4 Chapter 4 - No need to worry

"Apa yang baru saja kau katakan?!" Christine mendelik menatap Peter tajam. Sedangkan Peter hanya tersenyum, ah tidak. Itu bukan senyuman. Lelaki itu menyeringai menatapnya.

"Memang apa yang ku katakan?" Peter balik bertanya dengan polos.

"Kau mengatakan kepada mereka kalau aku adalah kekasihmu! KE-KA-SIH-MU!" Christine memberi penekanan yang sangat dalam pada kata 'kekasihmu'.

"Kenapa? Aku hanya mengatakan kebenaran." Peter kembali tersenyum padanya.

"Kebenaran katamu? Kebenaran kepalamu! Sejak kapan kau menjadi kekasihku?!" Jelas Christine tidak terima, masih dengan raut wajah kesal. Ia memaki Peter.

Melihat Christine kesal seperti ini, entah kenapa membuat Peter sangat gemas. Kedua tangannya langsung mencubit pipi gadis itu dengan gemas sambil tersenyum.

"Sejak saat ini kau adalah kekasihku. Setidaknya sampai nanti hari kelulusan ku."

"Khaphan khau yuyus?" Jawab Christine dengan pelafalan yang tidak jelas karena pipinya masih dicubit. Namun Peter malah menyukai hal tersebut karena Christine semakin terlihat lebih lucu dan menggemaskan untuknya.

"Bulan depan, setelah bulan depan aku akan melepasmu." Peter sambil tersenyum, lucu melihat wajah menggemaskan Christine.

Christine yang sudah merasakan sakit di pipinya, menendang tulang kering Peter yang spontan membuat lelaki itu langsung melepas tangannya dari pipi Christine. Mengangkat kakinya yang kesakitan sesekali merintih.

"Aku tidak mau jadi kekasihmu!" Tukas Christine dengan nada ketus

"Kau harus mau."

"AKU TIDAK MAU!"

"Tapi mau tidak mau kau harus mau."

"Apa kau tuli? Atau kau bodoh! Aku bilang aku tidak mau!!"

"Kau tidak punya pilihan Christine sayang." Peter menatap Christine yang marah-marah dengan santai.

"Ini adalah balasan setelah kau menginjak kakiku dan merusak sepatuku, jadi terima saja." sambung Peter lagi masih dengan nada santai dan senyuman tipis.

Christine menatap wajah tampan Peter dengan tatapan kesal. Tidak mau bersama lebih lama lagi, ia langsung berbalik dan meninggalkan Peter.

'Persetan dengan semua ini!' batin Christine marah.

Christine meninggalkan Peter yang masih menatap punggungnya dalam diam. Perempuan itu pergi dengan raut wajah kesal. Peter tersenyum miring melihat Christine yang sedang kesal.

'Boleh juga.' batin Peter.

Christine berjalan menemui Lexy dan Megan yang sekarang sudah menatapnya dengan tatapan tidak percaya. Setelah bertemu dengan mereka, Christine langsung menarik tangan Lexy dan mengajaknya pulang kemudian pamit pulang pada Megan.

Megan hanya mengangguk melihat tingkah Christine yang saat ini terlihat sedang sangat kesal. Padahal perempuan itu sudah menjadi kekasih Peter. Semua perempuan pasti ingin berada diposisi Christine saat ini, tapi berbeda dengan Christine yang sepertinya tidak suka dengan posisi itu.

Christine dan Lexy hanya diam selama di perjalanan pulang. Sebenarnya ada banyak yang ingin Lexy tanyakan kepada Christine, tapi begitu melihat ekspresi tidak bersahabat yang sedang ditunjukkan oleh Christine, membuat Lexy hanya diam.

__________

Peter melihat Christine pergi dengan Lexy hanya tersenyum miring dan akhirnya memilih kembali menemui Allen yang sedang bercengkrama dengan seorang wanita sexy.

Begitu melihat Peter berjalan mendekatinya, Allen menyuruh wanita tadi pergi dan tersenyum. Ia mulai mengintrogasi lelaki yang saat ini sedang menunjukkan ekspresi yang aneh.

"Apa-apaan tadi? Bisa kau jelaskan padaku? Sebagai seorang sahabat aku merasa aku harus tahu apa yang sedang terjadi antara kau dan wanita itu."

"Apa yang ingin kau tanyakan akan ku jelaskan." jawab Peter dengan santai.

"Kau baru bertemu dengan wanita itu beberapa saat yang lalu, bahkan belum ada dua jam dan kau sudah berpacaran dengannya?"

"Iya seperti yang baru saja kau dengar." jawab Peter santai.

"Aku bingung kenapa kau menjadikan perempuan itu kekasihmu, padahal kau biasanya hanya akan memakainya selama satu malam saja atau selama beberapa waktu dan itu selalu tanpa status."

"Apa dia yang jadi mainan mu sampai hari kelulusanmu?" Tanya Allen dengan ekspresi sangat penasaran.

"Sudah jelas bukan? Wanita itu lucu membuatku ingin selalu menggodanya." jawab Peter sembari sedikit tersenyum.

"Apa kau menyukainya?"

"Tidak, aku hanya suka menggodanya."

"Jangan sampai pada akhirnya kau jatuh cinta padanya."

"Tidak akan. Aku hanya sedang mencari hiburan kau tahu itu. Lagipula kalau kau tahu siapa wanita itu, sepertinya kau akan mengutukku."

"Memangnya siapa dia?"

"Seseorang."

"Hmm, terserahlah Aku hanya mengingatkan." Allen menyerah bertanya.

________

Disisi lain, Christine hanya diam saja selama perjalanan pulang. Lexy yang sudah tidak tahan dari tadi ingin bertanya, akhirnya bersuara.

"Apa benar yang Peter katakan di pesta tadi? Wah, kau sangat mengejutkan semua orang, kau tahu."

"Tidak, itu tidak benar. Aku bukan kekasihnya dan aku berharap itu tidak terjadi." jawab Christine lesu.

"Tapi tadi Peter berkata kepada semua orang, 'jangan ada yang berani mengganggumu', itu sangat manis." kata Lexy dengan senyum lebar.

"Aku yakin setelah ini, kau pasti dimusuhi oleh setengah mahasiswi di kampus atau mungkin lebih dari itu." lanjut Lexy dengan nada menggoda yang terkesan santai, namun perkataan Lexy itu membuat Christine tersadar.

Ia baru sadar kalau ia sedang 'berpacaran' dengan lelaki most wanted di kampusnya. Ia berpacaran dengan Peter Dave Crouch lelaki yang selalu dipuja oleh sebagian besar perempuan di kampusnya. Lelaki yang mempunyai segudang mantan kekasih yang masih menginginkannya. Lelaki yang diinginkan semua wanita untuk menjadi pelindungnya. Namum berbeda dengannya yang tidak ingin berurusan dengan laki-laki seperti Peter.

Sekarang Christine sadar, mulai saat ini hidupnya akan berubah. Bisa jadi ia akan menjadi bulan-bulanan di kampusnya. Ia akan dimusuhi oleh semua orang terutama penggemar lelaki itu. Mau tidak mau ia harus menjalani penderitaan nya selama sebulan ke depan.

Atau ia bisa berpura-pura seolah semua ini hanya mimpi. Iya betul ia bisa berpura-pura. Lagipula lelaki itu juga tidak memiliki informasi tentangnya. Dan lagi, tidak semua orang tau mengenai 'permasalahan' tadi karena tidak semua orang datang ke pesta. Jadi tidak ada yang perlu ia takutkan lagi. Siapa tahu besok lelaki itu juga sudah melupakan mengenai apa yang terjadi hari ini.

Christine berpikir se-positive mungkin agar ia tidak frustasi dengan apa yang baru saja terjadi.

Mencari kemungkinan-kemungkinan yang bisa membuat ia tidak takut maupun khawatir dan ia menemukan kemungkinan itu.

'Ah rasanya tidak ada yang perlu dikhawatirkan' batinnya.

avataravatar
Next chapter