3 0. Prolog

0. Prolog

Silau cahaya matahari membuatku terusik, seulas senyum tercipta di bibirku. Saat teringat kata sakral yang Chandra ucapkan.

"Saya terima Nikah dan kawinnya, Cantika Dewi Prayoga dengan mas kawin seperangkat alat sholat di bayar tunai!"

Sudah satu tahun berlalu, tapi aku masih belum menyangka jika laki-laki yang dulu sangat ku benci, akhirnya menjadi suamiku. Suami yang sangat aku cintai, dan hal yang tak ku sangka adalah, kini aku telah menjadi seorang istri, istri dari Chandra Reyhandi.

Aku masih ingat, saat bagaimana kita dulu saling membenci satu sama lain. Ku tatap wajah tampan suamiku, tanganku bergerak menelusuri tiap lekuk wajahnya. Matanya yang selalu menatapku penuh cinta, hidung mancungnya yang membuatnya semakin tampan, rahangnya yang tegas saat cemburu, lesung pipinya yang selalu membuatku tak pernah bosan untuk melihat suamiku, dan bibir tebalnya yang tak pernah henti mengucapkan kata cinta setiap hari.

Gerakan tanganku terhenti saat chandra menahannya, "Mau godain aku?" ucapnya.

Aku mendengus mendengarnya, Chandra dan segala sifat mesumnya. "Tolong ya kak! Pagi-pagi ga usah mesum" kataku.

Bisa ku rasakan Chandra memeluk erat tubuhku, menempatkan dagunya di perpotongan leherku. Hembusan nafasnya membuat bulu kudukku merinding, terlebih dengan kondisi tubuh kami yang polos tanpa sehelai benang apapun.

"Kak! Jangan mulai deh, udah siang ini kamu harus ke kantor nanti kesiangan"

"Aku yang punya perusahaan, jadi aku bebas masuk kantor kapan auw! Yangg sakit!" keluhnya, aku memang sengaja mencubit pinggangnya.

"Makanya ga usah sombong! Udah mending pilih, mau bangun sendiri atau aku tendang?" ancamku.

Tapi bukan chandra namanya jika dia tidak bisa merealisasikan apa yang dia mau, dengan tanpa ku duga chandra membalik tubuhku. Membuatku terkurung dalam kungkungannya,"Kayanya, olah raga pagi bagus buat kesehatan"

Chandra mengedipkan matanya genit, aku tau arti tatapan itu. 'Mampus! Alamat di gempur lagi badan gue' batinku.

Saat Chandra akan menciumku, dengan gerakan super cepat aku mendorong tubuhnya sampai dia terjungkal di lantai.

Bugh

"Mahsyaallah! Tenaga bini gue sebelas dua belas sama tenaga banteng, bokong gue sakit anjir"

Aku terkikik geli mendengar omelan Chandra, dengan tanpa rasa iba. Aku bangkit dari kasur setelah melilit tubuhku dengan selimut, "Aku udah kasih kamu pilihan ya kak, jadi jangan salahin aku" ucapku.

"Ya jangan di dorong juga yangg, sakit ini. Tega kamu sama suami maen asal jorokin aja"

"Salah sendiri! Udah ah aku mau siap-siap dulu. Kamu mandi, abis itu sarapan!"

"Mau di mandiin!"

"Ga! Kakak udah bukan bocah lagi, kaki masih ada tangan masih fungsi. Gunain sebelum ga bisa di gunain" balasku.

"Astagfirullah! Mulut kamu rasanya pengen aku cium deh yangg. Serius, gemes aku liat kamu ngomel jadi pengen mantep-mantep"

Bughhh

"Astagfirullah!! Ade aku kenapa kamu tendang!"

"Makanya ga usah mesum! Heran gue, kenapa bisa punya lagi mesumnya nauzubilah" keluhku, dan kemudian masuk ke dalam kamar mandi.

Seperti itulah suamiku, sangat manja, possesive dan sangat mesum! Dan sayangnya, si mesum itu adalah pria yang aku cintai.

avataravatar
Next chapter