1 Part 1

Hai hai salam kenal yaa..

Ini adalah first cerita aku. Semoga suka dengan ceritanya yaa...

Selamat membaca!!

Perdebatan panjang diruang Kepala Yayasan dan Kepala Sekolah yang berat hati melepaskan beberapa murid berprestasi disekolah SMIP (Sekolah Menengah Industri Pariwisata) Pelita Harapan yang notaben nya sekolah yang menjunjung tinggi nilai non akademiknya ketimbang akademiknya.

****

Tak jauh dari ruangan Kepala Yayasan beberapa siswa-siswi yang begitu menginginkan pindah dari sekolah itu. Salah satu diantaranya yaitu IRISH. FAIRISH PUTRI PRATAMA, siswi kelas X yang baru menyadari bahwa pendidikan itu penting. Ya... Walau awalnya masuk sekolah SMIP membuatnya bahagia, masuk dari tanggal satu hingga sepuluh karena sengaja tak membayarkan uang sekolah dan mementingkan non akademiknya ketimbang akademiknya.

Hingga akan kenaikan kelas XI membuatnya sadar mau jadi apa dia. Belum tentu juga dia jadi artis kayak kakak kelasnya, walau terbilang menjadi murid famous dan menjadi trendseter karena jago dance dan selalu mengisi acara di setiap club.

"Pokoknya gue harus pindah! Gimana masa depan gue masa iya lempeng-lempeng aja," gerutu Irish

"Ho oh. Gue malah jauh jauh dari Bandung ke Jakarta buat sekolah yang bener. Eh.... Ujung-ujungnya banyak bolosnya," sahut Claudia dengan mata nanar

Mereka adalah empat sekawan yang selalu kompak. Dintaranya Arin, Dina, Claudia dan Irish. Mereka murid berprestasi dengan nilai danum tinggi entah apa yang membuat mereka nyasar masuk di SMIP dan sekarang sadar akan masa depannya. Disisi lain mereka mempunyai bakat dan potensi masing masing. Dari segi jago dance Irish dan Arin, untuk menyanyi Claudia dan Dina jagonya.

"Kira-kira bakat kita masih ga ya? Kalau kita pindah sekolah?" tanya Arin sambil clingak clinguk ga jelas

"Ga tau! Kira-kira Bara ikutan pindah ga ya?" tanya Irish penuh harap

"Yaelah... Masih ngarep neng sama Bara? Bara nya aja cuek ketus gitu," jawan Arin

"Ya... Gitu-gitu gue suka dari SMP dan sekarang bisa ngobrol ama dia aja senengnya minta ampun," ucap Irish dengan wajah sedihnya.

Yup! Bara Putra Elano. Cowok yang mampu memikat hati Irish selama empat tahun. Mereka dulu satu SMP dan Irish begitu mengagumi Bara yang begitu dingin terhadap semua cewek.

****

Irish berjalan menuju parkiran sekolah mengambil motor maticnya. Dengan hati berat karena tak kunjung selesai hasil rapat kepala yayasan yang menurutnya bertele-tele.

"Gue pulang aja," gerutu Irish

"Kagak latihan dulu? Diruang seni ada Bara loh," rayu Dina

"Ga deh! Pulang aja, mau mager gue," jawab Irish.

"Toh juga ntar lagi kita pindah sekolah jadi ga usah latihan lagi," jawabnya lagi

"Oh... Oke," ucap Dina

****

Sesampai dirumah Irish langsung menuju kamar dan membanting pintu kamar. Kebiasaan kalau dia lagi badmood apapun akan di bantingnya. Karena Irish termasuk cewek keras kalau lagi kacau.

"Sayang, mandi terus makan ya?" teriak Ningsih, mama Irish

"Iyaaa maaa," sahutnya

Beberapa jam kemuadian Irish turun menuju meja makan dengan baju santainya celana hot pants dan kaos polos putih yang membentuk lekuk tubuhnya.

"Gimana keputusan disekolah?"

"Dua bulan lagi. Ajaran baru sudah boleh pindah sekolah katanya ma"

" Bagus kalau gitu. Siapa aja yang jadi pindah?"

"Dina, Arin, Claudia, Bara, Hendro"

"Yaudah persiapin seragam baru kamu. Karena kamu ga mungkin kan pakai baju SMIP kamu buat masuk SMK Teknik Internasional? Seragamnya kotak-kotak gitu"

Irish hanya mengangguk mengerti.

****

Persiapan tengah dilakukan Irish dan kawan-kawannya yang akan mulai pindah sekolah. Dari seragam sekolah yang memang jauh berbeda. Di SMIP seragam mereka bewarna warni tiap harinya dengan motif kotak-kotak ala seragam korea, sedangkan di SMK Teknik Internasional mereka harus mengenakan putih abu-abu. Dan satu lagi mereka pindah sekolah tetap mengambil jurusan yang sama Teknik Komputer dan Jaringan.

"Semoga disekolah baru gue bisa lebih menyenangkan dan belajar dengan tenang," batin Irish sambi melihat seragam putih abu-abunya.

Dengan penuh harap Irish banyak berdoa untuk sekolah barunya karena yang jelas akan jauh lebih berbeda daripada disekolah lamanya.

Dua bulan kemudian....

To be continued.

avataravatar
Next chapter