1 01.

kenapa dia bisa mendapatkan nya? kenapa dia bisa mendapatkan ke bahagianya? kenapa Aku tidak bisa seperti dia?

Kenapa di saat Aku menangis dia tertawa? kenapa di saat Aku terluka tidak ada yang menolongku? sebegitu tidak berartinya kah hidupku?

Mah... Aku ingin seperti anak pada umumnya yang selalu di bangunkan pah untuk ke sekolah Aku juga ingin di buatkan sarapan sama seperti kakak

Pah... Aku ingin di peluk sama papah saat Aku terpuruk, Aku ingin papah mendengar keluh kesahku

Kak leza... kenapa kakak sejahat itu sama Aku? kenapa kakak tega sama Aku?

Kak revan... Aku kangen sama kakak, kenapa kakak ninggalin Aku? kenapa kakak pergi ninggalin Aku? Aku udah ga sanggup hidup lagi ka.

°°°°

Plakk

Suara tamparan itu berasal dari tangan mamahnya, liza yang di tamparan hanya bisa terdiam, tamparan itu sudah menjadi makanan sehari hari nya.

"Kenapa sih kamu ga bisa nurut sama saya? kenapa setiap hari selalu pulang malam hah? " Tanya Rena-mamah liza

"Aku kerja mah" jawab liza

Plakk

Suara tamparan kembali terdengar bahkan lebih keras dari sebelumnya "Sudah berani jawab hah?" bentak mamah nya

Serbah salah itu lah liza,tidak jawab salah apa lagi jawab.

Plakk

"ANAK GAK TAU DI UNTUNG KAMU" kini giliran papah nya yang menampar pipi liza.

Liza sudah tidak kuat lagi, liza memilih pergi ke kamarnya tidak mempedulikan teriak amarah dari kedua orang tuanya, liza menangis sesenggukan di bawah guyuran air shower, liza menangis sejadi jadi nya meluapkan segela amarah nya melalui tangisan nya.

"Hiks kenapa hiks mamah hiks sama papah hiks jahat hiks sama aku? kak aku hiks butuh kaka" tangisan liza kembali pecah saat mengingat kakak laki laki nya itu.Liza menyudahi acara mandi nya lalu segera memakai piyama nya.

Liza duduk termenung di lantai memikirkan kenapa hidup nya sepahit ini?

Kenapa keluarganya setega itu?

Apakah sudah tidak ada sayang lagi untuk nya?

Kenapa keluarganya tidak menginginkan dia hidup?

memikirkan itu membuat kepala Liza pusing ingin tidur tapi tidak bisa tidur entah kenapa dia tidak bisa tidur jika bukan dengan bantuan obat tidur, Liza berjalan mendekat ke tempat obat tidur nya berada lalu Liza meminum obat itu lalu segera merebahkan diri nya di kasur menunggu kantuk menyerang nya.

°°°°

Pagi ini liza bangun lebih pagi dari biasanya,entah kenapa dia tidak bisa tidur nyeyak kalo tidak meminum obat tidur,Liza keluar dari kamarnya saat sampai di tangga Liza melihat keluarganya sedang bercanda ria bersama, Liza menghampiri mereka keadaan menjadi hening mereka fokus memakan makanan mereka tidak mempedulikan keberadaan Liza.

"Mah pah kak aku berangkat dulu ya, assalamualaikum" pamit Liza yang tidak di perdulikan oleh mereka.

Liza berjalan kaki menuju sekolah nya, untuk menghemat uang nya, selama perjalanan tatapan Liza kosong, dia merasa hidup nya tidak di ingin kan oleh keluarganya bahkan orang lain pun tidak ada yang peduli kepadanya.

"Heh cupu, beli in kita makanan" perintah salah satu cewe yang dandan nya menor

"Nih uangnya kalo kurang lo bayarin ya" tambah salah satu teman nya lagi

"Tapi-"

"Udah sana buruan enter ke buru bel " ucapan Liza di potong oleh ketua cabe cabe an itu

Liza pergi dengan perasaan yang tidak bisa di deskripsikan, Liza kembali sambil membawa makanan di tangan nya, ya untung nya uang nya cukup jadi Liza tidak perlu membayar nya lagi.

"ini, aku taruh di sini ya?" ucap Liza lalu pergi menuju ke tempat duduk nya sambil menelungkepkan kepala nya di atas lipatan tangan nya.

"Heh cupu, lo di cariin sama pak bagas, katanya lo di suruh ke gudang" ucap rena ketua geng cabe cabe an

"Kalian general kan? ga nipu aku lagi?" tanya Liza mulai was was pada mereka karena hampir setiap hari Liza selalu di kerjain sama geng cabe cabe an itu

"Kalo ga percaya mending lo liat aja sendiri" ucap teman satunya lagi menahan kikikan nya agar tidak ke luar

Liza pun keluar kelas, setelah Liza ke luar tawa mereka pecah karena mereka selalu lagi telah berhasil mengerjai si Liza.

Liza terus berjalan di sepanjang koridor hingga akhir nya sampai lah di gudang yang di maksud, Liza memasuki gudang berniat mencari keberadaan guru nya pak bagas guru yang terkenal akan ke galakan nya.

"Pak? "

"Bapak dimana? "

Liza terus memanggil manggil sampai tiba tiba pintu nya tertutup, Liza berlari menuju pintu berniat membuka pintu tapi sayang pintu di kunci dari luar.

"Selamat bermain dengan para tikus cupu" suara rena terdengar dari luar

"Rena pliss bukain pintu nya aku mohon sama kamu" mohon Liza agar di buka kan pintu nya

"Terus lah berteriak tidak akan ada yang lewat sini" ucap rena lalu pergi meninggalkan Liza sendirian di ikuti para anak buah nya, meninggalkan kunci itu tergantung di tempat nya.

"Tolong.... siapa pun tolong aku"

"Bukain pintu nya aku mohon"

Liza terus berteriak meminta pertolongan sampai ada seseorang yang kebetulan lewat gudang, dia mendengar ada suara tangisan dan minta pertolongan awalnya dia kira itu hantu penunggu gudang tapi setelah semakin dekat dengan pintu gudang orang itu mendengar gedoran pintu.

"Tolong aku hiks... siapa pun tolong aku hiks"

"Apa ada orang di dalam? " tanya seseorang itu

"Iya, tolong bukain pintu nya aku mohon"

"Iya iya gue buka pintu nya sabar ya"

Orang itu pun memutar kuncinya untuk membuka pintu nya, setelah di buka orang itu terkejut karena penampilan Liza sudah sangat berantakan rambut acak acakan dan jangan lupakan matanya yang membengkak

"Terima kasih udah mau nolong aku" ucap Liza ber terimah kasih

"Lo ga Papa? " tanya orang itu

"Aku ga Papa kok" jawab Liza

"Siapa yang udah ngunci lo di gudang? " tanya nya lagi tapi Liza tidak menjawab dia hanya diam

"Ga Papa bilang aja gausah takut" ucap nya memegang bahu Liza, Liza mundur untuk melepaskan tangan orang itu dari bahu nya

"Ya udah kalo lo ga mau bilang, kenalin, gue nathan" ucap orang itu

"Aku Liza Salam kenal" jawab Liza

"Mulai sekarang kita temenan oke? " ucap nya meminta persetujuan, Liza ragu untuk menerima pertemanan ini, karena selama ini tidak ada yang mau berteman dengan nya.

"Gausah ragu buat nerima gue jadi temen lo, gue ga sejahat seperti apa yang lo pikir, jadi jangan salah sangka dulu" ucap nya meyakinkan liza, dengan ragu Liza menganggukan kepala nya tanda ia setuju.

avataravatar
Next chapter