webnovel

Rapat keluarga

Seorang gadis membuka kedua kelopak matanya perlahan. Disertai suara mendesis yang berhasil lolos dari bibir tipisnya. Ia berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya. Setelah merasa jauh lebih baik, Rea mulai mengedarkan pandangan kedua matanya ke sekeliling. Ia merasa asing dengan kamar ini, ditambah bau menyengat berasal dari obat- obat bercampur disinfektan.

"Ah! Ssssshh!" desis Rea sambil mengangkat salah satu tangan yang bebas infus keatas, menyentuh perban yang membebat kepalanya.

"Nona, sudah bangun? sebentar Bibi panggilkan dokter!" ucap bibi Elen.

"Aku ada dimana? Sshhh..." tanya Rea dengan suara serak.

"Anda sedang berada di rumah sakit, Nona mau minum?" tawar bibi Elen setelah menjawab pertanyaan nona mudanya.

"Ya"

Bibi Elen segera menjulurkan salah satu tangannya meraih segelas air putih yang berada di atas meja nakas. Dengan hati- hati ia mendekat sedotan di dalam gelas ke mulut nona mudanya. Agar memudahkan Rea untuk meminum air tersebut. Hal itu disambut baik oleh gadis itu. Ia langsung menghisap air minum melalui sedotan dengan posisi terbaring di atas ranjang.

"Terima kasih, sebenarnya apa yang terjadi padaku?" tanya Rea dengan wajah bingung.

"Sama- sama... Untuk lebih jelasnya, Nona Rea bisa menanyakan langsung pada Tuan Leo." sahut bibi Elen sambil meletakkan gelas yang berada di tangannya ke atas meja.

"Rea? Leo? Siapa mereka?" tanya gadis itu linglung.

"Ah! Nona tidak tahu! Nona tidak sedang bercanda sama Bibi kan?"

Tangan kanan terangkat ke atas ranjang, mencoba menekan tombol pemanggil perawat. Supaya mereka bergegas datang ke kamar untuk memeriksa keadaan nona mudanya. Bibi Elen merasa sangat khawatir setiap Rea terus mendesis kesakitan. Ditambah gadis cantik itu tidak mengingat apa- apa. Disisi lain, ia berharap Tuan dan Nyonya Hansel segera datang.

Sebab bibi Elen takut mengambil keputusan yang salah. Tidak lama kemudian, pintu dibuka lebar oleh seorang dokter muda yang dipercayakan David untuk mengawasi kondisi Rea sementara waktu. Beliau berjalan menghampiri ranjang Rea. Ia tampak melontarkan beberapa pertanyaan sambil memeriksa keadaan gadis itu. Sesekali nona mudanya akan menjawab penuh keyakinan, tetapi sisanya dia hanya akan menggelengkan kepalanya meragu.

Hujan bertambah deras disertai kilat menyambar. Beruntung kamar yang ditempati oleh gadis itu adalah kamar terbaik. Sehingga suara geluduk tidak terdengar hingga ke dalam ruangan. Selesai memeriksakan kondisi pasiennya, dokter muda segera meninggalkan kamar tersebut. Lambat laun Rea mulai terbiasa dengan rasa sakit.

Kemudian gadis muda tersebut memalingkan wajahnya perlahan ke arah jendela. Ia memperhatikan awan di balik jendela begitu gelap. Dalam hati Rea mulai bertanya -tanya, pertanda apakah ini? Dokter muda yang memeriksa segera memberi laporan kepada atasannya, setelah David kembali dari upacara pemakaman. Untuk menghindari kesalahan diagnosis, dokter David segera melakukan pemeriksaaan ulang terhadap salah satu calon anak didiknya.

Ya, Rea lulusan terbaik jurusan kedokteran dan telah menerima gelar sebagai dokter muda berbakat. Secara pribadi David mengangkat Rea sebagai anak didiknya. Namun, naas sebelum bekerja di bawah komando David. Rea mengalami kecelakaan beruntun. Kini gadis cantik itu tengah menjalani CT Scan.

30 menit kemudian hasil CT scan telah keluar. Ternyata benturan keras yang dialami oleh Rea telah melukai dinding otak. Mengakibatkan ia mengalami amnesia. Hasil laporan tersebut langsung diberitahukan kepada Leo dan Eve.

Sehingga keduanya bergegas pergi ke rumah sakit. Dokter David menegaskan gegar otak dapat pulih sekitar dua minggu sampai satu bulan. Namun, untuk pemulihan pada penderita amnesia memakan waktu enam sampai sembilan bulan. Sehingga Rea disarankan untuk banyak istirahat dan menghindari stress.

2 minggu kemudian...

Pihak rumah sakit mengizinkan Rea untuk pulang ke mansion. Ia akan mengalami tahap pemulihan di rumah. Luka yang terdapat pada kepalanya telah mengering. Sesekali Dokter David akan datang ke mansion, melihat perkembangannya.

Disisi lain, Leo berencana memilih pengawal pribadi untuk adik bungsunya. Sehingga ia meminta kedua bawahannya, Julian dan Elger untuk datang ke mansion. Ia akan menanyakan pendapat kedua adiknya yang lain. Mengingat Louis dan Livia masih berada di kediamannya. Ya, Leo memiliki tiga adik perempuan yang cantik.

Mereka adalah Livia Hansel, Louisa Hansel dan terakhir Andrea Hansel. Namun, hanya Andrea yang belum menikah. Sehingga Leo sangat protective kepada adik bungsunya. 30 menit kemudian Elger dan Julian datang, disaat Leo masih membahas tentang pemulihan adiknya dengan Dokter David.

"Ah! sudah lama kita tidak berkumpul, rasanya seperti reuni." celetuk Julian sambil duduk di atas sofa.

"Hm... kau benar, sudah lama sekali." balas David dengan santai.

Walaupun mereka adalah anak buah dari Leo, tetapi pria itu tidak pernah membatasi diri. Ia selalu berkomunikasi baik dengan team pilihannya. Kini, mereka semua memiliki kesibukan masing- masing. Sehingga acara berkumpul seperti ini sudah jarang dilakukan. Ditambah sebagian dari mereka telah berkeluarga.

Tidak lama kemudian Livia Hansel dan suaminya Sam berjalan memasuki ruang tamu. Mereka hanya menunggu Louise turun dari kamarnya. Adik Leo yang satu itu sangat spesial, dia memiliki banyak keahlian. Louisa pernah melatih Rea secara pribadi saat gadis itu berumur belasan. Dengan kata lain Rea pernah tinggal di Jepang selama 3 tahun untuk mengasah kemampuannya.

"Apakah rapatnya sudah dimulai?" tanya Louisa tanpa rasa bersalah karena datang 30 menit lebih lama dari waktu yang ditentukan.

"Duduklah! Kami tidak akan mulai tanpa dirimu." sahut Livia dengan senyuman indahnya.

"Baguslah." balas Louisa acuh tak acuh.

"Kalau tidak memandang Uncle Ritz, aku sudah menjewer telingamu!" celetuk Leo dengan wajah masam.

"Ada atau tidak adanya Ritz, kau selalu kalah debat denganku!" cibir Louisa sambil mengibaskan rambut panjangnya.

"Huft! Dimana Uncle?" tanya Leo tampak mengalihkan pembicaraan.

"Sedangkan melakukan zoom meet di dalam kamar." jawab Louisa.

"Kita mulai saja rapatnya, sebenarnya ini bukan sesuatu yang mendesak, tetapi karena Livia dan Louis berada di sini aku ingin mendengar dari pendapat kalian." terang Leo.

"Mengenai masalah apa?" tanya Livia penuh rasa penasaran.

"Kita semua tahu Theo sudah pergi, dan Rea membutuhkan seseorang yang akan menjaganya setiap saat. Aku ingin kalian membantu memilihkan kandidat terbaik untuk menjaga Rea." sambung Leo dengan wajah serius.

Mungkin selama ini ia selalu mengambil keputusan tanpa persetujuan kedua adiknya. Karena jarak dan waktu membuat Leo lebih dominan. Namun, mencari pengganti Theo bukan perkara mudah baginya. Rea bukanlah gadis lemah seperti kebanyakan. Dia duplikat Louisa dalam hal kemampuan.

Leo ingin mencari seorang pengawal pribadi yang setara dengan adik perempuannya. Oleh karena itu, ia membutuhkan pendapat orang yang berada di sekelilingnya. Karena rasanya tidak mungkin ia memilih ksatrianya yang seumuran dirinya. Setelah mendengar perkataan tuan besarnya, Julian mengeluarkan beberapa berkas yang ia bawa.

Berkas itu dibuka lebar dan diletakan sejajar di atas meja. Setiap berkas berisi foto dan data diri anggota HZL terbaik. Dua puluh orang ini memiliki prestasi tersendiri di bidangnya. Mereka semua prajurit muda berbakat dan genius.

"Apakah mereka menganggur?" tanya Louisa memecah keheningan.

"Tidak! Mereka semua masih berada dalam misi berbeda, sebagian mengambil misi peringkat S dan sisanya peringkat A." sahut Elger.

"Bisa kau urutan mereka semua berdasarkan misi yang sedang jalani saat ini?" tanya Louisa lagi.

"Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Livia merasa heran.

"Tunggu dan lihat, Kita ingin yang terbaik untuk Rea bukan." sahut Louis sambil mengedipkan sebelah matanya kearah kakak perempuannya.

Sebuah tangan menjulur ke depan meraih berkas di atas meja kaca. Julian menuruti perintah nonanya dengan menggeser berkas sesuai misi mereka masing -masing. Seluruh orang yang berada di ruang tamu mulai memeriksa berkas mereka satu- persatu. Hanya Louisa yang tidak berminat menyentuhnya.

"berkas kedua bagian atas dari sini, apa misinya?" tanya Louisa kepada Elger dan Julian disaat saudaranya yang lain sibuk membaca berkas yang mereka ambil.

"Nico Caspari, umur 21 tahun, misi peringkat S! Saat ini ia berada di kota Jenewa, Tugasnya menyelidiki kasus pencurian harta karun di kota itu dan menangkap komplotan gangster yang dicurigai berada di balik layar." sahut Elger tanpa ekspresi.

"Hmm... Bagaimana dengan berkas kelima pada baris yang sama?" tanya Louisa tetap terlihat tenang.

"Kevin Willard, umur 24 tahun, misi peringkat S! Sudah tidak bulan ia dan teamnya menjalani misi ini, untuk menemukan keberadaan putri tuan Kanselir sekaligus memberantas komplotan gangster pindahan dari daerah lain!" jawab Elger.

"Ada berapa orang di dalam teamnya?" tanya Louisa terlihat menimbang sesuatu.

"Semuanya berjumlah tiga orang termasuk Kevin." jawab Julian.

"Sejauh mana perkembangan misinya?" tanya Livia yang mulai tertarik dengan pembicaraan Louis.

"Laporan yang kami terima saat ini, mereka berhasil mendekati putri dari pimpinan komplotan itu. Akan tetapi, masih belum bisa bergabung dengan gangster tersebut. Karena pihak lain sangat ketat dalam merekrut para anggotanya. " sahut Julian sambil menatap nona Hansel.

"Apakah misi itu memiliki batas waktu?" tanya Louis menunjukkan minatnya.

"Tidak ada!" sahut Loe cepat.

"Aku memilihnya untuk menjaga Rea!" putus Louisa menjatuhkan pilihannya.

"Apa yang membuatmu memilihnya?" tanya Leo merasa penasaran.

"Tanpa melihat data dirinya, aku sudah mengetahui bahwa dia yang paling genius! Benar kan? Kalau tidak, ia tidak akan diberikan misi ini! Bagaimanapun misi ini masih ada hubungannya dengan Tuan Kanselir negeri ini!" tandas Louisa terdengat masuk akal.

Leo terdiam mendengar perkataan adik perempuannya. Semua ucapan Louisa adalah sebuah kebenaran. Pemuda itu genius bahkan melebihi dirinya sewaktu muda. Ia harus mengakui Louisa sangat jeli melihat seseorang.

"Apakah ada yang keberatan dengan pilihan Louisa? Kalau aku sedikit ragu- ragu terhadap pemuda itu, entah bisa menjaga Rea atau tidak disaat dia sedang fokus menjalankan misi peringkat S." balas Leo.

"Kita lihat saja dulu, bukannya kita bisa memberinya masa percobaan tiga bulan? Jika ia tidak mampu melewati dua misi sekaligus, turunkan ratingnya! Hapus gelar genius yang dimiliki olehnya!" ucap David sekenanya.

"Oh! aku bersyukur masih ada yang mengerti tujuan aku memilihnya." timpal Louisa sambil tersenyum manis.

"Apa maksud perkataanmu?" tanya Loe merasa bingung dan tidak memahami jalan pikiran adiknya.

"Menurutmu apa arti dari mendapatkan gelar genius?" balas Louisa dengan pertanyaan.

"Seseorang yang memiliki kecerdasan diatas rata- ratarata di bidang intelektual, kreatif dan inovatif. " jawab Leo cepat.

"Dengan kata lain, seorang genius harus mampu menjalankan dua misi sekaligus tanpa gagal sekalipun." sela Louisa terlihat mulai tidak sabaran.

Suasana di ruang tamu mendadak sunyi setelah Louisa mengakhiri perkataannya. Mereka semua tidak menyangka pengamatan gadis itu sangat kritis. Beruntung mereka tidak memiliki masalah apapun dengan Louisa. Nyonya seorang klan yakuza memang berbeda.

Hai semua, mohon maaf cerita ini saya pindahkan ke lapak sebelah ya, bagi yang ingin tahu kelanjutannya bisa mampir ke F

lusy_gunadicreators' thoughts