2 Chapter 2 - Pesta (2)

*Beberapa jam sebelum pesta*

"Christine ayo cepat atau kita akan terlambat!!" Lexy menggedor pintu apartemen Christine dengan beringas. Christine dan Lexy memang sudah berteman sejak pertama kali mereka bertemu beberapa tahun lalu, di tahun pertama mereka kuliah.

Ketika itu Christine tanpa sengaja menabrak Lexy karena terburu-buru menghadiri kelas di hari pertamanya kuliah. Karena tidak memperhatikan jalan ia tanpa sengaja menabrak Lexy yang kala itu juga akan mengikuti kelas pertamanya.

Setelah meminta maaf dan bercengkrama selama beberapa saat, Christine mengetahui kalau ternyata ia dan Lexy berada di kelas yang sama serta juga mengambil jurusan yang sama. Tidak hanya itu, ternyata tempat tinggal mereka juga kebetulan berada dalam satu gedung apartemen yang sama yang dekat kampus mereka.

Memang apartemen yang mereka tinggali tidak terlalu mewah, tapi setidaknya cukup layak dan cukup aman untuk mahasiswi seperti mereka. Karena merasa ada kesamaan, dan seakan semesta memang sengaja mempertemukan mereka dengan cara kebetulan, akhirnya mereka memutuskan untuk berteman dan kemudian terus berlanjut sampai saat ini mereka telah menjadi sahabat baik.

"Iya, iya sabar! Ini aku juga baru selesai! Memang siapa suruh kau memaksaku ikut ke pesta yang tidak aku inginkan!" Christine membuka pintu apartemennya dengan cemberut.

"Sudahlah jangan banyak alasan, kita akan terlambat jika masih berdebat di sini, ayo cepat!" Lexy menarik tangan Christine agar keluar dari kamarnya. Lexy tersenyum kegirangan karena berhasil membawa Christine yang cemberut ke pesta. Mereka akhirnya memasuki taksi yang akan membawa mereka ke tempat tujuan.

Bukan tanpa alasan Lexy bahagia bisa membawa Christine ke pesta. Nyatanya

sahabatnya yang bernama Christine ini memang tidak mau dan tidak pernah mau jika diajak ke pesta, entah pesta apapun itu. Bahkan ke pesta pernikahan sepupunya sendiri pun Christine tidak mau pergi. Menurut sahabatnya itu, pergi ke pesta itu hanya membuang-buang waktu dan tenaga.

Tapi hari ini, Lexy akhirnya berhasil membujuk Christine datang ke pesta. Dengan alasan kalau Maxime juga akan datang ke pesta yang sama dengannya. Sahabatnya ini langsung mengangguk setuju! Yeah, Maxime adalah kekasih Christine.

Awalnya Christine tidak percaya dengan perkataan Lexy tersebut. Karena menurut Christine, seharusnya jika Maxime memang datang ke pesta, maka lelaki itu akan mengajaknya datang bersama, karena bagaimanapun juga Christine adalah kekasihnya. Begitulah katanya. Maklum saja Christine dan Max sendiri sudah berpacaran selama dua tahun.

Lexy yang memang ingin datang ke pesta, memaksa Christine untuk menemaninya karena ia tidak mau datang sendirian. Ia juga mengatakan jika Christine tidak percaya, maka sahabatnya itu harus datang dan melihatnya sendiri nanti. Inilah yang membuat Christine sekutu untuk datang bersamanya.

Tapi sejujurnya, Lexy sendiri tidak tahu apakah Max benar-benar datang ke pesta atau tidak. Ia akui kalau ia menipu Christine karena tidak ingin pergi ke pesta sendirian seperti orang kesepian.

Alhasil mau tidak mau ia harus memaksa Christine untuk datang ke pesta dan menemaninya dengan alasan tersebut. Lexy tahu Max memang diundang ke pesta itu, namun ia tidak tahu kalau lelaki itu akan datang atau tidak.

Sebenarnya semua orang diundang ke pesta termasuk Christine, namun Christine tidak pernah sekalipun memenuhi undangan pesta yang datang padanya. Jangankan memenuhi undangan itu, melirik undangan yang datang saja dia ogah-ogahan.

Christine tidak pernah melihat undangan yang ia terima. Ia hanya menerimanya setelah itu memberinya ke Lexy padahal undangan itu atas namanya. Alhasil seperti saat ini, Megan yang mengadakan pesta tidak pernah lagi membuat undangan atas namanya, tapi Megan mengatakan kalau Christine tetap bisa datang walaupun tanpa undangan. Itupun kalau ada keajaiban yang membuat Christine tiba-tiba datang.

Kata Megan, Lebih baik ia memberikan undangan itu pada Peter Dave Crouch lelaki dengan ketampanan yang maksimal, playboy kelas kakap, yang kelakuan nakalnya dimaafkan karena ia adalah pewaris Crouch Group. Perusahan yang bergerak dalam bidang properti, kontraktor dan memiliki beberapa mall dan hotel bintang 5 yang sudah diakui oleh seluruh dunia. Perusahaan itu sudah memiliki beberapa cabang baik di negara maju maupun negara berkembang.

'Siapa tahu nanti Peter akan datang ke pesta yang kubuat.' kata Megan kemarin sore saat ia memberikan satu undangan pesta kepada Lexy dan Christine, namun undangan itu atas nama Lexy. Sedangkan Christine hanya acuh tak acuh.

Saat ini mereka -Christine dan Lexy- sudah sampai di lokasi pesta. Megan sempat melongo dan tidak percaya kalau melihat Christine datang ke pestanya sekalipun dengan wajah cemberut. Tapi Megan tidak memperdulikan wajah cemberut Christine, ia merasa kalau ada keajaiban yang sedang terjadi pada pestanya, itu karena Christine datang tanpa undangannya.

"Apa yang merasukimu sampai kau datang ke pesta? Apa kau tau betapa senangnya aku melihatmu di sini? Lihatlah dirimu Christine! Kau cantik sekali!" Megan menghampiri Christine dengan semangat.

"Kalau aku tahu kau secantik ini, aku pasti akan memaksamu datang ke semua pestaku! Lihatlah semua lelaki memandangimu secara terang-terangan!" Megan begitu terpukau melihat kecantikan Christine yang selama ini dia sembunyikan dibalik kacamata bulatnya yang sama seperti milik Harry Potter, padahal matanya normal.

Megan memang benar, semenjak mereka turun dari taksi tadi, banyak lelaki yang menatap kearahnya dengan terang-terangan. Hal itu sempat membuat Christine tidak nyaman, ralat sangat tidak nyaman, bahkan merasa risih dengan tatapan-tatapan itu.

Namun ia tetap berusaha untuk terlihat santai dan menikmati pesta ini. Meskipun sebenarnya ia sudah ingin meninggalkan tempat ini dari lima menit setelah mereka masuk ke dalam lokasi pesta.

Tempat ini benar-benar membuatnya tidak nyaman karena terlalu ramai dan berisik. Christine tidak sama dengan kebanyakan perempuan pada umumnya. Ia lebih suka berada di kamar sendirian, membaca novel romantis sambil mendengarkan alunan musik klasik yang membuatnya merasa damai dan hidup.

"Ku kira tadi kau bilang kalau Maxime datang ke sini?" Christine mengingatkan Lexy dan mengabaikan Megan si ratu pesta malam ini.

"Benarkah aku berkata seperti itu?" Lexy menyengir tidak jelas, "maafkan aku, sejujurnya aku tidak tahu dia datang atau tidak, aku hanya tidak ingin datang ke pesta ini sendirian." lanjutnya masih dengan cengirannya, namun dengan nada suara yang terdengar seperti merasa bersalah.

Christine memutar bola matanya. "Hmm, sudahlah lagian aku juga sudah terlanjur dat-"

"Aku mengundangnya kok." Megan mengalihkan pandangannya mengelilingi tempat pesta. "Nah! Itu dia!! Di sana!!" Ucapnya dengan sedikit berteriak sambil menunjuk ke arah seseorang yang dia maksud, memotong perkataan Christine.

Christine reflek langsung menoleh ke arah jari Megan. Betapa senangnya ia melihat Maxime ada di pesta. Namun kesenangan itu langsung pudar begitu melihat kalau Maxime tidak datang sendiri. Lelaki itu menggandeng tangan seorang perempuan cantik yang berdiri disebelah nya. Mereka tersenyum kepada semua orang yang ada di dekat mereka.

Maxime tersenyum kepada orang-orang yang menyapa mereka lalu kepada perempuan disebelahnya. Sesekali mereka terlihat berbisik-bisik kemudian tertawa bersama.

Lelaki itu masih berbisik-bisik ketika ia mengarahkan pandangannya dan berhenti tepat di depan dan lurus dari tempatnya berada saat ini. Betapa terkejutnya ia ketika melihat Christine tengah menatapnya syok.

Maxime tidak peduli dengan ekspresi keterkejutan Christine, Ia melongo melihat Christine yang terlihat cantik, ralat sangat cantik. Sedetik kemudian Maxime tersadar dan berbisik sebentar kepada perempuan itu lalu meninggalkannya dan berjalan lurus ke arah Christine.

Christine yang menyadari kalau Maxime berjalan ke arahnya langsung berbalik dan meninggalkan pesta dengan tergesa-gesa. Ia tidak ingin menemui Max dan tidak ingin mendengar penjelasan lelaki itu. Menurutnya semua sudah jelas. Sangat-sangat jelas!

Christine berjalan dengan sangat cepat. ia merasa sesak di bagian dadanya saat melihat lelaki yang ia cintai tersenyum kepada seorang perempuan dengan senyuman bahagia. Hatinya sakit melihat semua itu.

Cristine terus berjalan secepat yang ia bisa dan mulai merutuki heelsnya yang membuat kakinya sakit. Ia berjalan sambil menunduk sehingga tanpa sengaja ia menabrak seseorang.

Melihat Christine terhenti karena menabrak seseorang, Max mempercepat langkahnya untuk menyusul Christine. Namun langkahnya terhenti karena Megan dan Lexy menghalanginya.

"Menyingkir dari hadapanku!!" Geram Maxime kepada mereka berdua.

"Menyingkir katamu! Lihat apa yang baru saja kau lakukan!! Kau menggandeng wanita lain dan tertawa bersama dihadapan Christine!!" Lexy mendelik tajam pada Maxime.

"Kau! Menyingkir dari hadapanku cepat!!!" Ucap Maxime dengan nada yang tinggi. "Christine! Christine Haliane!" Teriaknya sambil menabrak kedua wanita yang berusaha menghalangi jalannya.

Maxime berjalan dan kemudian sedikit berlari begitu melihat Christine menginjak kaki lelaki yang ia tabrak tadi dan berlari.

"Christine! Christine Haliane!" Teriaknya lalu kembali mengejar Christine. Tapi ia berhenti sejenak dan menatap lelaki yang baru saja diinjak oleh Christine lalu kembali berlari dan mengejar Christine yang semakin dekat dengannya.

Beberapa orang melihat ke arah Max karena ia berteriak tapi tidak dipedulikannya.

Max mempercepat larinya sampai ia menggapai pergelangan tangan Christine dan menariknya ke arahnya. Namun sia-sia karena si empunya langsung menarik kembali tangannya cukup kuat sampai terlepas dari genggaman Max.

"Apa lagi mau mu!!" sentak Christine dengan suara yang tersirat nada emosi. Suara itu juga sedikit parau karena menahan sekuat tenaga agar air matanya tidak menetes dihadapan lelaki yang baru saja menyakitinya.

"Christine dengarkan aku, aku akan menjelaskan apa yang baru saja kau lihat." Maxime mencoba meraihnya dengan lembut.

"Tidak perlu! Apa yang baru saja aku lihat sudah cukup menjelaskan semuanya. Mulai saat ini kau dan aku bukan siapa-siapa lagi, kita putus!!" Tegas Christine dengan perasaan yang sangat kesal bercampur marah dan sedih.

"Tidak! tidak Christine kau tidak mengerti. Aku akan menjelaskannya padamu. oke?" bujuk Maxime.

"Aku bilang aku tidak mau mendengar penjelasanmu!!" Teriak Christine.

"Tidak, kau harus men-"

"Hey dude, apa kau tidak dengar dia bilang dia tidak mau mendengar penjelasanmu." Ucap seseorang dari belakang Maxime dengan nada datar.

avataravatar
Next chapter