1 satu

"Mamah, Angga kok harus tinggal di asrama kampus sih? Angga kan mau nya pulang aja ke rumah." Teriak Angga sambil turun dari tangga.

"Iya nak, mamah sengaja. Supaya kamu jadi lebih mandiri, gak melulu sama mamah, lagian kampus kamu juga jauh jaraknya dari rumah. Nanti kamu lelah" Jawab mama nya sambil mengelus pelan surai Angga yang berantakan.

Apa yang dibilang oleh mama nya itu benar adanya, dia juga tidak mau kelelahan belum lagi pasti akan banyak sekali tugas yang di berikan dari kampusnya nanti. Tapi, rasa manja nya lebih besar dari seluruh keinginannya yang lain. Dia tetap ingin di rumah saja.

"Mamah, aku gak mau-!"

---

Angga menghentikan acara melamunnya. Sekarang dia sudah ada di kamat asrama tapi masih sendirian. Katanya, Setiap kamar akan terisi oleh dua orang anak namun sampai sekarang teman sekamar Angga juga belum muncul.

Dia sempat berpikir, apakah dirinya di tempat kan seorang diri tanpa teman sekamar atas permintaan mama nya? Atau memang jumlah siswa disini ganjil?

Hiks

Hal itu tidak bole terjadi. Nanti dia akan kesepian dan kalau-kalau ada nanti ada hujan badai di asrama ini lalu listrik padam, Angga akan takut sekali tanpa teman sekamar menemani nya.

Cklek..

Pintu kamar terbuka. Menampakkan sosok lelaki tinggi berbadan tegap dengan kulit tan nya. Dia membawa tas dan koper nya masuk ke dalam kamar dan langsung merebah kan diri di kasur sebelah ranjang Angga.

Angga sedikit terperangah. Pasalnya badan anak ini begitu tinggi, otot-otot nya sangat bagus dan warna kulitnya menambah kesan gentle. Berbeda dengan dirinya yang terlihat gempal, pendek dan... Putih. Ototnya pun entah terletak dimana. Mungkin yang melekat hanyalah segumpal daging.

Apakah ini akibat terlalu manja sama mamah? -batin Angga.

"Hey, gak usah liatin gw terus. Mau bantu gw nyusun baju?" ujar orang itu tiba-tiba ketika membuka mata dan mendapati Angga terus memperhatikan nya.

"dih-!"

•••

bersambung...

avataravatar