12 Hampir Saja

Kini kelas Faysa mengadakan praktek kimia di lab yang sudah tersedia di sekolah ini. Anak-anak kelas pun berhamburan untuk memasuki lab kimia.

"Aaahhh jadi inget... Gue kan lagi bikin bius sampe sekarang belum selesai. Huhh mungkin setelah pulang sekolah gue bakal lanjutin." Batin fay

Setelah semuanya berkumpul kami dibagi kelompok empat orang laki-laki dan 2 orang perempuan.

Geng most wanted berkumpul menjadi satu ditambah dengan Nelda dan Nidy. Nelda dan Nidy termasuk cewek populer juga di sekolah, baik, pintar, namun hanya ekonomi mereka sederhana. Tidak seperti para most wanted boy.

Larutan-larutan telah tersedia di depan meja praktek kami. Kami pun membaca aturan cara pemakaian nya terlebih dahulu. Kalau Fay sih dia cuek-cuek aja, karena ia tahu akan apa yang akan dilakukan untuk prakteknya kali ini.

"Okeyy kita mulai?" tanya morgan karena ia selaku ketua kelompok.

"Siap!" jawab kami serempak.

Kami pun mulai menuangkan cairan kimia tersebut. Perlahan-lahan tapi pasti, sampai kelompok lain dari sebelah kami menyenggol tangan Nelda yang sedang menuangkan cairan tersebut dan hampir saja terkena tangan Rio yang sedang mencatat.

"Hampir saja. Lo gapapa, Yo?"

"..."

"Yo?"

"Aduhh jantung gue...." Batin Rio yang kini tengah berteriak dengan jantung berdetak hebat.

"Yo, Lo gapapa kan?" tanya Faysa hawatir.

"Eh- eh... e-eng –engga, tangan gue gapapa, untung aja ada elo. Thanks Fay."

"Woyy, Bob, hati-hati dong kalo jalan." Teriak Cloe yang pada akhirnya membuat para siswa-siswi lain saling berbisik membicarakan nya.

"Sorry ... sorry. Tadi gue gak sengaja nendang kursi. Sorry... Ada yang luka gak?"

"Gak!" jawab Faysa singkat membuat Bobby takut karena aura dinginnya.

"Udah Fay, gue gapapa kok." Terang Rio pada Faysa dengan lembut seraya mengusap pundaknya.

"Hmm... Okey. Kalo ada apa-apa sama sahabat gu , gue gak akan tinggal diam."

Seluruh siswa yang ada diruangan itu pun hening. Karena mendengar ucapan Fay yang begitu dingin menusuk, dan aura yang sangat menakutkan.

"So- so-sorry banget Fay. Sumpah gue gak sengaja."

"Udah Fay... Bobby dah minta maaf juga kan lagian gue gapapa."

"Hmm... Oke."

Bobby pun segera lari ke arah kelompoknya.

"Lo sih Bob... pake ga hati-hati segala."

"Sialan ... gagal rencana gue."

"Maksud lo??" Tanya temannya penasaran.

"Gue sengaja!"

"Sialan lo... kalo fatal akibatnya gimana?"

"Biarin aja.. biar mereka ga sok berkuasa lagi disini."

"Heh.. mau otak, duit, muka aja udah lebih jelas kalo mereka yang menang."

"Lah ... kita?? Masih untung kaya juga walau pinter dikit. Nah muka? Pas-pasan men..." Lanjut nya meratap.

Dia menatap ke arah belakangnya dimana kelompok Faysa berada.

"Lo jangan main-main deh sama empat orang itu." Sambung eka, teman berbicara bobby.

"Gue gak peduli!"

"Lo ya ... dikasih tau juga.. dasar kutu air!"

"Lo tu ya... kaya lintasan kereta api."

"Udah ah... bacot sama lo ga akan pernah berhenti . Sialan lo!" Eka pun meninggalkan bobby yang kini mendengus tak suka karena rencana nya gagal.

"Gue harus punya rencana yang matang biar mereka bubar dan ga ada lagi geng mostwanted."

"Tapi gimana??"

"Pusing gue."

"Lah.. kok gue ngomong sendiri gini?"

"Woyyy Ucup!"

"Heh.. nama gue Bobby bukan ucup. Emangnya gue anak hansip yang ada di adit sopo jarwo apa?"

"Muka lo mirip si ucup!"

"Asem lo." Bobby pun meninggalkan temannya yang baru menyapa tadi.

~~~~~~

avataravatar
Next chapter