2 Chapter 2

"Dia cantik, sifatnya unik. Satu kata yang tepat untuknya, yaitu lucu"

-Nathanio Rifael Mallory-

✧ ⃟ ⃟ ⃟━━━ೋ๑୨۝୧๑ೋ━━━ ⃟ ⃟ ⃟✧

Monica mengetuk pintu kamar kembarannya. Dia ingin menanyakan tentang bau darah yang manis itu. Dari pulang sekolah Monica terus memikirkannya.

Marsel yang sedang berkutat dengan laptopnya dan memdengar suara ketukan pintu. Dia menyuruh untuk masuk saja karena pintunya tidak dikunci. Monica pun masuk kedalam kamar, Marsel melihat siapa yang masuk, ternyata kembarannya sendiri. Akhirnya Marsel menutup laptop nya dan bertanya.

"Kenapa princess?"

"Marsel, Monica mau tanya. Tadi kan pas Monica masuk kelas, Monica mencium bau darah yang sangat manis. Tapi Monica gak tahu siapa orangnya"

"Oh itu, dia punya darah eve. Namanya Nathanio Rifael Mallory, temen sekelasnya Monica"

"Darah yang kononnya bisa bikin para vampir jadi kuat kan?"

"Iya. Sebenernya kita disuruh ayah sekolah disitu agar menjaga si eve tidak digigit oleh vampir turunan"

Monica akhirnya mengerti dan berterima kasih kepada Marsel. Monica pun keluar kamarnya Marsel. Dia berjalan keruang musik yang sengaja dibangun oleh ayahnya untuk dirinya yang menyukai musik.

✎✎✎

Ruang musik

Jari jemari Monica mulai menekan tuts piano dengan teratur. Nada yang dihasilkannya juga sangat merdu. Para pelayan yang melintas langsung terpana dengan keindahan permainan pianonya. Monica memainkannya dengan penuh penghayatan sehingga semua yang mendengarkan akan merasa terhipnotis oleh permainannya.

Monica pun berhenti memainkan pianonya, dia menoleh ke kanan banyak sekali pelayannya yang menonton dirinya. Monica hanya bisa tersenyum manis dan mengucapkan terima kasih kepada pelayan yang memuji dirinya.

"Sebaiknya kalian melanjutkan pekerjaan kalian, sebelum kepala pengurus melihat kalian" kata Monica. Para pelayan yang mendengarkan Monica langsung kembali bekerja sesuai dengan tugas mereka. Mereka takut jika kepala pengurus melihatnya tidak bekerja akan mendapatkan hukuman. Monica keluar dari ruang musik dan berjalan ke taman.

✎✎✎

Angin lembut menerpa wajah Monica, dia melihat bunga mawar berwarna merah yang sedang mekar. Tapi ketika dia menikmati bunga mawar yang baru saja ia petik. Tiba tiba ada kepala pengurus yang datang menemuinya.

"Permisi nona"

"Ya, ada apa Alfa?"

"Tuan besar memanggilmu untuk segera ke ruang utama. Ada yang mau tuan besar katakan kepada nona"

"Baiklah"

Monica berjalan ke ruang utama dan diikuti oleh Alfa. Ruang utama adalah tempat dimana para keluarga Zayn akan mendiskusikan sesuatu hal yang penting atau untuk membuat suatu keputusan untuk para vampir turunan

Monica pun masuk dan sedikit menunduk saat melewati ayah dan bundanya, dia pun duduk di sofa, disamping ayah dan bundanya.

"Ayah, ada apa memanggil Monica?"

"Ayah dengar dari Marsel kalau kamu mencium bau darah eve, apakah itu benar?"

"Itu benar ayah, Monica sendiri yang menciumnya secara langsung"

"Lalu kau punya rencana apa untuk menjaga si darah eve itu?"

"Monica akan mendekatinya agar Monica bisa terus menjaganya"

"Yaudah terserah kamu saja, ayah dan bunda akan menyerahkan semuanya kepadamu"

"Baiklah ayah, bunda. Monica pamit keluar dulu"

Ayah dan bundanya hanya mengangguk, Monica pun keluar dari ruang utama. Didalam hatinya dia akan berjanji untuk menjaga pemilik darah eve itu agar dia tidak mengecewakan ayah bundanya.

✎✎✎

Hari Minggu, Monica bangun pagi pagi sekali. Dia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu dia memakai bajunya dan langsung berlari keluar kamar menuju kamar kembarannya.

Monica sampai dikamar Marsel, dia pun menggetuk pintu dengan keras. Monica tahu kalau hari Minggu itu Marsel akan tidur sampai siang. Dia sengaja membangunkan Marsel agar dia ada teman untuk pergi keluar.

"MARSELLLL BANGUNNN!!! PINTUNYA NANTI MONICA HANCURKAN KALAU MARSEL GAK BANGUN JUGA" teriak Monica sambil terus mengetuk pintu kamar Marsel dengan keras. Marsel pun langsung terbangun dan membuka pintu kamarnya.

"Ada apa sih Monica? Hari ini kan libur sekolah"

"Justru karena hari ini libur, Monica mau pergi ke kota. Marsel temenin ya?"

"Marsel masih ngantuk mau tidur"

"Yaudah kalau Marsel gak mau nemenin Monica, Monica bakal bilang ke ayah kalau kemarin Marsel deketin perempuan"

Reflek Marsel langsung membulatkan matanya karena terkejut, bagaimana Monica tahu kalau dia sedang mendekati seorang perempuan? Dia memang sedang mendekati seorang perempuan yang menurut dirinya mempunyai kesan yang unik. Monica yang melihat Marsel terkejut hanya tersenyum tanpa dosa setelah mengatakan hal itu.

"Marsel menyerah, Monica tungguin Marsel di taman ya, Marsel mau mandi terus ganti baju"

"Yey, akhirnya Monica bisa jalan jalan bersama Marsel ke kota"

Monica melompat-lompat seperti anak kecil, Marsel yang melihat tingkahnya hanya tersenyum. Marsel senang bisa membuat princessnya bahagia walaupun dia harus merelakan mimpi indahnya tadi.

Akhirnya Monica berjalan ke taman, Marsel pun menutup pintu dan segera menyiapkan diri untuk menemani kembarannya yang lumayan nyebelin itu pergi ke kota.

✎✎✎

avataravatar
Next chapter