2 ▪️two▪️

#2."Ada orang yg lebih berharga dari sahabat. Yaitu sainganmu, karena dia akan membuatmu berkembang"

Setelah menyelesaikan hukuman,Nia datang ke anak SMP tengil itu sekolah.

Nia datang dengan gayanya tampak tomboy,rambut yang dikucir dan poni sampingnya.

Nia memasang wajah yang sangat kesal.menunggu didepang gerbang sekolah.

"Aric,hari ini kamu hebat"ucap teman gendut yang memuji perbuatan aic hari ini.

"Apakah Daisy menerimanya?"tanya teman sebelahnya.

"Mana mungkin dia menolakku."jawab aric sambil membetulkan kacamata yang dipakainya.

"Kudengar kau berkelahi dengan perempuan SMA sana?"sambung teman gemuknya.

"Ah,anak lelaki kelahi itu masalah biasa."jawab aric dengan menepuk bahu teman gemuknya.

"Heh,bocah tengil."panggil Nia dari samping pintu gerbang.

Teman-teman alaric bertaburan pergi.hingga tinggallah mereka berdua.

"Kau menghancurkan mimpiku menjadi penyanyi terkenal,dasar anak tidak berguna kau."ucap Nia kasar.

"Hah,apa penyanyi,kau sangat tidak pantas."jawab aric sambil menatap wajah Nia.

"Apakah kau tidak ada kaca dirumah?"tanya aric sambil tertawa.

"Apa,kau bilang apa,dasar kau ini"ucap Nia sambil berkacak pinggang.

"Kudengar ibumu seorang wanita simpanan.bagaimana dia melahirkan seorang anak tidak berguna sepertimu."ucap Nia dengan tangan disaku roknya.

"Aku permisi"ucap aric langsung berjalan meninggalkan Nia.

"Ya,apakah aku salah ngomong"tanya Nia kepada dirinya sendiri sambil memegang mulutnya.

Alaric bergegas kembali kerumah,dia mencerna apa yang Nia katakan tadi.dia tidak percaya perempuan itu mengatakannya seperti itu.

Ketika sampai dirumah seorang dari kepolisian datang kerumah aric.

Melihatnya aric sangat terkejut.

"Ah,permisi,aku dari kepolisian,apakah ibumu ada dirumah?"tanya pak polisi itu.

"Ibuku biasanya ada dirumah."jawab aric heran.

"Mau apalagi kau kesini?"tanya ibu aric langsung menarik aric.

"Aku ingin berbicara sebentar saja."ucap pak polisi itu.

"Masuklah.aric kamu pergi bersihkan diri dulu kemudian makan."ucap ibu aric mempersilahkan pak polisi itu masuk dan menyuruh aric beristirahat.

Aric menuruti perkataan ibunya.padahal aric baru ingin menanyakan kebenaran yang dikatakan oleh nia tadi.

"Begini,aku memohon padamu jadilah saksi dari pembunuhan siswi SMA ini"ucap pak polisi itu.

"Tidak,aku tidak akan mengancam keselamatan keluargaku sendiri."ucap ibu aric dengan tegas.

"Baiklah,kumohon pertimbangkanlah lagi."sambung pak polisi itu menyodorkan file diatas meja.

"Ketika kau berubah pikiran hubungi aku.aku akan membantu menjaga keselamatan keluargamu,percayalah."ucap pak polisi memberikan kartu namanya,kemudian pamit dari rumah alaric.

Ibu aric tidak sadar padahal alaric sedang mengintip disebalik pintu.

Setelah polisi itu keluar.alaric keluar dari kamarnya dan membuatkan ibunya susu cokelat hangat.

Ketika itu ibunya sedang mandi,aric masuk kekamar ibunya melihat file itu.

File itu berisikan foto-foto siswi SMA yang terbunuh dengan keji.aric melihat keseluruhan file itu.aric sangat terkejut.aric mendengar ibunya selesai mandi.aric bergegas menyimpan file itu,dan keluar dari kamar ibunya.dan langsung kedapur.

"Bagaimana itu terjadi,itu sangat menakutkan"ucap aric sambil memegang susu cokelat hangat.

"Ibuuu,ini unukmu."ucap aric spontan berlari membawa segelas susu cokelat hangat.

"Ibu,aku ingin menanyakan sesuatu"ucap aric.

"Hmm,katakan"jawab ibu aric.

"Apakah ayah benar-benar sudah meninggal?"tanya aric.ibunya berhenti dan duduk dikursi bersama aric.

"Hmm,ayahmu meninggal dikarenakan sakit keras."jawab ibu aric sambil menatap aric.

"Baiklah."sambung aric.

"Kamu jangan terlalu memikirkan orang yang membicarakan hal buruk tentang ibu.ibukan tidak seperti itu."ucap ibu aric sambil mengusap kepala aric dan tersenyum.

Aric meninggalkan ibunya dan langsung masuk kekamar dan beristirahat.

Ibu aric kembali kekamar dan melihat dari kepolisian tadi.

"Astaga,ini sangat keji"ucap ibu aric sambil menutup mulutnya ketika melihat foto-foto itu.

"Baiklah aku akan bersaksi."ucap ibu aric langsung menghubungi kepolisian.

Pak polisi yang datang tadi sangat berterima kasih dia berjanji akan menjaga keluarga dari saksi tersebut.

Keesokkan harinya,Nia berlari kecil pergi kesekolah.nia sedikit terlambat.tiba-tiba turunlah hujan yang sangat deras.

Nia tidak membawa apa-apa kecuali tas sekolahnya.

"Hah,kenapa mendadak hujan,aku belum sampai kesekolah ini."ucap Nia sambil menjinjing tasnya diatas kepala.

Nia berlari kecil,Nia tidak sadar kalau tali sepatunya itu tidak diikat dengan benar.

Tiba-tiba Nia tersungkur.

"Aaawww"ucap Nia sambil memicit kakinya.

Datanglah seorang lelaki memayungi Nia dari hujan deras.nia tidak melihat jelas siapa lelaki itu.kemudian dia mendongakkan kepala ternyata anak SMP tengil yang semalam dia hujan dengan perkataan yang kasar.

Nia terkejut.

"Kau tidak apa-apa?"tanya aric membantu Nia berdiri.

"Hmm"jawab Nia menatap aric.

"Pegang payung ini,kau harus mengikat sepatumu dengan benar."ucap aric menunduk mengikatkan tali sepatu nia.

Sontak Nia yang memegang payung terkejut dan menatap lekat wajah aric.nia tidak mengenalnya.

"Kau,ibuku bilang dia bukan wanita seperti itu.dia sangat bersyukur melahirkan ku kedunia walaupun sesekali dunia ini kejam terhadapnya."

Ucap aric berdiri sambil menatap wajah Nia.

"Aku harus pergi,selamat tinggal."sambung aric langsung meninggalkan nia,aric memberikan payung kepada Nia sedangkan dirinya tidak memakai payung dan berlari dalam hujan.

"Kauu"teriak nia ingin memberhentikan aric tapi aric sudah berlari terlebih dahulu.

"Aku bahkan belum berterima kasih,dan juga minta maaf padamu."ucap Nia pelan sambil menatap hujan yang sangat deras.

"Aku berharap kita bertemu lagi."teriak nia.

Nia pun melanjutkan perjalanan nya kesekolah.disekolah Nia mencerna perbuatan yang dilakukan anak lelaki SMP itu padanya.

Nia memandang keluar jendela.selepas pulang dari sekolah Nia berkeliling untuk bertanya nama lelaki SMP itu.

"Sya,aku mau nanya?"tanya nia.

"Kalau boleh tau nama anak SMP yang datang waktu itu untuk Mak lampir itu siapa ya?"sambung Nia heran.

"Oh,orang manggilnya aric aja."jawab tasya.

"Oh,aric.okdeh terimakasih."ucap Nia tersenyum langsung meninggalkan Tasya.

Dijalan pulang Nia memegan payung yang diberikan aric tadi.

"Aric,aric."ucap Nia menyebutkan nama lelaki itu sambil memainkan payungnya.

"Ah baiklah,tidak terlalu buruk."sambung Nia sambil tersenyum.

Malam pun datang,sebelum pulang aric singgah ke supermarket untuk membeli cemilan.

Hari ini dia akan menonton film bersama dirumah bersama ibunya.

Setelah sampai dirumah,aric melihat rumahnya begitu gelap.aric bergegas berlari masuk kerumah.betapa terkejutnya aric melihat rumahnya berantakkan,pecahan kaca.

Aric bergegas masuk kekamar ibunya,seperti tersambar petir ibunya tergeletak dilantai.

"Ibu,ibu."ucap aric memegang wajah ibunya yang luka.

"Arriic"panggil ibu aric masih sadar.

"Pergi selamatkan dirimu,pergilah."ibu aric sedikit mendorong aric.

"Aku tidak akan meninggalkan ibu."ucap aric langsung menangis.

"Ibu mohon turuti saja."ucap ibu aric.

"Dia kesini,sembunyilah dibawah meja sana,dengarkan ibu jangan berkata apapun."sambung ibu aric.

Aric menuruti perintah ibunya,aric menutup mulutnya dan dan diam dibawah meja.seorang pria memakai serba hitam dan topi serta masker memasuki kamar ibunya.

"Heh,kau sembunyikan dimana anakmu?"tanya pria itu sambil menendang badan ibu aric.

"Aaah,aaaku tiidaak tau"jawab ibu aric.

Pria itu mulai mencari keberadaan aric.dia mencari keseluruh ruangan tapi tidak ditemukan aric.

Ketika pria itu berjalan ketempat aric bersembunyi.

Ibu aric menghentikan dengan menarik kaki pria itu.

Kemudian pria itu mengeluarkan pistol dan menembak ibu aric dari belakang.

Aric yang melihat ibunya sudah tidak bernyawa menangis sambil menahan mulutnya.

Setelah melihat pria itu keluar.aric langsung mencari kartu nama polisi yang datang waktu itu.kemudian aric berlari meninggalkan rumah.

Hujan yang deras datang menambah kedinginan.

Aric tidak punya tujuan kecuali kesekolah Daisy karena tempat itu sangat dekat dengan rumahnya.

"Ibuuuuuuuuuu"teriak aric sambil berlari menuju kesekolah itu.dan bersembunyi dikelas.

"Halo,pak aku tidak menemukan anaknya."ucap pria itu ditelepon.

"Aku tau,cari dia disekolahnya"jawab seseorang diseberang telepon.

Pria itu mengejar dan mencari aric.

Ketika aric sudah dikelas aric mulai menelpon kartu nama tersebut.

Tidak diangkat sama sekali.

Disisi lain tak hanya aric disekolah itu Nia juga ada disekolah itu.nia sedang berlatih bernyanyi untuk mempersiapkan Audisi yang akan diikutinya.

Nia bernyanyi dan terus bernyanyi diruang radio sekolah.

"Yeahh,aku akan menjadi superstar,supestarr."ucap Nia sambil memegang headsetnya.

Pria hitam itu datang kesekolah.mengecek semua kelas disekolah itu.

Setelah sampai dikelas dimana aric bersembunyi.

Aric hampir tertangkap dan pria hitam itu mengejar aric.

Aric berlari dengan sangat pantas dikoridor bahkan tangga.pria hitam itu masih mengejar aric.aric bersembunyi didekat laboratorium.

Setelah selesai latihan,Nia memutuskan untuk berkemas dan pulang kerumah.

Saat Nia melihat kejendela dia melihat seorang lelaki SMP Nia seperti mengenalnya sedang berada di laboratorium.

Nia menghidupkan mikrofon diseluruh koridor kelas.

"Kepada aric,itu kaukan,aku melihatmu dari sini."ucap Nia lewat mikrofon hampir semua ruang kedengaran.

"Kamu dilaboraturium itu."sambung Nia.

"Jangan bicara,sialll"ucap aric sambil menunduk.

"Jangan bersembunyi,ini sudah malam"ucap nia.

Pria hitam itu datang ke laboratorium,aric bersembunyi sambil memegang botol kaca.

Setelah pria hitam itu membuka pintu dimana aric bersembunyi,aric dengan cepat memukulnya sehingga pria itu terluka dibagian lehernya.

Aric bergegas berlari.

"Aric,aku ingin minta maaf padamu tentang ucapanku kemarin."sambung Nia.

"Apa-apaan ini kau ditangga,jangan berlari ini bukan permainan."sambung Nia melihat aric ditangga.

"Kumohon tutuplah mulutmu"ucap aric sambil berlari.

"Kau ini memang tidak berguna,kenapa kau tidak memberikan aba-aba,kau tidak ingin memaafkanku,dasar sialan."sambung Nia kesal mengucapkan dimikrofon.

"Hah sudahlah aku akan pulang."ucap Nia setelah mematikan mikrofon.

Aric berlari bersembunyi dikelasnya.aric menelpon kembali nomor kepolisian itu.

"Pak,bantu aku kumohon aku anak dari saksi,aku disekolahku."ucap aric ditelepon.

"Aku akan kesana."ucap pak polisi.

"Cepatlah,dia akan membunuhku."ucap aric dengan nafas tidak teratur.

"Jangan menutup telepon."ucap pak polisi itu.

Pria hitam itu terus mencari sebelum memutuskan untuk pergi,Nia bersembunyi dibalik tembok.nia melihat pria hitam tinggi itu dari belakang,lehernya terluka parah.

Nia mengurungkan niatnya untuk menghampiri aric.Nia langsung pulang.

Pria hitam itu langsung melarikan diri ketika mendengar suara mobil polisi.

Pak polisi sampai langsung ketempat dimana aric bersembunyi.

"Nak,ini aku pak William."ucap pak polisi dengan pelan.

"Kamu tidak apa-apakan?"tanya pak polisi

"Tidak apa-apa,tapi ibuku dibunuh pakk."jawab aric sambil menangis.

"Tenanglah,ayo pulang kerumah."ucap pak polisi itu langsung membawa aric pulang kerumah.

Sesampai dirumahnya,terlihat ramai orang didepan rumahnya serta pihak dari kepolisian.

Aric duduk didepan rumahnya bersama pak polisi.

Rasanya seperti mimpi,baru kemarin aric melihat senyum ibunya.

Tidak lagi untuk hari ini.

"Kau ikutlah denganku tinggalah denganku,aku akan menjagamu."ucap pak polisi sambil memegang bahu aric.

"Tidak,aku tidak akan percaya denganmu,kau ingat kau berjanji pada ibuku untuk menjaga kami,sekarang kau lihat bahkan ibuku mati,karena kau."teriak aric sampai kedengaran dikerumanan tetangga.

Aric meninggalkan rumahnya dan hidup sendiri.

Aric memutuskan untuk pergi dimana panti asuhan ingin memberikannya tempat tinggal dan men

Paginya Nia,pergi ke sekolah setelah mendengar,Nia berusaha mencari keberadaan aric tapi Nia tidak bisa menemukannya.

"Hah,maafkan aku sekali lagi."ucap Nia.

"Kemana kau pergi,aku khawatir."sambung Nia dengan rasa cemasnya.

🔹TO BE CONTINUED 🔹

avataravatar
Next chapter