My Live And You

---

Author POV:

"Kaka mau yang mana hum?" Tanya seorang wanita paruh baya pada putranya.

"Humm.. Hijau.." Jawab Limario sambil menunjuk sebuah kotak pensil berwarna biru yang di sodorkan oleh mamanya.

mamanya tersenyum, lalu pergi ke kasir untuk membayar barang itu.

Lim memperhatikan mamanya. Taran , mama lim mengusap kepala putranya itu.

"Maafin mama ya nak.. cuman bisa beli ini sama beberapa buku dan alat tulis. gunakan dengan baik ya?. Mama belum punya uang buat beli yang lain." Ucap Taran.

Lim menggeleng.

"Hum.. Tidak apa-apa.. ini cukup ma."

Taran tersenyum.

"Baiklah ayo kita pulang." Ajaknya.

Menunggu taksi menghampiri.. sekitar 5 menit, lalu mereka pulang dengan tangan menggandeng bag plastik belanjaan.

-----

SKIPP..

-----

"Akhirnya sampai.." Taran menuntun tangan anaknya untuk turun dari taksi.

Tak lupa membawa belanjaan mereka lalu membayar si supir.

--------

LIM POV:

--------

Aku menghela nafas ku. keadaan di Seoul ternyata mengharuskan kami berkerja lebih keras. taraf hifup dan kebutuhan pun sangat sulit bagi seseorang dengan perkerjaan sederhana.

Ayahku, Marco Manoban. dia hanya seorang buruh bangunan. Meski dulunya dia adalah seorang Chef, itupun tidak berangsur lama setelah ia tak dengaja melakukan kesalahan hingga akhirnya harus di berhentikan.

Umurku baru tujuh tahun.

dan ini adalah hari pertamaku bersekolah sekaligus tinggal di kota Seoul-Korea. Aku baru saja seminggu pindah dari Thailand menuju rumah Halmeoni (nenek dlm bhsa korea)

Yah.. keadaan di sini agak berbeda dari Thailand, tempat dimana aku tinggal sekarang lebih padat dan terlihat lebih sibuk. Bahasa di sini juga Tentu berbeda dengan Thailand.

Aku perlu banyak waktu untuk sekedar beradabtasi.

Sampai saat ini aku belum juga memiliki seorang teman, dan besok adalah hari pertamaku sekolah. aku berharap aku akan baik-baik saja.

--

--

--

--

NEXT DAY..

----

Author POV:

----

Lim duduk di bangku paling kiri jajaran kedua. bersamaan dengan teman pertamannya Kun.

Hanya diamlah yang bisa Lim lakukan. dia tidak fasih berbahasa korea. untungnya di sekolah ini, anak² bisa berbicara bahasa inggris sehingga memudahkan Lim untuk berkomunikasi.

"Oy Oy.. Look at this.."

(Oy Oy.. Lihatlah ini..)

Ucap Chan dan si anak nakal bersama dengan Hyoonsu sahabatnya.

Hyoonsu terkekeh lalu duduk di atas meja milik Lim.

Lim sedikit menunduk takut.

"Oh hey Transfer boy..." Ucap Hyoonsu.

"Pfff.. HAHAHA.. 어디서 왔니?"

(Darimana kau berasal?)

Tanya Chan pada Lim yang menunduk.

"외계 행성에서? HAHAHAH"

(Dari planet asing? HAHAHAH) Sambung Hyoonsu.

Lim hanya diam, tak mengerti maksud mereka.

"This kid can't speak Korean.."

(Anak ini tak bisa berbicara bahasa korea) Kata Chan.

"Let me see.."

(Biar aku lihat..) Hyoonsu merampas tas milik Lim dan mengeluarkan isinya.

"Hey.. Stop it.." Cegah Lim sambil berusaha mengambil kembali tas nya.

"Owhh.. good tools.."

(Owhh.. Alat-alat bagus..) Ucap Hyoonsu sambil memberikannya pada Chan.

Chan mengambil semua peralatan tulis di dalam tas milik Lim.

"Wow.. This good"

(Wow.. Ini bagus) Kata Hyoonsu mengambil kotak bakal milik Lim dan memakan isinya.

"Hey.. kembalikan padaku !" Titah Lim.

"Fuc* off.. Go away freaky kid!"

(Fuc* off.. Pergilah bocah aneh!) Ucap Chan sambil mendorong bahu Lim.

Lim jatuh terduduk di kursinya.

Chan mengambil kotak pensil milik Lim

dan melemparnya pada Daeshu salahsatu teman satu gangk mereka.

"Terlihat sama seperti milik Sana..." Ucap Daeshu sambil menyamakan kotak pensil milik Lim dan Sana.

Hyoonsu mengangguk.

"Hanya berbeda warna saja.."

Sana menepis tangan Daesu yang sedang memegangi kotak pensil milik Lim. "Ewh.. Jauhkan barang itu dariku.. Aku alergi dengan bocah aneh."

Seketika Chan, Hyoonsu, dan Daesu tertawa terbahak-bahak.

"Aku akan segera mengurus ini." Ucap Daesu tersenyum sarkastik pada Lim lalu berlari sambil membawa kotak pensil itu.

Lim yang sadar jika barangnya di curi pun ikut mengejar.

"Hey aku mohon.. kembalikan.."

"MEMOHONLAH TERUS!" Daesu berlari sambil mencoreti kotak pensil milik lim dengan pensil.

"KEMBALIKAN!"

"COBALAH!" Jawab Daesu sambil mengejek.

Namun aksi kejar-kejaran di kelas itu terhenti di saat seorang guru datang.

"Selamat pagi anak-anak..." Ucap si guru.

"Pagi.." Jawab murid-murid serentak.

"Limario Manoban, kenapa kau tidak duduk?" Tanya si guru.

"Kotak pensilku di ambil oleh Daesu.." Ucap Lim sambil menunjuk Daesu.

"Han Daesu.. Kembalikan kotak pensil milik Lim." Titah si guru.

"Baiklah.." Ucap Daesu sambil melempar kotak pensil itu ke arah Lim.

------

LIM POV:

------

Aku sangat lelah mengejar Daesu, hingga akhirnya seorang guru datang.

Aku terselamatkan.

Guru itu menanyaiku kenapa aku tidak pergi untuk duduk.

"Kotak pensilku di ambil oleh Daesu."

Aku menunjuk Daesu yang sudah duduk di bangkunya sambil mencoreti kotak itu dengan pensil.

"Han Daesu.. Kembalikan kotak pensil milik Lim." Titah si guru.

"Baiklah.." Daesu bangkit dari bangkunya lalu melempar kotak pensil itu.

Hampir mengenai wajahku, namun aku berhasil menangkapnya tepat waktu.

Aku melihat kedalam isi kotak pensil ku yang sudah kosong di ambil oleh Daesu dan teman-teman nya.

karena di corat-coret, kotak pensil ku menjadi hitam dan kotor karena pensil.

aku kembali ke bangku ku dan mencoba menghapusi coretan itu dengan penghapus.

tetap saja.. itu sudah terlalu kotor untuk bisa menjadi bersih lagi.

Aku menundukan kepalaku. mengusap sedikit kotak pensil yang mama belikan untukku kemarin, kini sudah bernasib seperti itu.

Aku ingin menangis. Kun yang duduk di sampingku menepuk punggungku.

"Itu sudah biasa.. Beradabtasi lah.." Ucap Kun.

avataravatar
Next chapter