3 Chapter 2

Esokkan paginya seperti biasa bersiap untuk berangkat kerja, Anita lebih cepat dari biasanya hari ini dia akan menghadirkan seminar salah satu perusahaan terbaik, semoga saja kerja sama kali ini berhasil.

Pria yang masih dalam baringan tidur belum juga untuk bersiap. Pintu kamar mandi terbuka sosok wanita tiba keluar hanya menggunakan handuk melingkar di tubuh seksinya. Alvin yang dari tadi sudah bangun namun malas bergerak tidak sengaja menampakkan kulit mulus berjajar di setiap inci ada depan matanya.

Anita sedang mengambil baju kantornya dia selalu kelupaan jika akan ke kamar mandi. Setelah dia dapatkan kembali masuk ke kamar tersebut. Alvin kembali menutup kedua mata pura-pura masih tertidur lelap. Debaran jantungnya berdesir hebat panas dingin. Sesuatu buat hasrat bangun, tidak dia harus menahan rasa panas itu.

Pintu terbuka Anita keluar dari kamar dengan pakaian lengkap sekarang dia harus bersiap untuk berangkat kerja, wajahnya masih cantik cukup poles sedikit bedak bayi selesai. Pria yang masih berada di kasur memperhatikan gerak-gerik sikap istrinya. Bayangan setan dari mana ingin menarik tubuh seksi itu ke dalam pelukan.

****

Rapat hari ini Alvin tidak konsentrasi dengan produk dari karyawan karyawati. Alvin sedang membayangkan tubuh Anita tadi pagi, Dia ingin segera pulang dan menjamah tubuhnya itu.

"Kapan kalian berdua kasih Mama kehadiran cucu?"

Dia masih mengingat kata-kata mamanya kemarin malam "Cucu"

"Apa sudah waktunya berikan cucu untuk Mama, tapi ..." Alvin masih gundah. Kenapa dia tidak terpikirkan sudah lima bulan, seharusnya dia harus menghadirkan janin di rahim istrinya.

Di sisi lain, Anita tengah sibuk dengan pekerjaannya pada produk terbaru yang akan diseminarkan, Kevin dengan senang hati hadir sebagai pendamping cinta tepuk sebelah tangannya .

"Makan yuk!" ajaknya

Sementara sekretarisnya senyum-senyum ketika Pak Bosnya mulai beraksi pedekate dengan rekan kerjanya si Anita.

"Ehem! Pak, ingat status mbak Anita. Sudah bersuami jangan didekati nanti anu bapak hilang sama suaminya, loh," sindir lagi dari karyawannya si Susan (Ratu Nyinyir)

"Diam, tidak suruh kau mengurus hidup orang lain. Bilang saja kau iri, itu Pak Kentong sudah menanti dirimu makan bareng!" balas Kevin pergi begitu saja.

"Awas Pak, anunya hilang!" teriak Susan lagi. Buat seisi kantor cekikihan kata-kata Susan – ratu nyinyir.

Sementara Alvin masih melamun membayangkan tubuh istrinya tadi pagi, mulai basah bagian bawahnya, sekotor apapun pikirannya. Sudah dia putuskan akan buat istrinya hamil dari sperma miliknya.

Vanessa yang dari tadi berdiri menatap pria yang asyik melamun kadang tersenyum sendiri apa yang dipikirkannya itu.

"Alvin...!"

Vanessa terus memanggil kekasihnya untuk sekian kalinya tidak ada tanda sahutan. Dia semakin kesal kemudian secara lancang mencubit lengan pria itu.

"Auw!" desis Alvin sadar dari dunia kotornya, di tatap tajam arah wanita seksi dan cantik itu sedang merengut.

"Eh ... sayang sudah datang ..." sambutnya lembut

"Apa yang kau lamunkan sampai aku memanggil namamu sepuluh kali! Kau mencoba untuk selingkuh?" cemberutnya bertanya di bungkukkan tubuhnya sengaja menampakkan dua belahan depan mata pria itu.

"Tidak, siapa yang selingkuh, otakmu itu terlalu aneh saja!" bantahnya sentuhan bagian itu tidak bisa dia tolak.

"Jadikan kita makan siang di luar, sayang, aahh ..." desahan keluar dari mulut manja si Vanessa. Bagaimana tidak mendesak jari tangan Alvin meremas dua kembar ukuran besar itu.

"Janji dong," bisiknya sekaligus meniup lehernya. "Aaah ... Sayang sudah dong kapan makan siangnya, hmm ... Ahhh ..."

"Kau menggodaku," bisiknya terus meremas dua kembarnya.

"Sayang sudah aku ... aaahhh ... cukup ..." Vanessa tidak bisa menahan setiap sentuhan dari Alvin. Alvin terus meremas namun anehnya tidak ada tanda bangun bagian miliknya. Dia mulai gila membayangkan tubuh istrinya diangkat tubuh Vannesa ke atas mejanya. Di buka lebar kedua kakinya untuk makan siang menjadi cumbuan panas di ruangan tertutup. Para karyawan pekerjanya sedang istirahat mencari makan di luar. Secara leluasa suara desahan dari Vanessa terdengar jelas. Alvin terus memacu sehingga cairan kental menyapu seluruh luar liang vaginanya.

****

Akhirnya sudah sore pukul lima, semangat empat lima Alvin bergegas untuk pulang dinantinya telah tiba. Dia akan lakukan malam pertama dengan istri tersayang. Senyuman merekah di wajahnya pun tercermin'kan.

Anita baru saja sampai di rumah seperti biasa, di antar oleh Kevin. Kevin terlalu posesif banget bukan siapa - siapanya masih saja berikan harapan palsu. Alvin duduk di atas ranjang dengan sikap ekstra kulkas. Wanita yang dinantinya pulang juga, di tatap wajah istrinya masih sama seperti tadi pagi. Adiknya sudah bangun minta di elus. Setan terlalu kotor menghujatnya.

Tidak butuh waktu lama Anita keluar dari kamar mandi menyegarkan tubuhnya yang letih seharian bekerja. Dia pun mulai untuk tidur, tidak mengatakan apa pun kenapa suaminya cepat pulang. Kedua matanya sudah mengantuk. Benar-benar minta di boboki oleh dunia mimpi.

Kesempatan emas pun tiba, Alvin mendekati tubuh istrinya seperti biasa memeluk bukan itu saja tapi mendekati dua kembar yang kenyal. Anita merasa aneh kelakuan dari suaminya itu.

"Malam ini kita lakukan untuk buat anak, ya?" ucap Alvin meminta jatah pertamanya. Anita menoleh menatap lekat wajah suaminya tidak pernah merasakan kedekatan begitu jelas tampan.

"Kenapa tiba-tiba?"

Alvin tidak sabar langsung mencium bibir tipis seksi dari istrinya. Anita sulit bernapas dengan pelakuan suaminya itu dia terus memukul dada bidangnya pria itu meraih tangan kurus menghentikan perlawanan. Kini posisi Alvin berada di atasnya, semakin lama Anita terhanyut oleh ciuman panas dari suaminya.

Tanpa mereka sadari air liur bercampur di dalam mulut mereka masing-masing Alvin melepaskan ciuman berikan sedikit udara oksigen kepada istrinya. Dada atas naik turun tidak beraturan debaran apa yang Anita rasakan sekarang. Kenapa suaminya begitu bergairah. Selama dia tunggu untuk berhubungan panas pun terwujud.

"Kau sudah siap? Awal pertama akan merasakan sakit di hari pertama kita berhubungan jika kita sering melakukannya akan terasa nikmat dan aku harap dengan hubungan ini kau benar positif hamil. Permintaan dari Mama," ucap Alvin panjang lebar Anita tidak bisa menolak demi Ibu Mertua. Dia hanya diam membiarkan suaminya melakukan sesukanya.

Tubuhnya adalah milik suami seutuhnya, Alvin mulai menjilat dan mencium jenjang lehernya tidak lupa berikan tanda kissmark di sana. "Akh!" desis Anita merasakan gigitan dari suaminya.

Sekarang kepala Alvin di bagian belahan bulat dibukanya satu persatu kancing piyama lekat di tubuh seksi putih mulus. Anita malu jika tubuhnya dilihat oleh suaminya sendiri. Alvin bagai berada di surga dengan mata kepalanya sendiri tubuh seindah kenapa dia sia-siakan begitu saja.

Sentuhan pertama bagian payudara cukup satu genggaman saja buat hasratnya melayang. "Aahhh ..." desahan pertama dari mulut Anita.

"Ini sangat indah, sayang ... kau benar ... ini benar indah dari pikiranku ..." ucapnya terus meremas dan memijat sekaligus mencubit puting susu masih merah merona itu.

"Enng ... Aakhh ... Sakit mas...!" rintih Anita saat suaminya memencet putingnya itu.

Jauh beda sekarang adalah Anita merasakan isapan dari dua kembarnya, Alvin sedang mengemut sangat nafsu, bukan itu saja jari tangan sebelah kirinya sedang mengelus bagian sensitifnya.

Tangannya mulai masuk di bagian miliknya, di tusuk menggunakan satu jari menekan hingga sedalamnya.

"Aahhhh..." Anita menahan agar tidak lagi lolos. Namun oralnya jari Alvin membuat dia (Anita) sulit menolaknya. Pria itu terus memainkan hingga Anita menahan rasa gairah bagiannya.

Anita lebih rela menggigit bibir bawahnya tanpa sadar berdarah melukai dirinya. Alvin menatapnya dengan intens. Sekarang Alvin bersiap untuk memasukkan ke jantannya ke lubang tersebut.

Di buka kedua kakinya lebar-lebar, dia (Alvin) mulai siap memasukan untuk menerobos pintu yang tertutup rapat itu. Di tekan pelan-pelan Anita sedikit ringis kesakitan di bagiannya.

"Aaahh ... Mass...!" teriaknya tertahan, dan Alvin menekan masuk secara kuat.

"AKH!" pekiknya menetes air mata dapat dia rasakan sebuah benda masuk sempurna di bagian selama dia jaga. Alvin mulai memacu untuk pertama kali, dia bisa merasakan di bagian berdenyut - denyut sedang menekan miliknya. "Aahh ... sayang ini benar nikmat ... Oohh ..." erang Alvin menggoyangkan pinggulnya, Anita sepertinya merasakan hangat di dalamnya, Alvin telah menyemprotkan sperma sebanyak-banyaknya. Alvin telah mencapai puncak rasanya ini benar surgawi bahagia di cium bibirnya sebagai tanda terima kasih.

avataravatar
Next chapter