9 Tawuran

Di kelas, kini proses belajar mengajar begitu kondusif. Mereka mendengarkan sang guru yang tengah menerangkan di depan kelas. Namun, tak berapa lama, terdengar teriakan di koridor yang ternyata anak kelas 12.

Tiba-tiba, kakak kelas itu masuk dengan terburu-buru memanggil para anak-anak yang punya kemampuan untuk bertarung.

"Woy ... siapa pun disini yang jago berantem kita butuh bantuan, sekolah kita diserang anak SMA Persaja. Buruan ... Keburu hancur ini sekolah!"

"Apa?" pekik sang guru saat mendengar teriakan tersebut tepat di telinga lelaki tadi.

"Aduh, Bu. Telinga saya sakit denger teriakan ibu."

"Ya lagian kamu ngapain sih bawa berita begitu segala, saya kaget!"

"Ya saya juga kaget atuh Bu. Heh... Buruan elahhh...."

Anak-anak dikelas pun menjadi begitu ricuh saat mengetahui sekolah mereka sedang di serang. Akhirnya, Faysa dan para sahabatnya berdiri.

Sang kakak kelas pun langsung keluar dan menuruni tangga, beda dengan Fay yang akan langsung meloncat dari lantai dua tanpa aba-aba terlebih dahulu.

"Gila, Fay ... Lu apa apaan?" cegah morgan seraya menarik lengan Faysa dengan keras.

"Lama turun tangga, awas!!" setelah itu. Happ, Faysa pun mendarat dengan sempurna.

"Gila tuh anak!" Batin morgan yang kini tengah menggelengkan kepala nya seraya menatap Faysa.

"Gan, Fay mana?" tanya Cloe.

"Tuh ... dia loncat dari lantai dua."

"Astgjdkdjhfhj gila ... Yang bener lu?"

"Hmm ... "

"Anjirr ... Kenapa kita ga kepikiran juga sih? Ni koridor panjang banget, udah gitu mesti turun tangga juga."

"Iya serasa main ular tangga gue . Sialan!"

"Kita panik!" sahut Rio.

"Buruan susul yang lain buat nyerang."

"Cepetan kita susul Fay!"

Setelah sampai di gerbang mereka melihat Fay yang sedang memasukkan tangannya ke saku celana dengan santai mendekati mereka dengan aura dinginnya.

"Ada keperluan apa nih?"

"Woy! Panggil si Jaka! Dia udah bikin adik gue masuk rumah sakit."

Faysa menatap ke arah belakangnya yang kini tengah banyak anak laki-laki lainnya.

"Siapa Jaka?"

"Gue!" Jawabnya seraya melangkah maju ke depan.

"Woy!!! Jaka anj*** ! Beraninya lo enak-enakan masuk sekolah, tanggung jawab anji**!"

"Itu bukan gue, itu ulah anak Warba!"

"Alahh... Alasan lo! Woy dorong ni pager!!!"

Para anak-anak pembawa keributan pun langsung menendang, mendorong apapun caranya agar mereka bisa memasuki sekolah.

Faysa yang melihat itu langsung melangkah maju mendekati satpam.

"Mana kunci nya?"

"Eh, buat apa? Nanti kalau pada masuk sekolah gimana?"

"Saya tanggung jawab!"

Akhirnya sang satpam memberikan kunci pintu gerbangnya.

"Kalian bisa masuk kesini dengan aman, gue akan buka gerbangnya. Tapi kalau kalian masih mau buat kerusuhan gue jamin satu langkah masuk gerbang ini tulang kalian akan patah!"

"Ck, banyak omong lo ... lawan aja paling ga berani lo!"

"Mana ketuanya?" Tanya Faysa dengan suara datar nya.

"Gue!" salah satu dari mereka melangkah maju seraya membawa tongkat bisbol nya.

"Gimana? Mau pilih cara yang mana?"

"Banyak bacot lo!!!" Orang itu berteriak seraya melayangkan tongkat nya pada Faysa.

Faysa tau ini akan terjadi, namun dengan mudah ia menghindar dan langsung menendang kaki lawan pada lutut nya dengan begitu keras.

Kkkrrreekkk

"AAARRGGGHHHH BANGSAT!!!"

"Lagi?" dengan santainya Faysa semakin mendekat kan dirinya pada lawan.

"Anji**, dia temen gue, bangsat!!!"

Pukulan langsung di berikan dari arah kanan namun dengan cepat di tangkis nya lalu membalikkan tangan musuh serta mencapit tangan pada ketiaknya.

Kkkrrreeekkk

"AARRRGGHHH ANJI** LO!!"

"Maju."

Mereka yang disana menyaksikan kekejaman Fay langsung mundur sambil membawa ketua mereka dan wakilnya dengan ketakutan.

"Gue udah kasih peringatan di awal, dan kalian pilih lawan gue. Terima aja akibatnya."

"Anjirr ... Fay!"

"Gilaaa."

"Specleesh gue."

"Itu temen kalian?" Tanya kakak kelas bernama Jaka.

"Ya." Jawab mereka serempak.

"Kok serem ya?" tanya Miko kala melihat Fay berbalik dan berjalan mendekati mereka.

"Mungkin itu belum seberapa."

"Oh ya kenalin gue Miko dan ini Jaka."

"Gue Cloe, ini Rio, yang ini si dingin es Morgan, dan yang itu si lebih dingin menyeramkan namanya Faysa."

"Kok kaya cewe ya namanya?" Tanya Jaka spontan.

"Lo yaa... Udah di bantuin juga."

"Ehh iya makasih bro."

Fay pun kini berada tepat di hadapan mereka.

"Ada apa?"

"Nothing!"

"Eh... Fay. Thanks udah bantu kita."

"Hmm..." seraya meninggalkan kakak kelasnya.

"Anjir segitu doang?"

"Sabar bro, dia emang gitu orangnya, sama kita-kita aja nih dingin."

"Ohh gitu, yaudah lah kalo gitu ayo masuk kelas lagi."

~~~~~~

avataravatar
Next chapter