37 Parasit

Pagi ini disambut matahari hangat dengan suasana ceria.

"Kau dengar apa kata pak kepala tim?" Tanya Suzu melemparkan tubuhnya di ranjang Chi.

"Apa yang dia katakan?" Chi bertanya karena memang dia tidak tahu.

"Ah, kau tidak mendengarnya ya, kemana kau kemarin?" Ujar Suzuki heran. "Semua orang mendengar pujian itu dan merasa iri padamu tau!"

"Masa sih!" Chi tertawa kecil sambil merapikan pakaiannya.

Suzu bangkit dari kasur, dia duduk di tepi ranjang Chi, meraih satu benda di meja rias dengan tangan yang menjangkau panjang, dia mengambil lip balm dengan wangi Cherry.

"Pak kepala tim memujimu, sepertinya kau orang pertama yang akan dia rekrut setelah kita lulus nanti.." ujar suzu sambil memoles bibirnya yang pink merekah itu.

Chi menatap bayangan diri di cermin, memastikan kalau kemeja dan rok span yang ia kenakan sudah rapi.

"Tentu saja, soalnya hanya aku yang bekerja dengan sungguh sungguh.." lirih Chi dengan wajah bangga. "Selain aku lalu siapa lagi, kau sendiri putri pemilik gedung itu!" 

Suzu menoleh. "Jangan katakan itu di kantor ya!" Pintanya.

"Kau tenang saja, rahasia mu aman kok!"

"Ah.. Chi ku memang bisa di andalkan deh!" Ujar suzu memeluk hangat sahabatnya itu.

"Kau tak takut pakaianmu kusut?" Tanya Chi heran, setelah berpakaian rapi Suzuki dengan tenang berguling guling di kasur, memeluk dirinya erat, sementara Chi harus memeriksa penampilannya beberapa kali supaya rapi dan enak di lihat.

"Aku tak usah mengkhawatirkan pakaianku, aku bisa memanggil orang untuk membawakan baju ganti.." ujar suzu mencibir.

"Ah, luar biasa ya nona willady.." ujar Chi mengejek dengan senyuman manis.

"Kita sarapan yuk." Ajak Suzu.

Temannya itu segera mengangguk. Mereka berdua keluar kamar yang berada di lantai atas, keduanya menapaki anak tangga, menuju ruang makan.

"Menjelang akhir masa masa praktek, kita harus memberi kesan yang baik. Jadi sebaiknya kau kurangi nonton drama dan streaming artis Korea ya!" Pinta Chi mengingatkan sahabatnya itu.

"Ah, kau tahu saja dengan pekerjaanku.."

"Sebenarnya semua juga tahu kalau kau tak pernah menyelesaikan tugasmu, hanya saja mereka tak enak menegur mu.."

"Hah?" Suzu terkejut mendengar ucapan Chi barusan. "Kenapa mereka tak enak menegurku, tidak ada yang tahu aku putra pak Willady kan?"

Chi menghela nafas panjang. "Seharusnya sih tidak ada yang tahu, tapi kau terlalu mencolok di kantor."

"Mencolok bagaimana?" Tanya Suzu heran.

"Jelas lah, kau bisa mendatangkan chef bintang lima saat katering makan siang di kantor tak sesuai selera mu, kau juga bisa mengganti pakaian kapanpun saat kau merasa tak nyaman." Chi hanya mengingatkan beberapa kejadian janggal di kantor yang membuat orang orang tak berani mengusik Suzu, jangankan mengusik, mereka bahkan tak berani menatap wajah cantik Suzu, apa mungkin gadis ini putra presiden atau kepala intelejen negara!

"Padahal aku memanggil chef agar kita bisa makan siang dengan lezat loh, aku memikirkan kalian semua saat itu. Agar kita tidak perlu menikmati menu makanan selama berbulan bulan dengan jadwal itu lagi itu lagi! Sesekali kan harus refreshing dong!" Ujar suzu beralibi.

"Kau tak salah sih, hanya sedikit berlebihan saja ko.." lirih Chi tak bisa menyanggah ucapan Suzu.

"Lalu perihal pakaian, aku harus mengganti kemejaku karena terkena saos pizza, itu sangat tidak nyaman kan!"

"Ya sih, tapi kau memanggil manager store ternama yang semua orang tahu siapa dia dari media. Siapa yang tidak akan berpikir kalau kau bukan orang penting atau orang hebat!"

"Ya ampun, aku seharusnya memikirkan semua itu, aku jadi menyesal.." lirih Suzu dengan wajah nya yang terlihat 0,09 persen penyesalan.

Mereka sudah tiba di lantai bawah, menuju ke ruang makan. Tapi masih ada dua anak tangga terakhir dan suara pekikan di bawah sana mengejutkan keduanya.

"Sudah kubilang! AKU TIDAK MAU!" Suzu melongo, dia menoleh pada wajah datar Chi.

"Kau dengar itu, dia membuat masalah sepagi ini!" Seru gadis dengan mata sipit itu, dia mengangkat kedua tangan dengan ekspresi wajah tak percaya. "Jujur ya.. aku sekarang lelah mendengar ocehan nya yang manja!" Gerutu Suzu menurunkan tangan, dia bertolak pinggang dengan hembusan nafas jengkel yang menerbangkan sebagian poni di dahinya.

"Baw keluar semua ini! Aku tidak mau makan muntahan kucing! Aku tidak butuh obat obatan ini!" Suara Abra yang berteriak dari dalam kamar terdengar jelas dari anak tangga. Dimana kamar pria itu ada di sebelah tangga pas.

"Seharusnya mami dan papi m mbawa dia ke sebuah Vila di pantai atau di pegunungan, jauh dari hiruk pikuk kehidupan!" Jengkel Suzu.

Chi hanya tertawa mendengar ucapan Suzu, bisa jadi itu terdengar kasar dan menyebalkan, tapi Chi percaya kalau Suzu begitu mencintai kakak laki lakinya itu.

"Kau mau lihat ka abra sebentar?" Tanya Chi pada akhirnya.

"Aku sangat lapar Chi, sepertinya aku lebih butuh asupan kalori pagi ini.." ujar Suzu dengan wajah malas. "Tapi kalau sebentar saja aku rasa tak masalah.." Chi tahu itu. Suzu terlalu jatuh cinta pada abangnya itu.

Keduanya kembali menuruni anak tangga, mengintip dari cela pintu dimana si asisten pribadi yang merawat Abra sedang diomeli.

Pria itu terlihat begitu marah di kursi roda, dia memalingkan wajahnya sementara wanita paruh baya itu hanya diam saja dengan tangan gemetar memegang baki kayu.

Prang!

Tangan Abra melemparkan satu olahan makanan dari atas baki, si asisten mencoba menghindar dari lemparan asal pria itu.

Prang! Byuur..

Hah!

Suzu membulatkan mata tak percaya melihat benda cair kenyal dengan warna pink itu mendarat tepat di pakaian Chi, menyisakan noda basah dan lengket juga bau amis.

"Iyaw.. apa ini?" Tanya Suzu pada si asisten, makanan yang aneh.

"Itu milkshake oat dan buah nona.."

"Ah.." wajah jijik Suzu mencoba mengerti dengan menu makanan sehat untuk kakak laki lakinya itu, tapi masalahnya. Makanan sehat ini salah sasaran.

Chi melongo dengan apa yang dia dapatkan, menu sarapan di atas kemejanya dan mulai turun perlahan, menetes di ujung rok span, terjatuh di punggung kaki yang mengenakan sandal berbahan flace.

"Oh my good Chi.." lirih Suzu prihatin. Dia melirik ke arah kakaknya Abra yang sudah membuat kegaduhan sepagi ini.

"Ka, lihat apa yang kau lakukan, kau bisa mengatakan dengan santai kalau kau ingin menu makanan mu di ganti! Lihat ini!" Tunjuk suzu jengkel ke arah Chi, dia benar benar kesal dengan kekonyolan Abra.

"Cepat minta maaf padanya!" Pinta Suzu memaksa.

Abra menatap wajah Chi sebelum bibirnya terbuka dan mengeluarkan kalimat 'manis'.

Chi mencoba menarik senyuman meski dia merasa terganggu dengan makanan aneh di pakaiannya ini.

"Aku tidak apa ap---"

"Siapa suruh dia masuk ke kamarku! Aku tak butuh seorang parasit!"

Kalimat Chi terpotong dengan suara berat Abra yang meninggalkan seringai sinis padanya.

What, parasit?

****

Hay otor disini..

untuk judul :

a. My playboy boyfriend

b. antara Cinta atau uang

akan update seminggu sekali, sampai nanti di bulan Februari baru update setiap hari..

karena sekarang otor akan mengerjakan 2 judul lain hingga tamat:

1. bukan salah jodoh

2. bukan cinta yang salah/ akan ganti judul (my perfect CEO)..

maka dari itu aku mohon kerja samanya dengan..

tetap beri komentar positif dan tinggalkan review agar otor tetap semangat..

oiya minta batu kuasa nya untuk judul

1.Bukan salah Jodoh

2. Bukan cinta yang salah agar bisa masuk rank!

satu lagi, otor mohon.. bantuannya untuk membeli hak istimewa dua judul itu (1&2), hanya seharga 1 koin saja, agar novel otor bisa dpt slot promosi di wn..

tenang saja, untuk novel ini sudah diproses kontrak jadi pasti akan otor kerjakan sampai tamat.. terima kasih

avataravatar
Next chapter