4 Chapter 3

Pada pagi harinya seperti biasa kegiatan sehari-hari untuk pasangan pengantin ini. Anita bangun seluruh dan tulang berulangnya hampir lepas dari uratnya. Hubungan intim dengan suaminya benar cukup mengesahkan. Disingkirkan tangan berat dari pinggangnya. Saat beranjak dari ranjang tidurnya sesuatu membuat bagian selangkahan pahanya cukup perih.

Dia sulit untuk melanjutkan langkah ke kamar mandi padahal sudah terlambat beberapa menit sampai ke kantor. Pria yang masih tidur dalam posisi tengkurap bangun ketika mendengar suara rintihan tersebut. Punggung rapuh terdiam dalam duduk gemetar. Dia (Alvin) bangun lalu mengangkat tubuh kurus seperti bisa membaca pikirannya. Anita menatap lekat sangat dekat banget bulu kecil telah tumbuh di sisi rahang lebar wajah suaminya.

"Sudah cukupkah kau melihat wajahku?" suara berat mengembalikan semua alam kesadaran di dunia nyata. Posisi terduduk di bawah pembuangan air.

Pria itu malah berdiri tak jauh dari duduknya. Anita sempat mencuri perhatian suaminya tengah membersihkan bulu kecil dari rahang serta menggosok gigi. Merasa diperhatikan oleh wanita itu, Alvin pun melirik dan membalas tatapan terciduk itu. Sontak Anita memalingkan wajah untuk mencari sesuatu.

"Mas ..." Anita terkejut sikap suaminya perlakukan begitu lembut kepadanya.

"Rendam di sini, apa perlu aku membantu bukakan bajumu?" dia menggoda istrinya kembali. Bagaimana dengan wajah yang sudah seperti kepiting rebus itu tidak cukupkah hubungan suami istri semalam. Apa suaminya menginginkan lebih dari sebelumnya.

"Aku ... bisa buka sendiri–"

Pria itu masih sama selalu kehilangan kesadaran jika mendapat sesuatu lebih dan lebih. Hubungan intim kembali terjadi terpaksa dia harus bolos dari pekerjaannya. Pria ini sulit mengendalikan segala nafsu tertanam selama berbulan-bulan. Meskipun dia sering melakukan dengan kekasih gelapnya hanya ini sangat berbeda, lebih nikmat melakukan wanita diam-diam mencintainya. Apakah Alvin hanya ter-obsesi dengan tubuh istrinya itu atau pemuasan nafsu?

"Aaahh ... Mas ..." Anita mendesah akhirnya dia terangsang orgasme pertama kali dari suaminya.

"Kau benar buatku untuk menolak, sayang ..." bisik Alvin terus memainkan jari tengah dan ujung jari ke dalam lubang vagina istrinya.

"Ahh ... Mas ... Aku sudah mas ... aku ... Aahh ...." Ditekan kuat-kuat pundak kedua bahu suaminya, diperkirakan bahwa Anita telah mencapai orgasme pertama kali.

Alvin berhasil membuat istrinya Squirt pertama kali dia melihat cairan kental keluar bersamaan kelenjar-kelenjar orgasmenya. Nafas memburu setiap rongga mulut dan hidung wanita itu. Sekarang waktunya dia memasukkan ke jantannya untuk kedua kali.

"Mas ... ini masih sakit ..." Anita menolak berhubungan pertama kali saja belum reda sekarang dia menginginkan lagi.

"Ini tidak akan sakit sayang, demi Mama, aku ingin kau hamil." Cukup satu hentakan saja benda panjang berotot itu masuk sedalam - dalam lubang vagina istrinya.

"AKH! Mas sakiit ..." pekik Anita

Pria itu mengangkat sedikit pinggang wanita langsing seksi itu lebih dekat dan mendiamkan beberapa menit agar rasa sakit di liang dinding itu tidak merusak atau merobek. Tangan paling nakal meremas dua kembar ada di depan mata. Desahan kembali dengar telinga pria sedang hasrat gairahnya.

"Aaahh ... Mas ..." suara lembut buat jiwa Alvin mendorong sekuat-kuatnya

"Gila kau benar buat aku tercandu sayang ..." racau Alvin mulai mundur maju panggulnya.

Wanita itu tidak bisa menolak dia juga merasakan rangsangan sangat luar biasa beda sebelumnya. Apakah begini hubungan bercinta dengan suami sendiri, entah gejolak apa buatnya sulit melepaskan. Dia membutuhkan lebih dan lebih, diam mencintai suaminya ternyata tidak sia-sia baginya.

"oooooh, aaaahh, mmmmmmmm ..." Anita mendesah kembali, "Oh, aku suka saat kau begini, kau benar hebat sayang ... terus ..." puji Alvin kepada istrinya tubuhnya bergerak sesuai dengan irama diinginkannya.

Anita terus menggoyangkan gerakannya, sementara pria itu mengisap payudara penuh nafsu. Posisi mereka berpindah sekarang Anita berada di atasnya sedangkan Alvin di bawah dengan lincah menjilat dan mengisap hingga suara raungan desah pasangan ini menggairah di kamar mandi.

Di bathtub Alvin duduk dibelakangi oleh istrinya tengah bermain bui busa sehingga menutupi tubuh telanjang tersebut. Pria itu dapat melihat punggung putih berisi walau pun kurus tidak buatnya. Ada apa dibalik senyumannya itu ketika hubungan intim dua kali membuat hidupnya sedikit berwarna. Apakah dia mulai menyukai istrinya atau hanya nafsu seksualnya saja lalu bagaimana dengan Vanessa kekasih gelapnya itu.

****

Gedung Agro Industri Kencana – Kevin dari tadi seperti cacing kepanasan mondar-mandir dari ruangan keluar melirik meja kerja wanita cinta tepuk sebelah tangannya belum juga absen. Sampai para karyawati ada di tempat pun terheran sang sekretaris mulai berceloteh untuk menyindir Pak Bosnya itu.

"Pak, kenapa sih dari tadi kayak ingusan saja, keluar masuk. Galau ya Pak, satu hari tidak lihat wajah mbak Anita?" sindiran pertama dari Susan.

Kevin tidak menanggapi masih sibuk dengan dunianya. "Sudahlah, Pak. Daripada galau begini mending ikut kami makan sama-sama. Biar galaunya hilang, mungkin Mbak Anita'nya lagi ada urusan dengan keluarga sendiri," sindiran kedua dari Susan masih mengoceh.

"Sekali lagi sindir untuk ketiga kali, gajimu aku potong setengah bulan!" tegurnya kemudian ini penindasan bagi atasan sendiri. Susan langsung terdiam tetap saja tidak takut dengan gajinya di potong berapa kali tetap galau seorang Pak Bos seperti Kevin tidak luput untuk sembuh.

"Ke mana sih dia, aduh ... apa dia ada masalah dengan suaminya atau di larang sama Alvin untuk kerja di tempatnya. Ohh ... tidak jangan sampai, aku rebut saja deh," batin Kevin

"Terlalu egois kau, Vin!" balas sang iblis

"Diamlah kau, setan!" bentak Kevin dalam hati

****

Sudah seharian Kevin duduk di kantor tidak ada kabar dari wanita itu, Anita dan Alvin sedang di radang kebahagiaan. Vanessa sama hal seperti Kevin galau masing-masing menanti cinta tak beri kabar. Mereka berdua di terlantari oleh dua pasangan pengantin itu.

Anita sangat bahagia jika suaminya mulai bersikap lembut kepadanya walau masih ada kurang untuk menunggu apakah dia benar mencintainya sekarang atau hanya pemuasan nafsu dan pura-pura di depan orang tuanya.

Semenjak pernikahan mereka berjalan lima bulan belum sekali pun mereka untuk berlibur bulan madu. Rasanya lucu bagi mereka berdua, Alvin tentu akan berikan kesempatan untuk wanita ini merasakan kebahagiaan sebagai pernikahan mereka. Tapi dia pria benar kejam bimbang dengan perasaannya sendiri. Pria pengecut untuknya tentu, dia masih mengingat janji akan menikahi Vanessa dan akan menceraikan istrinya bahkan dia sulit jika dia lakukan mungkin lebih menyakitkan lagi keharmonisan rumah tangga dan orang tuanya juga.

"Mas, apa ini bagus?" Anita menunjukkan pakaian bayi untuk perencanaan apabila benar dia hamil.

"Bagus," jawabnya pelan

Mereka sekarang berada di salah satu plaza terbesar di kota Jakarta sambil jalan-jalan sekalian melihat apa yang di butuhkan. Karena sudah lama tidak pergi berdua seperti ini Anita tidak sengaja menabrak seseorang yang lewat lintasan yang sama.

"Ah ... Maaf ..." Anita menunduk tidak sengaja dan diambil pakaian yang sempat jatuh ketika bertabrakan. Saat untuk berikan kepada orang itu ekspresi wajah Anita berubah sebaliknya orang di depannya juga.

"Aulia?" sebutnya pelan

"Hai, Nita ... kita bertemu lagi," sambut orang itu suara yang merdu, dia adalah Aulia Anggraini Putri, satu angkatan dengan Anita di masa kuliahnya.

"Iya, senang bisa ketemu denganmu ..." balasnya Anita menunjukkan ekspresi biasa saja.

"Sayang, ternyata kau di sini ... sudah selesai belanjanya?" Suara berat itu mencuri perhatian oleh Aulia.

Anita merasa gusar ketika bertemu dengan Aulia. Masa lalu beberapa tahun silam belum berakhir setelah apa yang di ketahui oleh Anita bahwa Aulia pernah datang mencoba menghancurkan hubungan cinta asmara dengan Alvin.

Anita berharap Alvin tidak mengingat Aulia, karena dia tahu, Aulia akan melakukan apapun mendapatkan sesuatu yang ia inginkan. Aulia masih menatap Alvin tepat di samping Anita.

Alvin.

Alvin menoleh arah Aulia dari tadi memperhatikan dirinya, Aulia senyum manis pada Alvin. Lalu Alvin Sekali lagi mencoba mengingat di mana ia melihat Aulia sebelumnya. Setelah menghilang dari pandangan Aulia, Aulia pun mengeluarkan ponsel dari celana panjang ketatnya.

"Aku sudah menemukannya," ucap Aulia melaporkan kepada seseorang di seberang panggilan itu.

Di dalam mobil Anita merasa panas dingin terus meremas kedua tangannya sendiri. Perasaannya tidak tenteram dia takut kejadian itu akan datang menghampirinya. Jika benar itu adalah Aulia, bagaimana dengan Alvin?

"Apa kau sakit?" Alvin menyentuh bawah rahang istrinya.

"Ah ... tidak apa-apa, mungkin aku sedikit kelelahan. Kita langsung pulang saja," jawabnya gelisah.

"Tapi kau ingin makan nasi Padang?"

"Lain kali saja, kepalaku sedikit pusing,"

"Apa perlu kita ke dokter?"

"Tidak perlu, tidur sebentar mungkin sedikit lebih baik."

Alvin merasa aneh atas sikap istrinya apa dia hamil? Ahh ... tidak mungkin baru lakukan dua kali sudah tumbuh bening di dalam. Mungkin saja dia kelelahan seharian berhubungan.

avataravatar