1 Prolog

"Aduh terlambat sudah please jangan terbang dulu. Semoga masih sempat," omel seorang gadis remaja berusia dua puluh tahun dengan pakaian sederhana menarik kopernya dan tertempel paspor tersebut.

Langkah kakinya semakin cepat dari para penduduk di Bandara Soekarno Hatta. Sesuai dengan tiket boarding room segera dia berikan kepada petugas menuju ke boarding pass. Namun sialnya gadis itu ditahan oleh petugas tersebut. Gadis itu sudah tidak memiliki waktu karena penerbangan yang dia naiki sebentar lagi berangkat.

"Maaf, mbak. Silakan untuk penitipan koper anda ke dalam bagasi." Petugas itu memperingatkan kepada gadis remaja itu.

"Aduh, masa aku harus kembali lagi? Ini nggak berat kok. Hanya beberapa baju saja!" protes gadis itu kepada petugas.

"Mohon maaf sekali lagi, anda harus mengintipkan koper anda di tempat yang telah tersediakan. Jika anda menolak, maaf kami tidak berikan anda untuk menaiki pesawat tersebut," ucap petugasnya menegaskan kembali

Gadis itu mencari cara agar dirinya tetap bisa masuk ke dalam pesawat itu. Tanpa disengaja dia pun menemukan sosok pria tinggi parasnya boleh dikatakan campuran blasteran.

"Terus kenapa dia boleh bawa koper masuk? Bisa saja dia bawa obat terlarang tanpa sepengetahuan kalian?" protes gadis itu membuat petugas setempat memperhatikan pria berseragam pilot sama dengan penerbangan dinaiki oleh gadis putih tinggi hanya sebahu darinya.

"Zaman sekarang sudah berubah Pak. Bisa saja seorang pilot melakukan tindakan kriminal tanpa sepengetahuan kalian. Apalagi pria ini juga sudah melakukan hal ceroboh. Dia hampir memerkosaku, tolong Pak!" benar-benar genius otak encer gadis ini.

Para petugas pun dengan tindakan cepat segera menyeret pria tidak mengerti maksud cerita dari gadis ini. Senyuman merekah di wajah gadis remaja itu pun diwujudkan. 

avataravatar
Next chapter