3 ISU ATAU KENYATAAN?

Daisy membuka pintu asramanya. Dia mengernyit bungung mendapati dua temannya yang sibuk menatap layer ponsel mereka sambil berbisik. Begitu melihat Daisy datang wajah mereka seolah mengisyaratkan kalau yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga.

"Hey kau darimana saja?! Kau tahu kau baru saja ketinggalan berita update."

"Hah?!" Daisy langsung menghampiri Naomi dan Chika.

"Ini, lihatlah."

"Bella Viola sang model cantik kembali terlibat skandal percintaan." Eh, wajah Daisy justru mengernyit.

"Bella?"

"Iya, bukankah ini ketiga kalinya dalam dua bulan dia terjerat skandal."

"Eumm, kau tahu, aku baru saja bertemu Kak Dev di café, tapi dia tidak mengatakan apapun padaku." Daisy sedikit bingung dengan artikel tersebut. Memang benar, Viola adalah pacar Kak Dev. Dan dia termasuk orang penting yang sering terjerat skandal percintaan. Tapi, hubungannya dengan Kak Devian baik-baik saja. Kak Dev begitu mempercayai Bella, dia tidak mudah terserang isu panas, walaupun hubungan mereka masih di rahasiakan, karena Kak Dev tidak mau hubungan mereka mempengaruhi karir Bella.

"Abaikan saja, lagipula itu hanya skandal." Daisy tampak masa bodo, lagipula dia tidak mau menjadi perusak hubungan orang.

"Tapi Daisy, coba kau lihat, ini, ada bukti kalau mereka jalan bareng, Bella dan Jean."

"Asataga Naomi, kau kan tahu betapa kerasnya dunia entertain, mereka suka sekali mengedit hal yang tidak terjadi."

"Benar." Chika mengangguk, dia setuju dengan ucapan Daisy.

"Iya si, tapi aku malah berharap itu benar, bukankah itu sama saja kesempatan buatmu, benar kan Daisy?"

"Dasar kau! Jangan menghasutku menjadi pelakor dong!" Daisy menepuk dahi Naomi.

"Oucchh! Tapi kau juga berharap itu benar kan?"

"Jika itu benar aku memang akan senang sih, jujur. Tapi Kak Dev akan sedih, jadi, aku tidak tahu harus senang atau sedih." Jawab Daisy.

"Hadeuhh benar-benar bucin sejati." Naomi memeluk Daisy.

"Ehhh! Kita akan kerja kelompok." Chika mengingatkan. Sontak Daisy dan Naomi sadar, sudah hampir jam 11.00, mereka segera mengambil bahan kelompok dan berdiskusi.

***

Daisy menghentikan taksi di depan rumah besar berornamen putih itu, rumah keluarganya. Dia selalu merasa kesepian setiap kali pulang, tapi mau bagaimana lagi, Mama menyuruhnya pulang. Jika dia tidak pulang mama akan menerornya dengan sepuluh panggilan permenit.

"Ma?" Daisy memanggil Mamanya, karena pelayan yang membuka pintu bukan Mamanya.

"Daisy sayang? Mama di sini" Dia melihat Mamanya di ruang keluarga tengah mengobrol dengan Bibi Anna, Ibu Kak Dev. Sejak Daisy kecil mereka berdua memang sudah akrab, seperti kakak dan adik.

"Halo Bi, bagaimana kabar Bibi?"

"Halo sayang, Bibi sehat, kau bagaimana?" Jawab Bibi seraya memeluk Daisy.

"Aku tidak sehat, tugasku menumpuk. Hehehe." Gurau Daisy.

"Uuuhh, sayangnya Bibi, kau pasti kelelahan yah"

"Sayang kau gantilah dulu pakaianmu setelah itu kita makan siang bersama." Perintah Mamanya.

"Baik."

Daisy berjalan menuju kamarnya, namun langkahnya berhenti, begitu mendengar obrolan lanjut antara Mamanya dan Bibi Anna. Daisy tidak berniat menguping, tapi begitu nama Bella terpanggil, dia sedikit penasaran mengingat apa yang dia ketahui siang ini.

"Jadi bagaimana? Apa aku katakan saja kalau aku tidak menyukai gadis itu?"

"Tapi kau bilang puteramu sangat menyukainya, memang serba salah."

"Sejak awal bertemu aku merasa gadis ini tidak cocok untuk puteraku, dia terlalu bebas, kau tau baru-baru ini dia juga terlibat skandal seksual."

" Skandal seksual yang bagaimana?" Mama Daisy tampak penasaran.

" Lihatlah, foto-foto di artikel ini, melihat gadis itu menuju hotel dengan seorang pria. Mana mungkin itu Devianku? Dia setiap hari sibuk bekerja, memang ada waktu liburan ke hotal?"

"Astaga, memang susah memiliki kekasih model, dia selalu saja menjadi sorotan. Tapi, saat Dev membawanya ke rumahmu, apa kau pikir dia itu baik?"

"Yah, dia tampak seperti gadis yang sederhana. Tapi dari cara dia berbicara, dia terkesan angkuh, mungkin karena gaya hidupnya,"

"Kalau begitu, dia pasti memiliki sisi baiknya, kau percaya saja pada puteramu, dia laki-laki yang baik, pasti akan mendapat pasangan yang baik juga."

Degg. Daisy tahu, tidak seharusnya dia mendengarkan. Tapi sudah terlanjur. Dia jadi penasaran, bagaimana perasaan Kak Dev saat ini, jika dia tahu, sebenarnya Bibi Anna tidak menyukai Bella, padahal Kak Dev sudah berusaha mati-matian menyisihkan waktunya demi Bella, tapi wanita itu selalu saja terlibat skandal. Pasti, Kak Devian juga merasa kecewa, tapi dia tidak mengutarakannya saja.

Tiba-tiba terbesit ide untuk menghibur Kak Dev-nya, Daisy berlari ke kamar, dia mengganti pakaiannya dengan jumpsuit kasual. Dia lalu turun dengan tas kecil selempangnya.

"Bibi,"

"Ya?"

"Bisa kau tanyakan pada Kak Dev, apa dia hari ini sibuk?"

"Ahh, tadi pagi dia bilang pada Bibi akan pulang untuk makan malam, berarti dia tidak terlalu sibuk."

"Boleh aku meminjam Kak Dev malam ini?"

"Eh? Ahhh lakukan saja,"

" Terima Kasih Bi," Daisy senang Bibi Anna mengerti maksudnya.

"Ma, maaf ya malam ini aku sepertinya tidak bisa makan di rumah. Aku akan pergi menghibur Kak Dev." Daisy memohon dengan mata memelas.

"Heh? Menghibur? Kau mau kemana memangnya?"

"Nanti kupikirkan, Ma, Bi, aku pergi dulu yah!" Daisy langsung berlari keluar setelah pamitan, dia tahu jika tidak ada Bibi di sana Mama pasti akan menginterogasinya habis-habisan.

"Aku malah berharap puterimu yang menjadi menantuku, tapi dia masih terlalu muda untuk Dev, Dev sebentar lagi kepala tiga, tapi dia belum mau memberiku cucu."

"Sabarlah Anna, mungkin dia memang ingin fokus pada karirnya."

"Kau benar,"

***

avataravatar
Next chapter