3 2. How to Find You

Siang itu Karina berjalan menyusuri jalan dimana gedung arsitektur berada. Dipandangi jam tangan di pergelangan tangan kirinya telah menunjukkan pukul dua siang. Dia telah bertekad untuk mengembalikan payung yang dipinjamnya seminggu lalu.

"dia ada nggak ya..bagaimana aku mencarinya diantara satu gedung itu." Ucap Karina seorang diri sembari memeriksa map aplikasi penunjuk jalan di smartphonenya.

"Bener gak sih ini jalannya. Okay, setelah kafetaria kampus dan satu bangunan besar di sebelah selatan. Dan ketemu!!." ucap Karina memeriksa aplikasi penunjuk jalan di handphonenya.

Karina pun segera memasuki gedung tersebut, gedung itu merupakan gedung kuliah bersama dengan lima lantai yang biasa digunakan oleh anak arsitektur dan lima lantai di atasnya digunakan oleh anak jurusan desain interior. Sedangkan gedung kuliah Karin dan teman-temannya berada agak jauh dari gedung arsitektur.

"sepertinya aku mesti tanya bagian informasi gedung ini deh." Ucap Karina sembari menuju bagian informasi.

"selamat siang.." sapa Karin saat menemui petugas bagian informasi.

"selamat siang..ada yang bisa saya bantu." Ucap seorang wanita bagian infomasi tersenyum ramah.

"Maaf..saya ingin menanyakan kelas arsitektur 09 di lantai berapa ya."

"sebentar saya lihat terlebih dahulu jadwal mereka ya.'

"Baik.. terima kasih banyak." Balas karin sembari tersenyum.

Petugas tersebut kemudian mengecheck di bagian laptopnya.

"Oh.. untuk kelas Arsitektur 09 hari ini berada di lantai tiga. Hari ini mereka ada mata kuliah statistika." Balas Petugas tersebut setelah me-list jadwal perkuliahan teknik arsitektur.

"Terima kasih banyak.." ucap Karina tulus.

"Sama-sama." Balas petugas tersebut ramah.

Karina pun segera menuju lantai tiga menuju kelas Yongjae, namun saat tiba di depan kelas, dia tidak dapat menjumpai Yongjae padahal sebentar lagi dia ada kelas kuliah.

"Maaf...kamu tahu Park Yongjae ada dimana?" tanya Karina pada seorang pria yang keluar dari dalam kelas Arsitektur tersebut,

"Oh...Yongjae sedang ke ruang dosen sebentar. Aku adalah sahabatnya, Kim Jooha. Ada yang bisa aku bantu." Balas Jooha menawarkan diri.

"Aku boleh minta tolong. Tolong berikan payung ini padanya. Aku masih ada kelas yang harus aku ikuti. Tolong sampaikan aku sangat berterima kasih padanya." Ucap Karina sembari menyampaikan pesannya.

"Oh...gadis perpus..."ucap Jooha spontan.

"Maaf...apa kau bilang barusan?"

"Oh..tidak apa-apa.. Baiklah, akan ku sampaikan. Namamu siapa.."

"Namaku Karina..terima kasih ya..aku pergi dulu."

"Karina salam kenal ya.. Yongjae pasti akan senang menerimanya. Ok hati-hati di jalan."

Karina yang mendadak diberitahu ada kuliah dadakan di pesan grup kelasnya, segera turun dari gedung Arsitektur dan kembali ke gedung Literature. Kali ini ternyata dia tidak dapat bertemu dengan Park Yongjae padahal Karina ingin berterima kasih padanya secara langsung.

©©©

Kelas Arsitektur, seminggu lalu...

"Good Morning, Jooha." Sapa Yongjae memasuki kelasnya.

"Good Morning, Yongjae.. ada angin apa...sepertinya hari ini kamu bersemangat sekali." Balas Jooha yang mengetahui kebiasaan Yongjae.

"Kemarin aku bertemu seseorang."

"siapa? Jangan-jangan seorang wanita ya.." Goda Jooha yang tahu kalau sahabatnya ini tak pernah membicarakan masalah wanita dan fokus kuliah.

Yongjae hanya terdiam dan mengangguk.

"Akhirnya kau menemukan yang kau suka? Seorang Yongjae idola cewek-cewek di Kampus akhirnya menyukai seseorang. Ceritakan padaku..seperti apa wanita yang kau suka.." balas Jooha penasaran.

"Ah Jooha..kau ini.. bisa saja..well..aku hanya sekali bertemu dengannya saat ke perpustakaan kampus hari minggu. Dia anak literature. Sepertinya aku mulai menyukainya." Balas Yongjae menjelaskan kejadian minggu kemarin.

"Kau sudah menyatakan cintamu?"

"Bagaimana aku bisa bilang hal itu. Kita baru bertemu kemarin."

"Yongjae....siapa sih anak di kampus yang akan menolakmu. Yang ada mereka ngantre buat nembak kamu. Tapi kamunya selalu menghindar saat para gadis mencarimu."

"Bagaimana aku tak menghindar.. mereka selalu mengejarku kesana-kemari. Lagian aku tidak menyukai mereka. Mana mungkin aku terima cintanya. Dan aku pun harus memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi kan. Bagaimana jika aku mulai menyatakan cinta saat itu juga dan dia menolakku. Aku tak bisa membayangkan hal itu." Ucap Yongjae yang mulai memikirkan kemungkinan yang terjadi.

"Kau sudah meminta nomer teleponnya."tanya Jooha serius.

Yongjae pun menggelengkan kepalanya.

"belum..Jooha...bagaimana selanjutnya., aku tak bisa bertemu dengannya tadi. Dia telah mengembalikan payungku."ucap Yongjae terlihat sedih.

"Ehm...bagaimana kalau kamu saja yang menemuinya?" saran Jooha pada Yongjae.

"Aku?? Menemuinya? Hmm...sepertinya itu ide bagus." Ucap Yongjae sembari tersenyum.

©©©

Keesokan harinya...

Yongjae telah siap berangkat menuju kampus. Hari itu sebenarnya Yongjae tidak ada mata kuliah, dan dia sebenarnya akan mengikuti saran sahabatnya kemarin. Ya, hari itu dia akan mencoba menemui gadis yang mengembalikan payung untuknya. Yongjae tampak sibuk di depan kaca yang dipasang di dalam kamarnya. Dia pun memastikan pakaian dan style rambutnya cocok dan serasi. Yongjae ingin yang dikenakannya hari itu sempurna.

Karena dia ingin menemui gadis jurusan literature yang ditemuinya seminggu lalu. Setelah perjalanan sepuluh menit, Yongjae pun sampai di jurusan literature. Namun agaknya dia kebingungan untuk mencari seorang yang bernama Karina karena gedung jurusan tersebut sedang digunakan untuk seminar. Mahasiswa yang ada disana pun tak bisa dikenali karena tercampur dengan peserta seminar yang bisa jadi mahasiswa dari jurusan lain.

"Bagaimana aku menemukannya jika gedungnya seramai ini." Ucap Yongjae mengamati peserta seminar yang mengenakan tanda pengenal yang dikalungkan di lehernya.

"kemana aku mencari Karina sshi. Nomer teleponnya aku tak punya." ucap Yongjae sembari mengamati satu per satu mahasiswa yang lewat di hadapannya.

Walau kemungkinan kecil untuk bertemu Karina, Yongjae tak patah semangat dan berusaha mencari Karina dengan bertanya pada beberapa mahasiswa. Namun mereka tak dapat membantu Yongjae karena beberapa diantaranya mahasiswa lain berbeda jurusan dengan Karina.

"Permisi, saya mau tanya..tahu Karina, jurusan literature angkatan 2009?" tanya Yongjae pada seorang mahasiswi yang baru memasuki gedung jurusan Karina.

"Oh.. kamu nyariin karin ya? Tadi dia pamit mau ke perpus kampus hari ini."ucap mahasiswi itu menjelaskan dimana Karina berada.

"Terima kasih infonya, kalau boleh tahu..nama kamu siapa?" tanya Yongjae sopan.

"Oh..saya Michelle, sahabatnya Karina." Balas Michelle ramah.

"Michelle sshi..salam kenal, saya Yongjae jurusan arsitektur. Terima kasih ya..saya pamit dulu."

"bentar-bentar.. berarti kamu Park Yongjae sshi yaa?" tanya Michelle kaget.

Beberapa hari ini dia hanya mendengar nama Yongjae selalu disebut dan dibahas dan sekarang bertemu dengan orangnya langsung.

"Kamu tahu nama lengkap saya?" ucap Yongjae sedikit kaget.

"Oh.. saya hanya menebak saja. Yongjae sshi.. sebaiknya kamu segera menyusul Karina. Karena tadi setelah dari perpustakaan, dia akan pergi ke tempat lain." Ucap Michelle mengalihkan pembicaraan.

"Kalau begitu saya pergi dulu. Terima kasih sebelumnya."

"Sama-sama." Balas Michelle sembari memandang Yongjae yang meninggalkannya dan menuju Perpustakaan Kampus.

Michelle pun kemudian menekan sebuah nomer di smartphonenya.

"Yeobeoseyo.. Heejung..kamu dimana?" tanya Michelle penasaran.

"Yeobeoseyo Michelle.aku masih di dorm.." jawab Heejung sembari mengerjakan salah tugas kuliah.

"Daebaaak..tau nggak..siapa yang barusan aku liat." Ucap Michelle antusias.

"Siapa..siapa? kamu jangan buat aku penasaran..." tanya Heejung penasaran.

"Tadi aku ketemu Park Yongjae lagi nyariin Karin." Ucap Michelle semangat.

"Wow.. mau apa dia ketemu Karin.. jangan-jangan mereka pacaran diam-diam?" Tebak Heejung spontan.

"Heejung aah.. sepertinya nggak sih.. Yongjae sshi sepertinya tak tahu nomer telepon Karin. Menurutku sih sepertinya masih penjajakan alias some." Ucap Michelle mengeluarkan analisisnya.

"Oh gitu..aku harus memberi tahu ini juga pada Yuna. Pasti juga akan heboh seperti kita." Ucap Heejung sembari tertawa.

"Tentu saja. Seorang Karina akhirnya punya pacar."

"hahahaha.. Michelle..michelle, kamu bisa saja." Ucap Heejung mendengar kata-kata Michelle sembari tersenyum.

"Benarkan tapi? Menurutmu tadi seharusnya aku memberi tahu nomer Karin pada Yongjae sshi atau tidak."

"Kalau menurutku sih.. sebaiknya biar mereka berdua sendiri saja saling tukeran nomer smartphone, kita sebagai penyimak saja. Jika nanti Karin butuh bantuan, baru nanti kita maju untuk membantu Karin." Ucap Heejung bijak.

"Benar juga kata-katamu, Heejung ah.. ok kalau begitu. Aku ada kelas habis ini soalnya."

"ok Michelle.. take care..see yaa.."

"See yaa. Heejung."

©©©

avataravatar