2 Chapter 1 # PERJODOHAN

Newcastle, New South Wales

"Apa? Jessi nggak mau pa!" teriak Jessica setelah mendengarkan permintaan Erwin Scarlett,papanya.

"Kamu harus menikah dengannya, dia orang yang baik! kamu pasti akan bahagia jika menjadi istrinya!" sahut Erwin tak kalah keras suaranya.

"Bahagia? Hahaha.. Papa bercanda? Bagaimana Jessie bisa bahagia kalau Jessie saja tidak mengenalnya dan akan menghabiskan sisa hidup Jessie dengan orang yang tidak Jessie cintai," Jessica tetap kukuh dengan pendiriannya.

"Sayang! Cinta akan tumbuh karena terbiasa. Papa sudah menemuinya, dia pria yang baik pasti bisa membuatmu bahagia," kini suara Erwin sedikit melembut. Dia mencoba menarik simpati putri kesayangannya itu.

"Mereka akan menghancurkan perusahaan kalau kamu tidak mau menikah," lanjut Erwin.

Sebenarnya Erwin juga tidak mau memaksa putrinya menikah tanpa cinta. Dia sangat menyayangi putri semata wayangnya itu. Tapi apa yang bisa diperbuatnya. Rekan bisnisnya ingin menikahkan anaknya dengan Jessica. Erwin sudah mencoba untuk menolak perjodohan ini,namun rekan bisnis itu mengancam akan menarik semua investasi yang sudah masuk ke perusahaan. Sedangkan mereka adalah salah satu investor terbesar,kalau sampai dana ditarik sudah bisa dipastikan perusahaan yang dia bangun dengan susah payah itu akan dalam kondisi sulit atau bahkan bisa bangkrut. Sedangkan untuk mencari investor lain lagi sangat sulit.

Sebelum menyetujuinya pun,Erwin sudah bertemu dengan calon suami Jessica. Erwin berpendapat bahwa pria itu adalah orang yang baik dan pasti bisa membuat Jessica bahagi. Sampai akhirnya Erwin menyetujui pernikahan bisnis itu.

"Jessi gak mau pa! Papa tega menjual Jessie demi bisnis papa!" teriak Jessica.

"JESSICA!" bentak Erwin mengangkat tangan hendak menampar Jessica. Tapi ditariknya lagi tangan itu. Jessica sempat terkejut dengan sikap papanya itu. Selama ini belum pernah papanya membentak atau bahkan berteriak. Tapi hari ini selain bentakan,dia hampir dipukul oleh papanya. Air mata Jessica langsung lolos dari peraduannya.

"Maaf! Maafkan papa!" Erwin memeluk Jessica yang masih mematung dengan airmata sudah membasahi pipinya.

"Papa sangat menyayangimu, tapi mengertilah keadaan papa. Ini juga demi kebaikanmu!" Erwin mengusap air mata Jessica. Namun Jessica tetap diam,dia masih syok.

"Papa mohon bantu papa," Erwin sampai memohon pada putrinya. Dia tidak tahu lagi bagaimana membujuk putrinya agar mau menikah dan menerima perjodohan ini.

"Jessie mau istirahat dulu pa," jawab Jessica dengan suara serak.

"Baiklah kamu istirahat saja dulu. Tenangkan pikiranmu. Papa selalu menyayangimu," ucap Erwin sambil mengecup kening Jessica sebelum meninggalkan kamar putrinya. Jessica menghempaskan tubuhnya di ranjang.

"Oh God! Apa yang harus aku lakukan!" Jessica menangis dalam dekapan bantal.

"Aku sayang sama papa, tapi aku tidak bisa menerima perjodohan ini,aku baru lulus kuliah,aku ingin mencari pengalaman dulu,aku juga gak mau menikah dengan orang yang sama sekali tidak aku cintai"

"Tapi apa yang harus aku lakukan?" Jessica bingung apa yang akan dia pilih. Walaupun tidak pernah ada pilihan dari papanya. Papanya hanya memberinya satu pilihan yaitu menikah. Jessica terlalu lelah untuk berpikir,hingga akhirnya dia terlelap.

°°°°°

"Morning sayang!" sapa Erwin ketika melihat putrinya turun dari lantai atas.

"Morning dad!" jawab Jessica

"Jessie berangkat dulu pa!" pamit Jessica.

"Kamu gak sarapan dulu? Mau kemana?"

"Jessie ada perlu di kampus?"

"Kamu kan sudah wisuda? Mau apa lagi kesana?",tanya Erwin heran.

"Ada yang mesti Jessie urus pa! Jessie berangkat dulu..bye!",Jessica meninggalkan papanya.

"Jangan lupa nanti malam ada makan malam dengan mereka!" teriak Erwin tapi hanya dibalas lambaian tangan oleh Jessica.

"Apa dia masih marah?" gumam Erwin.

Jessica menaiki Camaro Bumblebee kuning miliknya. Mobil mewah yang dipake pada film Transformer itu adalah mobil kesayangannya. Jessica memacu mobilnya dengan kencang. Jessica biasa melampiaskan kekesalannya dengan mengendarai mobil sekencang mungkin. Jessica berkali - kali melanggar lampu merah, sampai ada petugas yang meneriakinya. Untung saja petugas itu sedang sibuk dengan yang lainnya sehingga tidak mengejar mobil Jessica. Kalau tidak dia akan berurusan dengan polisi.

Setelah lama berkendara,mobil Jessica pun sampai di Pantai Stockton.

Stockton Beach memiliki panjang 32 km. Selain panjang, pantai ini juga terkenal sebagai tempatnya peseluncur bukit pasir, peseluncur ombak, hingga pecinta kegiatan offroad. Intinya, Stockton Beach ini menawarkan berbagai aktivitas seru di pantai. Pantai Stockton adalah lokasi yang sempurna untuk menjelajahi, berenang, memancing, berkemah, dan berkendara empat roda

Jessica berkendara sepanjang pesisir pantai,sampai dia lelah dan menghentikan mobilnya. Camaro Bumblebee mewahnya ko tar terkena pasir pantai. Jessica keluar dari mobil.

"Aaaaahhh....Aaaaahhhh....!",teriaknya sekuat tenaga. Itulah caranya untuk menghilangkan penatnya. Jessica merasa lega setiap selesai berteriak seperti itu. Napas Jessica mengatur napasnya yang memburu karena berteriak tadi.

"Huh..Huh..Aku merasa lega setelah berteriak!",ucap Jessica.

"Aku akan menunggu disini sampai mereka pulang!" ucapnya lagi. Jessica tidak ingin pulang,karena hari ini pria yang akan dinikahkan dengannya datang untuk makan malam. Jessica tidak mau menemuinya dan malas berdebat dengan papanya.

"Biarin dia menunggu sampe jamuran..hehe.." Jessica tersenyum nakal mengingat betapa kecewanya kalau sang pria tidak bisa menemui calon istrinya. Jessica berharap pria itu marah dan akan membatalkan perjodohan konyol ini.

Sebenarnya hari ini dia hanya akan menemui Helen, teman satu fakultas dengannya. Tapi Helen belum lulus,karena memang Jessica lulus lebih cepat dengan kecerdasan yang dimilikinya. Jessica tidak terlalu dekat dengan Helen, karena memang Jessica tidak suka memiliki teman dekat. Bukannya tidak mau mempunyai sahabat atau teman dekat,tapi Jessica hanya takut sakit hati jika mereka pergi. Kalau dia tidak terlalu dekat maka tidak akan pernah sakit hati. Setidaknya itulah yang ada di pikiran nya.

Jessica memutuskan tidak menemui Helen,karena pikirannya sedang kacau. Dan akhirnya dia berakhir disini,di pantai.

Jessica mematikan ponselnya,agar tidak diganggu oleh ayahnya. Jessica berjalan - jalan sepanjang pantai. Pantai memang tempat paling tepat untuk melepas kepenatan. Hati akan terasa damai melihat matahari terbenam dibalik samudera.

"Aw!" teriak Jessica ketika seorang pria menabraknya hingga jatuh.

"Matamu buta!" umpat Jessica spontan sambil bangkit dan membersihkan dirinya dari pasir yang menempel.

Sesaat pria itu tampak terkejut melihat Jessica.

"Maaf nona!" ucap Pria itu dengan mengulurkan tangannya.

"Lupakan saja!" kata Jessica kemudian pergi meninggalkan pria itu tanpa membalas uluran tangannya.

"Cantik ! Lebih cantik dari fotonya!" gumam pria itu tersenyum melihat kepergian Jessica.

"Oh aku juga harus pergi. Aku akan terlambat kalau tidak segera pergi" ucap pria itu setelah melihat jam tangannya. Pria itu pun berjalan menjauh dari pantai menuju tempat di mana mobilnya terparkir.

avataravatar
Next chapter