15 Gudang sekolah

Jam pelajaran terakhir, lili telah kembali ke kelas, dengan bantuan alina. Tentu tatapan tak suka dari fara dan teman-temannya mengamati gerak-gerik alina dan lili yang baru saja kembali ke kelas.

Guru yang bertugas untuk mengajar pada saat itu tak kunjung datang. Alina merasa sangat mengantuk dan izin pada lili untuk ke toilet sebentar.

Baru saja alina menutup pintu toilet. Namun seseorang mendorong pintu pintu toilet itu sehingga tubuh alina terdorong hingga di terduduk di atas koset yang untungnya tertutup.

" lo ngapai di toilet cewek!?" seru alina melihat pria yang memaksa masuk itu adalah damara

" sstttss" ucap damara meletakkan telunjukkanya di mulut alina

" sialan!, kenama tuh cewek?. Lo yakin tadi lo liat dia ketoilet?" terdengan samar suara siswi lainnya di toilet wanita

" gue gak yakin sih. Tapi tadi gue liat dia belok ke arah toilet jadi gue kira dia di sini" wanita lainnya turut menimpali kekesalan wanita sebelumnya

" bentar lagi bu dena masuk kelas. Kita balik aja yuk. Nanti kita urus si cewek sok itu" beberapa saat hening setelah kepergian fara dan teman-temannya

" sorry,, gue tadinya mau nunggu di luar. Tapi mereka dateng jadi gue ikut masuk aja" ucap damara tersipu di tempatnya

" lo ngapain nungguin gue?"

" tadi gue liat lo mesra-mesraan sama daniel di depan uks. Kalian ada hubungan apa?"

" lo Cuma mau nanya itu doang?" ucap alina menengadahkan kepalanya menatap damara yang berdiri di depannya. Dengan jarak yang sangat tipis.

" jawab aja. Apa susahnya sih" damara mendekatkan wajahnya pada alina. Meluruskan satu tangannya hingga terkesan seperti tengah mengukung gadis itu.

" gue sama daniel Cuma temen" alina menatap damara tanpa takut.

" terus apaan adegan senderan bahu?"

Ucap damara menatap curiga alina yang tengah menatapnya dengan tatapan dinginnya.

" gue Cuma capek" ucap alina santai.

" lo kalo lagi cape senderan ke sembarang orang ya?" diringin senyum miring di wajah damara. Damara mengintimidasi alina seakan alasan yang di katakan alina hanyalah  kebohongan belaka.

" Terus apa urusannya sama lo ?" sinis alina memutar bola matanya.

" ada !, karena gue suka sama lo" sentak damara. Membuat alina terkejut. Enggak lucu kan damara ungkapin perasaannya karena kesal di toilet waktu mau nyusulin alina.

" kalo becanda tau tempat dong, gue tadinya mau istirahat. Malah lo ganggu" kesal alina tak menanggapi serius ucapan damara

" lo ngapain istirahat di toilet?"

" kalo gue ke uks. Nanti di usir gue udah dari pagi di uks nemenin lili. Jadi gue ke sini " alina menepis damara. Berdiri dari duduknya yang terasa tak nyaman.

" lo aneh ya. Jam istirahat di atap. Mau bolos ke toilet"

" karena kalo ketauan, gue bisa alsan sakit perut"

Alina membuka pintu bilik toilet. Dan keluar dari sana, itu menyesakkan di tempat sempit bersama damara

" tunggu!, gue serius sama apa yang gue bilang tadi " damara menahan tangan alina

" lo juga keliatan serius waktu bilang. Bakalan ada buat gue terus" tutur alina dengan wajah datar

" gue Cuma..."

" gue udah pernah bilang. Itu hak lo. Gue gak larang lo suka gue. Tapi jangan paksa gue buat ngelakuin hal yang sama. Sebelum itu lo harus tau semua tentang gue. Baru lo bisa mastiin lo benera suka sama gue atau sekedar tertarik" alina memotong kalimat damara. Karena ia tau damara takkan bisa menyelesaikan kalimat itu

" gue suka sama lo. Karena lo orang pertama yang datang menghampiri gue Dan peduli sama gue walaupun lo sebenarnya marah. Tapi gue gak percaya ini akan berlangsung lama" ucap alina lagi

" gue pastiin itu akan berlangsung lama" ucap damara antusias. Alina hanya tersenyum, melangkahkan kakinya keluar toilet sebelum ada orang lain yang memergoki mereka disana.

' yes ada harapan' pikir damara dalam hati

~

Hari ini alina di tugaskan untuk mengeluarkan beberasa kursi dari gudang untung keperluan meeting. Yah setidaknya itu lah pesan yang ia terima dari adik kelas yang menyampaikan pesan dari guru. Sejujurnya alina tak begitu yakin dengan itu. Namun ia tak ingin mengabaikan permintaan gurunya. Sekalipun itu hanya kebohongan.

Alina melangkahkan kakinya memasuki gudang gelap yang berdebu.

" apaan nih?" gumam alina melihat fara dan teman-temannya telah menunggunya di sana

" akhirnya lo dateng juga. Capek tau gue nungguin lo!" ketus fara

" heh cewe sok Jagoan, sekarang gak ada yang bisa bantuin lo" sindir dinda. Yang berada si samping fara

" lo sih sok pahlawan. Berhati malaikat. Ngebelain lili. Jadinya lo apes sendiri kan" timpal rani

" lo semua mau apa?" tanya alina tak mengubah ekspresi wajahnya

" mau apa lagi?, mau ngasi lo pelajaran lah" sinis rani

" dih,, sok berani lo. Padahal dalam hati udah pengen kabur aja" ucap dinda

" sebelum terlambat gue kasi kesempatan lo buat sujud minta ampun deh" sindir fara

" emank kalian siapa, harus gue takuti?" tantang alina

" wah ngelunjak ya lo" fara mendekat dan menarik rambut alina.

" kenapa?, lo takut karena gue berani sama lo semua?" kritik alina lagi

" apa lo bilang?, gue takut?, seharusnya lo khawatirin diri lo sendiri. Cewek ganjen. Cewek jalang kayak lo apa yang perlu di takutin?" ucap fara tersulut emosi. Ia mendorong alina hingga terhempas. 3 sekawan itu kompak menertawakan alina.

" gue setuju. Cewek jalang kayak lo semua apa yang perlu di takutin?" tutur alina tersenyum sinis. alina berdiri, dengan santai. Menepuk-nepuk seragamnya yang kotor

" apa lo bilang?" pekik rani tak terima dengan perkataan alina

" apapun masalah lo sama lili gue gak pingin ikut campur ataupun jadi pahlawan dia. Lo ngebully dia. Gue Cuma nolongin. Urusan lo sama dia dan urusan gue sama lili. Gue gak ada urusannya sama lo"

" justru karena lo udah bantuin lili, itu berarti lo nyari masalah sama kita-kita" ucap dinda membantah perkataan alina

" lo bully lili, itu bukan masalah buat gue. Kenapa waktu gue bantuin dia itu jadi masalah buat kalian " balas alina sinis

" diem lo cabe!, lo juga sama ganjennya kayak si lili. Asal lo tau ya daniel itu punya gue. Lo jangan coba-coba buat deketin dia" sinis rani

" gue kasian sama lo semua. Gue gak ngapa-ngapain eh malah di deketin mereka. Tapi lo semua yang caper sana sini, malah di kacangin"

PLAK!

Satu tamparan alina terima. Ia tak tau kenapa jika sesama wanita bertengkar selalu saling menampar atau menjambak. Kedua pipinya kini telah merasakan sakitnya tamparan. Tamparan itu begitu keras sehingga membuat sudut bibir alina terluka. Alina tertawa kecil merasakan perih di sudut bibirnya

" lo yang mulai duluan ya" ucap alina tersenyum. Ketiga gadis itu menegang melihat reaksi alina setelah mendapatkan tamparan dari fara.

" apaan sih lo cewek gila" fara mendekat kearah alina menguluran tangannya hendak menjambak rambut alina lagi.

" awhhh!" fara memekik kesakitan ketika alina menakis tangannya melipatnya kebelakang tubuh fara dengan satu tangan alina yang melingkar di fara. Jarinya mencengkram leher fara kuat. Seakan dengan satu hentakan saja leher fara bisa patah di buatnya.

" eh lo apaiin temen kita?" teriak dinda

" stop!, lo maju satu langkah leher temen kalian akan patah" sinis alina dengan nada lembut namun dapat membuat 3 orang itu merinding

" heh lo gila ya?, lepasin temen kita!" teriak rani ketakutan

" gue laporin guru lo ya" ancam dinda

" silakan!, atau mau lanjut ke kantor polisi aja?, atau meja hijau?. Siapapun yang liat. Bisa tau siapa korbannya. Lo pikir ada yang percaya gitu gue nyerang kalian bertinga?, owh ya jangan lupa luka tampar yang temen lo lakuin ini udah cukup buat menggiring opini publik" ucap alina mengembalikan ancaman itu

" le... lepasin gue, gue gak bisa nafas" fara berusaha memohon namun suaranya tak terdengar jelas

" apa lo bilang ? gue gak denger" tutur alina sambil tersenyum

" gue ngaku salah!, sekarang lepasin gue!" teriak fara susah payah. 2 temannya hanya dapat melihat fara yang terlihat tengah kesakitan.

" apa jaminan kalian gak akan mengulang hal yang sama kalo lo gue lepasin" sinis alina dingin

" kita... kita gak akan gangguin lo lagi" ucap dinda terbata

" gue menolak. Karena gue pastiin lo semua gak akan bisa gangguin gue lagi. Jadi apa gunanya?" alina tersenyum miring melihat rani yang bersimpuh dengan tubuh bergetar

" kita enggak akan ganggu lili lagi" ucapnya lemah

" itu urusan kalian. Karena gue gak akan tinggal diam kalau lo semua bertingkah lagi. Bayangkan berita pembullyan kalian terdengar ke telinga kepala sekolah. Bukan hanya di keluarkan. Kalian juga akan di tuntut. Kalian pikir di sekolah mana kalian menginjakkan kaki ?" tutur alina melepaskan fara mendorongnya ke arah 2 temannya itu.

Ketiganya segera melarikan diri dari gudang walaupun harus tertatih karena keseimbangan tubuh yang tidak setabil.

~

" al! Gue denger lo di labrak genknya si fara ya kemarin? Beneran? " tanya mano yang baru saja duduk di kantin

" gara-gara lo yang selalu narik gue ke kantin. Gue jadi bahan omongan seluruh sekolah" kesal alina

" ya,, kita kan juga mau kumpul sama lo al.. masa kita musti ke atap mulu sih" rengek kriss

" damara mana?" tanya alina mengabaikan pertanyaan kriss

" tuh,,, lagi sama meigna" ucap anton menunjuk damara dengan dagunya.

" jadi gimana lo waktu di labrak?" tanya ferdi

" pasti di abisin lah sama alina" timpal mano lagi

" lo semua apaan sih orang abis di labrak malah. Seneng" seru reygan

" lo beneran di smaperin fara al?" tanya lili

" iya,, tapi lo gak usah khawatir mereka gak bakalan. Gangguin lo lagi" ucap alina menyakinkan lili

" lo gak apa-apa al?" tanya daniel

" lo bisa liat, gue gak apa-apa" ucap alina

" apanya yang gak apa-apa. Itu bibir lo luka gitu. Pipi lo juga rada bengkak" ujar aldo

" hah?, mana?" seru reygan menangkup wajah alina

" ih. singkirin tangannya!" bentak lili menepis tangan reygan

" eh,, sorry sakit ya al?" ucap reygan merasa bersalah

" apaan nih?, lo sejak kapan care sama alina?, " tanya ferdi menatap reygan curiga

" ini Cuma luka dikit kok" tutur alina membalas pertanyaan reygan tadi

" gila mereka mainnya kasar juga ya. Awas aja kalo ketemu gue " seru ferdi. Kesal

" eh,,? Daniel mana?" seru lili menyadari daniel yang telah hilang dari tempatnya

" katanya mau nyamperin fara and the genk" seru aldo

" lah?, lo kok gak cegah sih? " ucap anton panik

" rey, adik lo susulin gih ntar runyam masalahnya" ucap mano

" ya udah" ucap reygan berdiri dari duduknya

" kak rey mau cegah daniel?" tanya alina

" siapa bilang?, gue mau dukung daniel malah " ucap reygan tersenyum

" eh!!, kok malah jadi gini. Kan masalah nya udah kelar. Lo semua cegah mereka dong ngapain diem doang?" seru alina khawatir

" kita juga mau ikut dukung lah " ujar ferdi, berlari menyusul reygan. Begitupun yang lainnya. Alina pun hendak mencegah mereka namun lili menahannya

" jangan ikut. Nanti kamu kena masalah lagi" Ucap lili menahan alina

" lo mau cegah mereka?" tanya alina

" enggak, gue mau liat mereka labrak fara and the genk" ucap lili tersenyum sinis. Alina tak habis pikir dengan mereka. Yang memiliki masalah dirinya, tapi kenapa mereka yang over.

Alina memutuskan. Menyusul mereka semua untuk mencegah. Hal-hal yang tidak di inginkan. Untungnya mereka hanya memperingati fara and the genk saja. Tidak sampai menggunakan fisik.

💗

" sialan... Siapa dia?" pria itu mengintip tak jauh dari cafe alina.

Mengamati. Seseorang dengan helm full face hitam yang terus mengawasi alina belakangan ini.

Tak lama pria misterius itu pergi dari posisinya. Sesaat setelah alina keluar dari cafe.

" sialan! Dia mau apa" aldo segera berlari ke arah alina untuk menyelamatkan gadis itu dari laku motor yang mengarah padanya.

~

" lo siapa? " setelah menunggu alina pergi dengan bus. Aldo menghampiri pria miaterius itu yang menunggu tak jauh dari posisinya. Mengikuti laju bus yang alina tumpangi.

" lo gak perlu tau gue siapa" ucap pria itu. Dari balik helemnya. Motornya terhalang oleh motor aldo yang menghalanginya.

" apa tujuan lo!. Gue peringatkan lo jangan sentuh wanita itu" geram aldo

~

avataravatar
Next chapter