14 Stalking!

Disuatu ruangan terdapat seorang laki-laki dengan pemikirannya yang berkelana pada kejadian sebelumnya yaitu saat jam olahraga.

"Siapa anak itu?"

"Kenapa identitasnya di sembunyikan?"

"Apa dia sama kayak gue?"

Sama apanya nih guys???

Joe adalah seorang secret agent yang kini bertugas untuk mengawasi pergerakan lawan yang akan menghabisi salah satu siswanya di sekolah ini. Siswa tersebut adalah Rio, ya, sama seperti Faysa yang akan menyelamatkan nyawa Rio karena termasuk tugas dari sang Ayah.

"Apa gue tanyakan aja sama kepala sekolah?"

"Tapi nanti identitas gue yang asli terbongkar, tapi kalo gak nanya gue makin penasaran."

"Ahhhh tanya aja deh."

Entahlah pak Joe sebernya sedang ngobrol dengan siapa?? Sendiri? Macam orang gila haha.

Tok tok tok

Pintu ruangan kepala sekolah diketuk seseorang dari arah luar.

"Silahkan masuk!"

Pintu pun terbuka menampakkan sosok jangkung putih dan wajah tampan nya.

"Selamat siang pak, saya Joe, guru baru yang menggantikan pak Sasto di bidang olahraga."

"Oh iya, silahkan duduk pak Joe."

"Terima kasih pak."

"Ada keperluan apa bapak ke ruangan saya?"

"Maaf sebelumnya pak, karena saya guru baru di sekolah ini, ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan termasuk murid bernama Faysa, yang selalu memakai Hoodie."

"Kalau untuk murid satu itu, maaf sekali saya tidak dapat memberitahunya. Yang paling penting adalah, kita membiarkan ia memakai Hoodie nya itu."

"Tapi kenapa pak?"

"Sedangkan peraturan disini yang seharusnya sudah ketat begitu mudahnya membiarkan satu siswanya melanggar begitu saja." Lanjut pak Joe yang sedikit tak suka akan kebijakan kepala sekolah nya ini.

"Bapak tidak akan mengerti mengapa saya melakukan itu, yang pasti saya sudah memberitahukan pada guru dan lainnya untuk membiarkan ia memakai hoodie nya."

"Baiklah pak, saya terima akan keputusan bapak itu, walaupun terkesan tidak adil pada siswa lain."

Sang kepala sekolah pun hanya terdiam , tidak merespon kembali ucapan Joe.

"Kalau begitu, saya permisi pak."

"Oh,, iya silahkan."

Pak Joe pun keluar dari ruang kepala sekolah.

Setelah mengikuti pelajaran sampai akhir. Bel pulang sekolah pun berbunyi.

Teng Teng Teng

Sorak gembira dari anak-anak karena merasakan kebebasan karena merasa terbelenggu dengan pelajaran hari ini. Berbeda dengan geng most wanted yang sedang berkumpul di meja Faysa sambil membicarakan sesuatu. Entah apa yang di bicarakan hingga mereka tidak sadar bahwa mereka sedang di awasi oleh seseorang.

"Lets go!"

"Lo yakin bakal ngelakuin ini?"

"Iya, kita harus basmi satu persatu dari mereka. Yang pertama sasaran kita Morgan."

"Lah?? Kenapa dia?"

"Udah lo nurut aja ssama gue."

"Okey okey!"

Sementara itu Fay masih dengan pikirannya yang sedikit-sedikit terlintas gambaran sahabatnya yang akan celaka hari ini.

Akhirnya Faysa pun angkat bicara.

"Gue minta tolong sama kalian, Cloe atau Rio, kalian antarkan Elaina ke rumah gue."

"Lah?? Terus lo mau kemana?"

"Udah pokoknya antar aja."

"Emang ada apa sih?? Terus gue harus apa?" tanya Morgan.

"Lo pulang sekolah cabut kemana?"

"Gue mau langsung pulang lah!"

"Okey, gue ngikutin lo dari belakang."

"Lah?? Ko lo yang jadi anter gue?"

"Udah nurut aja, perasaan gue gak enak."

"yaudah lah gimana lo aja."

Elaina telah lumayan lama menunggu Faysa lama di parkiran. Ia diam dengan muka di tekuk dan bibir yang mengerucut, uuhhh menggemaskan.

"Mana sih kak Fay?? Lama banget."

Tak lama kemudian Fay pun datang bersama temannya.

"Kak Fay, Sasy cape, kenapa kakak ga kabarin sasy dulu sih ?? Sasy pegel tau nunggunya."

"Maafin kaka sayang. Dan untuk hari ini kau akan pulang dengan Cloe dan rio apa tidak apa-apa?"

"Yaahhh... Kenapa?"

"Gapapa lah cantik sama kak Cloe dijamin keselamatmu aman."

"Kakak mau beli sesuatu sayang."

"Apa itu?" tanya Elaina dengan muka imutnya.

"Uuhh gemesin banget sih..." sayang Fay pun mengecup dahi sang adik.

"Pokoknya rahasia." Lanjut Faysa.

"Yaudah kalo gitu kakak hati-hati ya...."

"Iya princes kamu tenang saja."

"Ya udah, ayo kak Cloe, kak Rio sasy pengen bobo."

"Yo, Cloe, gue titip kesayangan gue."

Sang adik merasa pipinya merah dengan senyum yang ditahan ia membalikkan badannya. Jantungnya berdegup kencang.

"Iya santai aja."

"Ayo manissss!" seru Cloe

Cloe, Rio dan Elaina pun meninggalkan mereka berdua.

"Ada apa sih sebenernya Fay?"

"Udah, sekarang gue anter lo pulang."

"yaudah ayo!"

Morgan pun menaiki mobilnya, sedangkan Fay memakai motor sport kesayangannya. Tak jauh dari tempat mereka, pak Joe menatap muridnya itu dengan pikiran bingung dan semakin penasaran.

Setelah setengah perjalanan, morgan dan Fay di berhentikan di tengah jalan oleh orang-orang berbadan besar dan juga bertato.

Yang Fay lihat, mereka memang memiliki skill yang lumayan bagus dalam bertarung. Fay menatap morgan dari luar. Entah apa yang di fikirkan morgan sampai dia tak mendengar ketukan dari Fay.

"Keluar lo!!!"  teriak satu orang dari mereka kepada morgan.

"Heh... Tuli! Keluar dari mobil lo, atau mobilnya gue ancurin juga."

Morgan pun keluar dengan wajah santai walau dalam hati ia begitu deg-degan karena takut kalah. Fay menatap morgan begitupun morgan menatap Fay.

1..2...3... Serangggg

Serbu mereka pada kita berdua

Fay sedikit kewalahan melawan mereka karena 1 lawan 7 orang sedangkan morgan melawan 3 orang dari mereka.

Bruugghhh

Suara hantaman balok kayu dari sang musuh pada kepala bagian belakang Fay, karena saat lawan melihat Fay lengah, sang musuh lainnya mencari titik untuk bisa melumpuhkan atau mengalahkan mereka berdua.

aaagghhh

"Faayyyy... Lo gapapa?"

"Santai aja , udah biasa gue!"

"Yang bener Fay, gue hawatir sama lo."

"Udah, sekarang kita lanjutkan, kalo bisa kita intograsi."

Mereka pun melanjutkan pertarungan mereka. Hingga satu tersisa di antar mereka, Fay mulai mengeluarkan jurus totoknya untuk melumpuhkan kaki musuh agar tidak kabur.

"Siapa yang nyuruh kalian?"

"Gue gatau."

"Gue nanya masih baik-baik atau lo mau kekerasan?"

"Sumpah, gue gatau. Gue disuruh lewat HP dan itupun uang yang kita terima langsung dia transfer."

"Ahhh udah lah Fay, kuy balik."

"Hm... Awas kalo gue ketemu lo lagi."

Tak lama setelah itu, bel pun berbunyi. Rio dan Cloe dimana? Mereka sedang bermain PS di kamar Fay.

Tok tok tok

Ning nong Ning nong

Elaina pun segera lari dan betapa terkejutnya melihat teman kakaknya babak belur. Berarti sang kakak pun mendapatkan hal yang sama.

Disisi lain seseorang begitu tertarik melihat aksi Fay dan temannya.

Siapakah ituuuu?????

JOE MAXILIAM

avataravatar
Next chapter