang kan pukulannya ke wajah Stiv

Tiba-tiba Via dan Syila berlari dari koridor perpustakaan menghampiri mereka

"Heh, maksud lo apa mukulin temen gue?" sahut Via berdiri di depan Stiv

"Lo nggak usah ikut campur minggir!" sahut Shandy mendorong Via sampai terjatuh terperosok ke lantai

"Lo jangan kasar dong sama cewek!" ujar Stiv menegakkan badannya dan membusungkan dadanya menantang

"Lo berani sama gue hah?!" sahut Shandy mendongak

"Sekalipun lo abang gue ,kalo Lo kayak gini gue nggak takut sama lo!'' bantah Stiv

"Abang..??" sahut Syila dan Via pelan bertatapan

 Tiba-tiba dari ujung koridor perpustakaan tampak Lutfi, Varel ,Vito berlari menghampiri dan melerai perseteruan ini

"Eh, bos udah bos ...'' sahut Lutfi memegangi ke dua lengan Shandy, dan Vito memegangi bahu Stiv menariknya menjauh dari Shandy

"Ini ada apaan kenapa mereka tiba-tiba berantem?" tanya Varel

"Gu...gue nggak tahu, tiba-tiba pas gue udah sampai sini mereka udah adu pukul gitu" cicit Syila

"Lo kenal sama dia?" tanya Via bertanya pada Stiv

Melihat pelototan tajam mata singa Shandy, Stiv akhirnya bilang

''Nggak ,gue nggak kenal"

"Terus kenapa Lo main pukul sama Stiv, dia anak baru disini. Jangan fikir kita adik kelas lo, terus lo bisa seenaknya . Mau jadi jagoan lo?" timpal Via lagi

Bukanya menjawab, Shandy langsung berlalu pergi menjauh dari Via dan Syila. Fito,Varel,Lutfi membuntutinya dari belakang

"Dasar berandalan!" teriak Via memandang  punggung Shandy yang semakin jauh

     *********************

 Di rumah Vito, rumah yang biasa jadi beskem perkumpulan mereka nongkrong. Dari perjalanan pulang sampai di rumah Vito muka Shandy terlihat tak enak di lihat mata, murung,emosi

"Ternyata anak baru itu saudara tiri lo Shan" sahut Varel menaruhkan beberapa cola dan Snack di meja

"Gue fikir siapa gitu, ada anak baru blesteran . Wewe malah saudara lo sendiri" tambah Vito

"Tahun lalu, nyokap mindahin dia ke Amerika, terus saat nyokap ada proyek di Bandung  dia ngikut juga" sahut Shandy angkat bicara

"Terus nyokap Lo pindah ke Jakarta dia ngikut juga?" tanya Lutfi

"Udah tau nanya, nggak usah mancing emosi deh loh!" bentak Shandy

"Oh,, oke" timpal Lutfi pelan

"Kesayangan nyokap banget ya tuh bocah" sahut Lutfi keceplosan. Lalu kakinya di injak oleh Varel. Mendengar ucapan Lutfi, Shandy hanya pasrah tak membalas.  Well, memang benar sejak papanya meninggalkan 13 tahun yang lalu,dan  kemudian mamanya tiba-tiba menikahi seorang duda asal Amerika yang merupakan ayah Stiv yang merupakan papa tirinya itu. 2 tahun kemudian papa tirinya juga meninggal dunia karena kecelakaan pesawat . Semenjak itu mamanya lebih menyayangi dan selalu mendahulukan Stiv dari pada dirinya. Mengingat masa lalu itu membuat batinnya sakit. Kepalanya pening.

"Emang gimana sih tuh anak kok bisa selalu ngitut terus sama nyokap lo, sementara lo yang anak kandungnya malah nggak di ajak. kaya nggak di anggap gitu?" tanya Zidan mulai penasaran

"Lo kalo nanya pakai perasaan, punya otak nggak sih?" sahut Varel memukul lengan Zidan

"Sudah nggak papa, emang kenyataannya gitu. Lo beneran mau tahu gimana gue dulu?" tanya Shandy

" Yaa kalo lo mau cerita, kalau nggak mah nggak papa, sorry bos gue nggak maksud mau nyinggung lo" cicit Zidan mulai panik melihat tatapan mata Shandy yang kelihatan ingin menerkamnya

"Jadi tuh dulu.........."

15 tahun Yang lalu.....

Nicoles Justin hermanyah. seorang pengusaha muda. International businesmen. Sangat Kaya dengan omset kekayaannya terbesar di negara negara tetangga.Kekayaan terbesar nya yang ia jalankan waktu itu berada di London dan Tiongkok juga singapura. Karena sudah merasa mapan ia menikahi  seorang gadis yang berkependudukan asal Inggris. Yang bernama Christina Rivera yang kemudian namanya di tambah Hermanyah di belakangnya. Karena sudah menjadi Nyonya Hermanyah.

Kemudian pada tahun 1997 lahir lah putra pertamanya .

"Ini akan menjadi pewaris perusahaan perusahaan ku nanti" ujar Justin

"Nggantengnya putra kita ya mas, hidungnya mancung mirip kamu" tukas Vera menimang bayi mungilnya

"Mau kita beri nama siapa bayi ini?" tanya Justin

"gimana kalau Shandy Satria" usul Vera

"Dan belakangnya di tambah Hermansyah,biar tambah keren" sambung Justin

"Boleh, bagus juga" ujar Vera mengulas senyumnya

"Kita akan membesarkan anak ini dan menyekolahkanya sampai tinggi nanti" tambah Vera

 Belum sampai usia remaja, Shandy saat itu masih berumur 9 tahun. Papanya meninggalkannya, Justin meninggal dunia karena telah lama mengidap penyakit kanker paru-paru dan sudah stadium akhir, alat bantuan Medis sudah tidak dapat mempertahankan nyawanya Justin tutup usia saat umur 52 tahun. Rivera mengasuh dan membesarkan Shandy dengan bantuan asisten rumah tangga, karena ia harus sibuk mengurusi perusahaan perusahaan peninggalan Justin. Pada tahun 2010 ia pulang ke Jakarta, rumah ibunya. Bersama ibunya Rivera mengurus Shandy bersama-sama. Saat berada di Indonesia, ia tidak lupa untuk menjenguk rumah sahabatnya semasa kuliah,yang ada di Bandung Monica ayu laraswati yang sudah menikah dengan pemuda Amerika dan mempunyai 1 anak 1 tahun lebih muda dari putranya itu sedang menunggu Rivera di teras rumahnya.

"Hai Monic, apa kabar...? " sahut Rivera turun dari mobilnya

"Halo Vera, kangen banget sama kamu " timpal Monic memeluk sahabatnya itu

"Gimana kamu sekarang, suamimu mana? " tanya Vera beranjak duduk

"Ada tugas diluar negeri biasa " sahut Monic

"Ouhh, terus mana anakmu...? " tanya Vera lagi

"Ada didalam, tunggu bentar aku panggilin Steaven, Stiv sayang...! "  panggil Monic mencari anaknya didalam

"Iya...Ma " sahut suara anak kecil dari dalam

"Ngganteng sekali kamu " tukas Vera mencubit pipi Steaven

"Ya udah ma, aku pergi ke rumah temen dulu ya,mau main " timpal Steaven

"Hati hati ya " sahut Monic mengusap kepalanya lembut

"Gimana kamu sekarang,kepikiran buat nikah lagi nggak..? " tanya Monic menggoda Vera

"Belum kepikiran buat kesitu ah,aku fokus ngurus Shandy dulu " jawab Vera

"Ohh ya mana Shandy, nggak diajak kesini? " tanya Monic

"Dia ada tadi,tapi pas diajak kesini dia lagi main PlayStation sama temannya,lain kali deh aku ajak main kesini " jawab Vera

Monic & Vera adalah teman seperjuangan semasa kuliah ,bahkan bisa dibilang seperti saudara sendiri, Vera sudah menganggap Monic seperti adiknya sendiri begitu juga Vera. Persahabatan mereka terpisahkan karena kecelakaan mobil yang merenggut banyak kebahagiaan sampai saat ini.

avataravatar
Next chapter