webnovel

Rumah Baru Ibu Ku

~happy reading guys~

Malam tadi ibu mengantarku kerumah barunya.

Setelah kurang lebih dua puluh menit perjalanan.

mobil ibu berhenti disalah satu rumah yang lumayan cukup besar, dengan pagar besi berwarna hitam,dan cat rumah berwarna crem yang menambah megah rumah itu.

Namun, Susananya begitu sepi karna memang sudah larut malam dan masih bisa dibilang disini masih daerah perkampungan.

Di daerah sini masih banyak pepohonan seperti pohon bringin, bambu, dan yang kulihat Sepenjang perjalan menuju rumah ibu.

setiap rumah pasti berseblahan dengan pohon pisang,mangga, ataupun pohon jambu.

Seperti saat ini, didepan rumah ibuku berdiri satu pohon mangga yang begitu rindang.

yang menambah seram suasananya, bila dipandang saat malam hari.

Ibu menyuruh ku untuk segera masuk dan langsung beristirahat, aku meng-iyakan perkataan ibu.

Karna perjalanan ku dari rumah ayah, menuju rumah ibu memerlukan waktu yang sangat lama.

Dan yaaa tubuhkupun terasa sangat lelah sekali.

Ibu mengajakku kelantai dua, dan menunjuk salah satu pintu kamar, tepatnya kamar ketiga yang bertuliskan nama Angelica Annya Pratiwi.

"Nama ku?" ucapku kaget yang langsung di balas anggukan ibu.

Tanpa berlama-lama ibu menyuruhku masuk kamar.

Saat pertama kali ku buka kamaritu, kamarnya begitu nyaman dengan cat berwarna pink kesukaan ku, banyak sekali foto-foto, dan barang-barang masa kecilku terpajang rapi disetiap sudut kamar itu..

Ku rebahkan badanku diatas ranjang besar itu.

Badanku terasa sangat lelah , namun badanku seperti menolak untuk beristirahat.

Ku perhatikan sekelilingku saat ini, Hingga mataku terhenti tepat di jendela besar berwarna putih seblah tempat tidurku.

Jendela itu tepat mengarah kepohon mangga tadi. Semakin lama kuperhatihan, seperti ada yang memperhatikan ku balik.

Kucoba berfikir positif dan segera menggalihkan pandanganku kearah lain..

Tiba-tiba Aku dikagetkan dengan suara jam yang sangat menggema dikamarku. Jam besar disudut ruang kamarku yang menunjukan pukul dua belas malam..

Suara kokokan ayam membangunkanku dipagi hari. Sudah lama tidak mendengar ayam berkokok, gumamku.

Ku ambil koper ku yang berada tidak jauh dari tempat ku saat ini duduk. Ku rapihkan semua barang-barang ku dan memasukannya kedalam lemari.

Semua barang sudah kumasukan kedalam lemari.

Aku coba mencari tasku namun tidak ku temukan, aku mencoba mengingat-ngingat dimana terakhir kusimpan tas itu.

Hingga terdengar suara pintu kamarku seperti diketuk.

Tok.tokk

"ya sebentar" ucapku sambil berjalan menuju pintu dan saat ku buka ternyata dia Lily anak ibuku dari suami barunya.

"ka Annya, kata ibu ditunggu dibawah untuk sarapan" ucap lily yang langsung dibalas anggukan ku, kami pun turun kebawah bersama.

"pagi annya" sapa pa prabu yang kini menjadi ayahku

"pagi juga yah" jawab ku ramah

"gimana tadi malam tidurnya nyennyak?" tanya ibu

"nyenyak ko bu. Ouh ia bu, kalo boleh annya mau nginep disini selama dua atau tiga bulan "

"ya tentu boleh dong nnya, kan ini juga rumah kmu, jadi kamu bisa nginep disini kapan ajah."

"iyaa, ayah juga malah seneng, apalagi kalo kamu tinggal disini. Jadi lily sama ibu ada temen" ucap ayah

"hehehehe, ia yah terimakasih"

Pagi ini untuk pertama kalinya lagi aku merasakan sarapan pagi sehangat ini.

Yaa memang sebenernya akupun punya adik dari pernikahan kedua ayahku, namun aku tidak begitu akrab dengan mereka.

Apalagi ibu tiriku huft dia selalu sibuk bekerja seperti ayahku..

Selepas sarapan,ayah dan ibu pergi keluar, sementara lily mengajaku untuk berkeliling.

Katanya biar aku bisa cepat beradaptasi disini

Satu jam sudah kami berkeliling desa ini.

Lily banyak bercerita tentang nya dan tentang ibuku. Sepertinya aku mulai menyukai lily sebagai adik ku, yakarna dia perempuan sama sepertiku.

Usia kami memang terpaut jauh tapi sepertinya, dia sama sepertiku.

Hingga langkah kaki kami pun berhenti

"loh ko berhenti li" tanyaku

"ka, liat deh rumah itu?" lily menunjuk satu rumah tepat tidak juah dari tempat kami berdiri saat ini. rumah itu lumayan besar, dengan cat berwarna putih kusam dan pagar tinggi yang sudah karatan.

Sepertinya rumah itu sudah lama ditinggalkan pemiliknya, terbukti dari halaman nya yang kotor dan rumput rumput yang mulai tumbuh di sekitaran rumah itu seperti tidak terawat

"itu rumah siapa li?"

Belum sempat lily menjawab pertanyyanku,tiba-tiba kami dikagetkan dengan suara mobil dari arah belakang kami

"li kmu ngapain disini?" ucap pemuda itu sambil turun dari mobil nya

"eh ka aldo. Lily lagi ngajak ka annya liat-liat desa ini. Ouh ya ka aldo kenalin ini ka annya kaka nya lily, ka annya kenalin ini ka aldo tetangga sebrang rumah kita"

"hallo,aldo" sambil menyulurkan tanggannya kepadaku, " annya" balasku.

"kalian mau sekalian bareng?" tanya aldo yang langsung dijawab iya oleh lily. Aldopun menyuruh kami masuk kedalam mobilnya dan mengantarkan kami pulang.

Sesampainya dirumah, aku dan lily masuk kedalam kamar ku karna ayah dan ibuku kini sedang pergi keluar untuk membeli sesuatu.

Aku terus mencari keberadaan tas ku dimana, karna handphone,dan dompetku berada didlam tas itu, hingga aku menemukannya dibawah tempat tidurku.

"Loh ko bisa ada disini sih, bukannya seingatku terakhir tas ini aku taro di sofa" ucapku heran.

Lily masih sibuk menonton tv yang berada dipojok dekat lemari kamarku, katanya dia tidak berani kalo harus dikamarnya atau di ruang tamu sendirian.

Ku coba mengambil handphone di tas ku untuk segera mengabari ayah agar tidak terlalu panik mencariku.

Dan benar saja saat ku buka handphone ku seratus lima puluh kali panggilan tak terjawab dari ayah. Ku coba menelphone balik ayah dan ya suara ayah saat pertama kali menjawab telphone ku seperti orng yang benar-benar panik.

"ha..." dan benar saja belum sempat ku berbicara, ayah sudah memotong pembicaraan ku dan memberikan banyak sekali pertanyaan.

"hallo annya kamu dimana? Semalam kenapa tidak pulang? Baju-baju kamu dilemari juga ngga ada kamu dimana sekrang?.

"ayahhhh, annya baik –baik saja ko ayah ngga perlu hawatir, saat ini annya sedang berada dirumah ibu. Mungkin annya akan tinggal disini sampai pendahtaran kuliah dimulai. Tidak papa kan yah?"

"syukurlah, ayah kira kamu berantem sama tino. Iya tidak apaapa, lain kali kalo mau pergi kabari ayah dulu ya"

"hehe iya ayah. Maffin annya, kemarin annya mau pamit langsung tapi ayah belum pulang jadi annya langsung berangkat saja."

"kamu kesana naik apa?"

"annya naik kreta yah"

" kreta apa?" tanya ayah khawatir

"kreta **** gerbong enam" ucapku yang langsung membuat ayah kaget.

"tapi kamu gapapa kan? Kamu ngga dibawa mereka kan?"

"hah mereka? Mereka siapa yah?" tanyaku heran.

"pokonya nanti kalo kamu pulang, biar ayah yang jemput ya jangan pulang sendiri"

"iya yah".

"yasudah, salam buat ibu dan suami barunya, kamu hati hati have a fun sayang".

Tutt Tutt.

Saat aku ingin menyimpan tas ku, tiba tiba aku teringat dengan surat dan air minum yang diberikan oleh kondektur itu.

Namun saat baru ingin ku baca, tiba tiba ibu memanggilku dari bawah.

Aku dan lily segera turun menemui ibu. Namun belum sempat ku buka pintu kamarku, tiba tiba lily lari dan memegangi tanganku.

"kenapa li?" tanyaku, "lily takut ka" jawab lily. "yasudah gapapa, kamu jangan takut kan ada ka annya disini."

"annya, ceprt turun" panggil ibu

"iya bu.."

Aku segera menghampiri ibu yang sedang duduk diruang tengah bersama ayah dan lily.

"loh ko kenapa lily bisa sama ibu disini?" tanyaku heran

"lily kan memang dari tadi sama ibu, setelah tadi kita sarapan lily ikut ibu pergi keluar, kan tadi annya yang mengantar kami ke depan"

"ngga bu, tadi lily sama annya ko. Pas ibu manggil annya, lily masih ada sama annya dikamar lagi nonton tv bu"

"ngga ka. Dari tadi lily pergi sama ibu ko" jawab lily

"terus kalo dari tadi lily sama ibu, yang tadi nemenin annya keluar,yang tadi nonton tv dikamar annya, dan yang saat ini annya pegang tanggan nya siapa?"

Muka mereka seperti terlihat aneh dan tidak percaya dengan omonganku.

"annya kecapean kali, manggkanya berhalusinasi" ucap ayah

"engga yahh, annya ngga boong"

Ku coba memberanikan diri perlahan lahan menengok kebelakang namun tiba tiba, tercium bau bau amis yang sangat menyengat dari arah belakangku, dan tangga yang saaat ini ku gemgam berubah menjadi kasar dan saat ku tengok....

"Aaaaaaaaaa" teriaku yang seketika membuat mereka panik.

Yatuhan siapa dia? sesosok wanita yang saat ini berada di belakangku ternyata memang benar bukan lily, yang kini tengah berada dibelakangku saat ini adalah sesosok wanita paruh baya, memakai baju has sunda yang sudah sangat kusam.

Dengan rambut putih dan badannya yang.. badan nya yang kurus kering serta Wajah nya, wajahnya penuh luka...

dan dari matanya kini keluar seperti cairan berwarna merah, itu bukan cairan melainkan darah segar yang keluar dan dia berbicara kepadaku

"MANTOG SIA TIDIE ,IEU TEMPAT AING..IEU TEMPAT AING "

dengan mulut yg menyeringai tepat didepanku, tubuhku seketika lemas, pandangan kupun mulai buram dan   akupun  tak sadarkan diri..

________________________

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN YA GUYS!!!

SEE YOU IN THE NEXT PART💖💖💖💖

FOLLOW  JUGA IG :@ndyindy16

#2_Agustus_2020