1 CH 1

Malam itu bulan menampakkan keindahan sempurnanya dan kewibawaannya. Karena itu sepasang kekasih datang ke gunung untuk melihat keindahan itu. Mereka adalah Tia dan Luze.

"Luz, lihat langit itu, cantik sekali bukan?" Tia menunjuk langit yang berpendar di atasnya.

"Hm..." sahut Luze. "Tapi langitnya tidak pernah bisa secantik kamu, Tia." bisiknyaa dengan lembut dan penuh cinta sambil memeluk Tia dari belakang. Suaranya membuat Tia merasa gugup dan bersemu merah!

"A-apaaan sih Luz! Jelas-jelas bulannya cantik!" bantah Tia malu-malu.

"Tapi kamu bulanku, Sayang~~" bisik Luze lagi, kali ini dengan suara yang sangat....

...seksi.

"Ka-kamu!" Tia ingin memukul Luz, tapi tangannya tiba-tiba tidak bisa berkutik lantaran dipegang tangan kekar Luze.

Dan yang selanjutnya terjadi hanya ciuman kecil yang penuh kasih sayang. Tapi Tia sudah semerah tomat!

Luze tertawa melihat Tia yang kaku dan dengan idiot memegang bibirnya sendiri, selalu saja seperti itu. Ia baru sadar saat Luze memanggilnya.

"Luzeeeee!" Teriak Tia dengan wajah merah padam.

Luze tiba-tiba memegang tangan Tia, seketika Tia menjadi lebih waspada. Dia bahkan menahan napas saat Luze tiba-tiba mendekatkan kepalanya yang ternyata hanya mencium dahinya.

"Luzeee!" Tia benar-benar ingin memukul orang ini, bagaimana bisa ada orang tidak tahu malu seperti ini. Tia merasa tidak adil. Sedangkan Luze sendiri hanya cengengesan tanpa rasa bersalah.

"Luz kemari kamu!" Tia mengejar Luze yang hendak melarikan diri.

"Tia, Tia, sebentar!!!!" seru Luze saat mendapati Tia sudah di depannya dengan wajah super marah.

"Apa!" balas Tia ketus.

"Aku mau buang air kecil dulu, hehehe.... gak mungkin kan buangnya di sini?" ujar Luze tanpa rasa bersalah.

Wajah Tia seketika merah mendengarnya, ia tahu apa masksud Luze dan akhirnya membiarkannya pergi dengan syarat hanya 5 menit.

Jadi sekarang orang yang berada di bukit hanya Tia, oh benar ada rumah pohon yang dibangun baru kemarin untuk tidur. Karena Tia orangnya penakut, jadi Luze membuat tempat itu.

Belum lama dia duduk di rumah pohon, tiba-tiba terdengar suara lolongan serigala.

"Bagaimana bisa ada serigala di sini!" Gumam Tia. Raut wajah Tia langsung pucat dan tidak berwarna ketika mengingat Luze belum kembali-kembali.

Tia mengangkat tirai kecil untuk melihat keadaan di bawah, lebih tepatnya mencari keberadaan Luze. Tapi dia malah melihat segerombolan serigala mendekat ke pohon. "Sial, kemana dia sebenarnya?!" Tia berbicara dengan dirinya sendiri.

Duak! Auww! Growww! Auuuu!

Tiba-tiba pohon berguncang dengan keras, kulit Tia semakin tipis dan ketakutan setengah mati. Ia bisa melihat beberapa bagian rumah pohon terguncang keras, entah berapa lama bisa bertahan.

"Luzzzzz!!!!! Kamu dimana?!!" Tia berseru dalam hati dengan sedih.

ini sudah lebih dari 15 menit dan pohon terus bergoncang keras. Tiba-tiba, pohon berhenti berguncang lalu Tia memberanikan diri melihatnya. Betapa terkejutnya dia melihat seorang serigala putih yang seolah memangda seluruh serigala lain. Mereka bertengkar hebat dan sangat ganas.

Tia yang sedang memperhatikan tidak melihat seekor serigala meloncat ke arahnya dengan cepat, tapi beruntung dia bisa menghindar.

"Eh?" Tubuh Tia terjatuh dari rumah pohon, ia sudah tidak bisa berpikir dan tubuhnyakaku mendadak. Ia sudah berpikir akan mati namun yang ia masih bisa membuka matanya. Dia masih bisa melihat langit, pohon yang sudah tidak berbentuk, dan mayat serigala yang banyak!

"Eh!" Tia merasakan bahwa ia menduduki sesuatu, ia hampir tidak berani berbalik. Dan saat ia menyadari, itu adalah serigala putih tadi!

Tia mati lemas dan tidak mampu berpikir. Saat melihat serigala itu membuka mulutnya, pikiran Tia sudah tidak waras. Namun ternyata serigala itu hanya mengaum seolah berbicara dengan seseorang.

Tia dan serigala putih itu bertatapan secara langsung. Namun tidak terjadi apa-apa, malah serigala itu hanya meninggalkannya sendiri. Ia kaget, tapi lebih kaget sesaat sebelum makhluk buas itu pergi, ia melihat butiran air mata seperti orang yang menangis.

Tia tidak tahu apa yang dipikirkannya dan yang ia tahu hanya tiba-tiba dunia menjadi hitam lalu Tia jatuh ke pelukan seseorang.

"Aku sudah menunggumu, Luz..."

avataravatar