"Gue bersyukur banget bisa ketemu sama Lo lagi di sini," kata Rian setelah melepaskan pelukannya.
"Gue juga, Ian,"
"Btw, Lo lagi ngapain di sini? Lo sakit, Nay?"
"Enggak, bukan gue yang sakit, tapi Vivi," jawab Nayla.
"Oh jadi Vivi yang sakit. Mana vivi-nya?"
"Hai, Kak. Aku di sini," sapa Vivi dari balik punggung Nathan, postur badan Vivi yang kecil terhalang oleh Nathan sejak tadi. Vivi melirik ke arah kakaknya, dia seolah bertanya tentang sipad dokter yang ada di hadapannya itu, karena Vivi tidak mengenalinya.
"Hai, Vi. Masih inget gak? Aku Rian sepupu kamu," Rian balas menyapa.
Ketika mendengar itu semua rasa penasaran dan rasa cemburu usai sudah. Arkan, Reno, dan juga Nathan akhirnya bisa tenang dan bernapas lega. Ternyata Rian itu adalah saudara sepupu Nayla dan Vivi.
Dalam hati Reno :
"Ah, ternyata sodara, pantesan,"
Dalam hati Arkan :
"Oh iya gue inget, Nayla kan, pernah cerita dia punya sodara dokter. Jadi dia orangnya,"
Dalam hati Nathan :
Support your favorite authors and translators in webnovel.com