5 kamu dan dia

Perlombaan akan segera di mulai...

Alina tengah duduk di kursi penumpang lawan. Terlihat jelas tujuan dari rencana untuk menukar patner ini adalah mengecoh fokus lawan. Deon tau damara lemah akan meigna, ia sengaja menempatkan maigna di sana sebagai penghambat damara.

" pegangan yang kuat kalau lo gak mau jatuh! " tegas deon yang memegang kendali atas hidup alina saat itu.

" gue harap lo gak cukup licik, untuk mencelakai patner lawan lo yang gak tau apa-apa " bisik alina sinis. Alina mulai muak berada di tengah-tengah mereka, saling memanfaatkan dan tak memperdulikan perasaan pihak lain.

" gue punya prioritas " balas deon dingin.

" apa hadiah untuk pemenang kali ini?" darian mendekati garis start, guna memperjelas tujuan deon

" itu mudah pemenangnya boleh, memilih 1 dari 2 patner kali ini " jawab deon melirik damara sinis, semua yang ia rencanakan menguntungkan dirinya pada akhirnya menang atau tidak deon takkan rugi apapun karena seperti itulah tujuannya.

" gue bukan barang yang bisa lo pertaruhkan" sentak alina yang berada di kursi beakang motor deon

" sejak lo masuk, kedalam dunia kami, lo gak punya hak apa-apa" sinis deon

" lo gak bisa seenaknya, nentuin itu semua deon " bantah darian tak habis pikir dengan pemikiran deon

" deal atau tidak lomba ini akan tetap berlangsung dan peraturannya akan tetap sama " ucap deon lagi

" deal! Tapi dengan 1 syarat tambahan " balas damara menatap mata deon dengan tatapan tajam miliknya, alina yang melihat itu hannya bisa menatap damara tak percaya, ia tak menyangka orang yang ia percayai baik ternyata cukup brengsek untuk di sebut bajingan.

Alina menatap damara dengan penuh amarah, namun damara sama sekali tak memperhatikan dirinya maupun melirik dirinya mata damara hannya tertuju pada deon, mata yang memancarkan amarah itu tertuju pada deon.

" lomba kali ini harus bersih tanpa trik-trik licik dari kalian " sinis damara lagi, deon yang mendengar itu tersenyum miring, ia sudah menduga permintaan damara itu. Ia tak salah menempatkan meigna di sisi damara, kini ia memegang kendali atas kelemahan damara.

" dari awal gue gak berencana untuk menggunakan cara licik atau trik-trik murahan itu " balas deon lagi, senyum miring deon semakin lebar. matanya kini fokus pada lintasan tangannya tak henti menarik gas motornya untuk menciptakan suasana ramai, ia bertindak seakan pemenangnya sudah di tentukan sejak awal.

" SIAP!!!!..... MULAI !"

Perlombaan di mulai, 5 putaran harus di lakukan oleh peserta lomba dengan membawa patner mereka di kursi penumpang. Kedua pihak bersaing dengan ketat, jarak mereka terpisah jarak yang tipis, mereka harus menyentuh garis finis setelah 5 putaran dengan berhati-hati menjaga patner mereka.

" sialan lo!, pegangan! gue gak mau kalah gara-gara lo yang gak bener pegangannya!" teriak deon ketika merasakan tangan alina yang mengambang di pundaknya, itu membuat deon tertinggal jauh oleh damara di putaran ketiga ini.

" gue gak mau !" ketus alina bersikeras dengan pendiriannya

" gue gak tamggung jawab kalo lo mati karena jatuh dari motor" ancam deon, memacu kendaraan tanpa memikirkan kondisi alina yang tengah ketakutan, alina yang terkejut dengan perubahan kecepatan motor deon yang tiba-tiba itu reflek mengeratkan pelukannya di pinggang deon, walaupun alina keras kepala dan angkuh ia tak ingin pergi menemui bundanya di usia dini. Akhirnya alina mulai menurunkan egonya dan memeluk deon erat, alina menyembunyikan kepalanya di punggung deon, dan memejamkan matanya erat, deon yang merasakan sepasanga tangan yang merambat di perutnya itu tersenyum tipis dan memaksimalkan laju dari motorny hingga menyamakan kedudukan dengan damara.

" siap-siap untuk kalah pecundang!" teriak deon ketika, melewati damara di putaran keempat, alina sedikit mengintip dari sudut matanya yang terpejam ia melihat damara yang tengah fokus pada perlombaan itu, ia melihat sosok damara yang berbeda untuk pertama kalinya. Damara dengan wajah khawatir bukan karena kalah perlombaan namun wajah yang khawatir tak dapat membawa gadis di belakangnya itu ke garis finis dengan selamat. Alina dapat melihat sebelah tangan damara yang mengelus sekilas tangan wanita itu di perutnya.

Melihat pemandangan yang membuat mata alina memanas, ia kembali memejamkan matanya erat menahan aliran air mata yang menyeruak keluar. Namun tak lama alina sontak melebarkan matanya, ketika mendengar suara gaduh di belakangnnya

BRAKKK!!!

Di tikungan terakhir damara kehilangan kendali atas motornya, hingga menyebabkan ia terjatuh di lintasan, alina yang terkejut dengan itu melihat kebelakangnya, ia melihat damara terguling sampai ke sisi lintasan sambil memeluk meigna untuk melindungi gadis itu dari kerasnya bumi yang menghantam tubuh mereka.

Sedangkan motor damara terhempas dan bergesekan dengan lintasan cukup jauh dari posisi jatuhnya damara.

Bendera di naikkan setelah deon melewati garis finis, pertanda lomba telah berakhir. Motor milik deon belum terhenti dengan sempurna, alina telah melompat dan turun dari posisinya. Tanpa sepatah katapun, alina pergi meninggalkan deon dan kelompoknya

" dih,, apaan tuh cewek, kaga bilang makasih apa sama gue karena dia masih hidup " geram deon yang tak di anggap ada oleh alina,

" takut kali dia bos" racau salah satu anggota genk deon.

Alina tak takut, ia hannya muak berada di dekat deon, dan di tempat itu. Ia sudah cukup untuk kecewa. Alina berjalan cepat menuju kelompok genk rascal, ia melihat damara yang datang di bantu oleh alga dengan kaki yang tertatih, sedangkan wanita tadi berada di sisi damara turut menuntun damara dalam langkahnya

" berengsek " gumam alina memalingkan pandangannya dari damara, ketika damara menatap mata alina

" pelan-pelan" ucap gadis itu menopang tubuh damara.

" gue gak apa-apa, lo gak ada luka kan?" tanya damara menatap manik gadis itu lembut

" aku enggak apa-apa, berkat kamu. Maaf" balas gadia itu sendu

" its oke, asal kamu gak kenapa-kenapa" balas damara mengelus rambut meigna

" cih.." cicit alina melihat dialog antara damara dan meigna itu, alina memutar bola matanya dan pergi menjauh dari mereka.

" yo,,, seharusnya lo lebih fokus ke perlombaan " deon yang tiba-tiba datang denan kelompoknya tak membuang kesempatan untuk merendahkan damara

" sialan! ini pasti lo yang sabotase kan?" alga yang tak terima dengan apa yanga terjadi pada damara, menyerang deon tanpa bisa di cegah.

" kalah, gak usah belagu bos" sinis deon ketika kepalan tangan alga di tahan oleh salah satu anggotanya

" emank lo punya bukti kalau kita yang sabotase ?, emank lo tau penyebab dia jatuh itu apa?" sinis damian yang menahan pukulan alga tadi

" ini jelas-jelas ulah kalian, lo semua udah ngejebak kita disini, dan ini bagian dari rencana lo" bentak alga lagi

" lo bisa selidikin semuanya kalau gue terbukti bersalah gue akan tunduk di bawah genk rascal" sinis deon melangkah mendekati alga yang menatapnya tajam

" well,, karena gue kasian sama lo, taruhan sebelumnya gue anggap gak ada, karena lo udah pernah ngelepasin meigna sekali, kali ini gue lepasin cewe itu dan sekarang kita impas " tutur deon melewati alga begitu saja matanya tak lepas dari manik mata damara, ia memandang damara rendah. Deon berjalan mendekat kearah damara, merangkul meigna dan melemparkan senyum kemenangan kepada damara

" gue bawa cewe gue balik dulu ya,, " sindir deon melewati damara dengan merangkul meigna, damara ynag melihat itu hannya bisa mengepalkan tangannya erat dan menatap deon sinis. Tak lama setelah itu suara gemuruh yang datang dari mesin motor genk lucifer memenuhi udara dan menjauh hingga tak terdengar lagi.

" lo gak apa-apa ra?" tanya reygan yang baru saja sampai di tempat kejadian dengan perlemgkapan P3K setelah mendengar kabar bahwa damara mengalami kecelakaan saat balapan.

" brent mana?" tanya daniel yang datang bersama reygan.

" sama alex di belakang " balas darian, mendengar itu daniel pun mengangguk mengerti, kemudian ia melihat kearah orang asing yang berdiri tak jauh dari mereka, gadis itu berdiri kaku dengan wajah muram. Ia terlihat gugup dan bergetar, wajahnya memerah penampilannya berantakan walaupun dia di balut dengan gaun indah semi formal, namun penampilan gadis itu kini jauh dari kata rapi.

" dia siapa?" tanya daniel kepada darian yang kini beraada di dekatanya tengah mengobati luka damara.

" nanti gue jelasin" jelas darian, kembali fokus mengobati luka damara. Mendapat jawaban tak pasti dari, darian daniel pun mendekati gadis itu yang kini tengah berada di dekat alga. Gadis itu tengah menundukkan kepalanya, dengan kedua tangan yang menyatu dan saling meremas meluapkan amarah, tubuhnya di tenangkan oleh elusan alga di puggungnya namun gadis itu tak kunjung dapat meredakan amarahnya, ia bukan takut, ia bukan gugup, ia hanya sedang menahan amarah dan airmata yang meluap-luap. Daniel menyadari itu ketika ia berada lebih dekat dengan gadis itu dari pada sebelumnya.

" eh! niel?,,, lo dateng sama reygan ?" tanya alga yang menyadari keberadaan daniel di dekatnya. Mendengar nama asing yang di sebut alga membuat alina penasaran dan menegakkan kepalanya untuk melihat orang itu. Daniel berdiri kaku disana, tubuhnya kaku namun ia tersenyum lembut kepada alina, walaupun kini alina tengah menatapnya dengan tak bersahabat.

" iya bang, reygan lagi ngobatin lukanya damara " tutur daniel menatap alga sekilas dan kembali menatap alina, ia akui ia sempat terkejut dengan tatapan tak bersahabat dari gadis yang baru ia temui itu, namun gadis itu terlihat rapuh. Daniel ingin memeluk tubuh itu dan menjaganya dari hamparan angin lembut sekalipun.

Untuk pertama kalinya daniel tak dapat melepaskan pandangannya dari seorang gadis kecil yang baru di temuinya malam itu.

💗

" mei,, lo awasin damara dari dekat, dan laporkan secara rutin"

" iya dey,, akan gue lakuin sesuai perintah lo"

" ini baru gadis penurut gue" deon memeluk meigna dari samping dan mengecup kepala meigna

" revan gimana keadaannya?" tanya deon

" dia udah sembuh berkat lo. Luka-lukanya udah membaik" jawab meigna lembut

' gue akan lakuin segalanya buat lo mei'

~

avataravatar
Next chapter