7 Chapter 7

Jennie terbangun dari tidurnya , dan langsung menangis ketika menyadari jika pertemuan nya tadi dengan Kevin hanya lah sebuah mimpi.

"Hiks hiks hiks , Kevin.."

"Kenapa kau lakukan ini pada Dokter cantik hiks , dan mana bisa Dokter cantik bahagia tanpa mu "ucap Jennie melirih meratapi kesedihan yg tengah ia alami

Beberapa saat kemudian setelah ia puas menangis , Jennie akhirnya turun dari bansal itu dan berjalan ke arah pintu.

Ckleaaak

Pintu itu terbuka dan langsung di sambut oleh wajah terkejut dari suster Merry

"Dokter Jennie , akhirnya anda keluar juga dok " ucap Suster Merry senang melihat Jennie akhirnya mau keluar dari ruang inap Kevin

"Di mana Direktur? "tanya Jennie dengan nada lemah sambil memijit pelipis nya ketika rasa pusing itu mulai menjalar di daerah kepala nya

"Direktur ada di ruangan nya dok , sebaiknya dokter Jennie saya antar kan saja ya ke ruangan anda. biar langsung istirahat " ucap Suster Merry khawatir melihat kondisi Jennie yg sudah seperti mayat hidup

"Tak perlu , aku harus bertemu dengan direktur "ucap Jennie sedikit tegas lalu mendorong pelan bahu Suster Merry dan berjalan perlahan meninggal tempat tersebut

"syemoga saja dia baik - baik saja "Gumam Suster Merry sambil menatap kepergian Jennie sendu

********

Indonesia*

Skip - Atmajaya Scholl *

Saat ini Lisa sudah mulai masuk sekolah lagi , dan tentu langsung di sambut baik oleh sahabat nya itu.

Namun , ketika jam pelajaran pertama di mulai . fokus Lisa teralihkan dan tidak memperhatikan guru yg sedang menerangkan materi pelajaran , dia justru malah melamun memikirkan tentang pertemuan nya dengan Jennie dan Kevin di dalam mimpi beberapa hari yg lalu .

Sampai sahabat karib nya yaitu Chacha mulai menyadari jika sahabat sejati nya ini sedari tadi tengah melamun , dan sebagai sahabat yg baik. Chacha pun berinisiatif ingin menyadarkan Lisa kembali.

"Pssstt.. , Lisa . kau kenapa? "bisik Chacha se pelan mungkin agar tak ketahuan oleh guru , hingga berulang kali ia lakukan seperti itu.

Namun tetap tak ada hasil , karna Lisa tetap pada lamunan nya. hingga Chacha kehabisan kesabaran nya dan reflek berteriak.

"Lisa goblok , lu napa " teriak Chacha cukup keras hingga umpatan pun keluar karna ia sudah benar benar kehilangan kesabaran nya itu

Hingga sang guru berbalik arah ke belakang , dan menatap gadis berpipi chubby mirip tupai ini dengan dahi mengkerut. ketika ia menyadari bahwa salah satu murid nya tengah melamun.

"Ah.. , seperti nya dia sedang jatuh cinta "gumam sang guru dalam hati mengulas senyum tipis melihat Lisa yg masih betah pada dunia nya sendiri

"Bu , ibu kenapa malah tersenyum seperti itu. nanti kalau saya diabetes bagaimana karna tak tahan lihat senyuman ibu Soraya yg begitu cantik bagai bidadari bidadari surga hm? " ucap Chacha menggombali guru nya sendiri sambil mengedip kan salah satu mata nya genit membuat ia mendapat sorakan dari anak anak lain , karna perbatan nya itu.

"Sudah - sudah diam , Chacha prysilla. saya ini guru kamu , jadi jangan main - main dengan saya ya"ucap guru itu membuat nyali Chacha semakin bergejolak tertantang dan semakin berani menggoda guru favoritnya itu

"Saya tidak sedang main - main kok bu , saya serius. bahkan jika harus menikahi ibu saat ini juga saya serius "ucap Chacha semakin menjadi membuat Soraya sebagai guru pengajar di kelas ini hanya bisa menghembuskan nafas gusar nya mengahadapi sikap salah satu murid nya yg aneh itu

Soraya lelah jika harus menghadapi sikap Chacha terus menerus , jadi ia lebih memilih berjalan mendekati bangku Chacha . membuat gadis mirip tupai itu besar kepala , karna ia fikir Soraya akan datang menghampiri nya. na'as nya justru Soraya malah berjalan ke arah sahabat nya yg masih asik melamun di sebrang bangku nya.

Dan tentu saja hati nya merasa panas terbakar rasa cemburu ketika Soraya mulai mengangkat tangan nya membelai lembut surai rambut blonde milik Lisa membuat gadis mirip barbie itu tersentak dari lamunan nya.

"Bu Soya" kaget Lisa ketika melihat sang guru sudah berada sangat dekat dengan nya

"Ya , ini saya. kenapa kamu terus memikirkan gadis di dalam mimpi mu , sampai - sampai kamu mengabaikan materi yg sedang saya terangkan? "tanya Soraya membuat Lisa kalap sendiri karna ia tak tau harus berkata apa lagi

"I itu.. bu , a anu saya "

"Saya tau , tapi saran saya kamu lupakan gadis itu dan lebih memperhatikan pelajaran agar masa depan kamu tidak hancur dengan sia - sia . hanya karna bertemu gadis cantik dalam mimpi , mengerti "ucap Soraya lembut namun masih terdengar tegas membuat Lisa menunduk kan kepala nya , karna ia merasa bersalah sudah melamun di kelas.

"Iya bu , maaf " sesal Lisa membuat Soraya tersenyum lalu mendekatkan wajah nya lebih dekat ke arah Lisa , dan membisikkan sesuatu setelah mungkin agar murid lain tidak mendengar nya

"Saya ingin memberitahu kan sesuatu padamu Lisa , kamu akan bertemu dengan nya saat hujan turun di hari rabu tepat pukul 16:00 wib "bisik Soraya dengan suara misterius nya membuat Chacha yg duduk di sebrang Lisa semakin di landa kecemburuan karna ia fikir guru favoritnya itu telah mencium Lisa barusan

Setelah Soraya mengatakan itu tiba - tiba pandangan Lisa lurus kedepan dengan tatapan kosong nya lagi , membuat Soraya kembali tersenyum. dan berjalan ke arah depan untuk menyelesaikan materi yg belum ia terangkan tadi.

**********

New Zealand*

Ckleaaak

Pintu ruangan direktur baru saja di buka oleh Jennie , direktur yg sedang asik bermain ponsel itu cukup tersentak karna pintu ruangan nya di buka oleh seseorang. apalagi yg membuka nya adalah adik angkat nya yaitu Jennie dengan wajah pucat pasi sudah seperti mayat hidup. karna sudah beberapa hari ini ia mengurung diri dalam ruangan

"Jennie , akhirnya kamu keluar juga Jen. kakak sangat senang melihat mu lagi " ucap Direktur dengan wajah senang nya mulai menghampiri adik angkat nya itu setelah menaruh ponsel nya di atas meja kerja nya

"Sudahlah kak , kedatangan ku di sini bukan untuk membuang buang waktu. aku datang ke sini hanya ingin bertanya padamu "tanya Jennie sambil memijit pelipis nya yg mulai berdenyut lagi

"Apa itu , katakan saja ? "jawab Direktur penasaran

"Di mana abu Kevin kak ! aku yakin kau masih menyimpan nya bukan "

"Memang , abu Kevin ada bersama ku. namun aku menaruh nya di apartemen . jadi lupakan saja dulu tentang itu , dan kita harus mengobati dirimu terlebih dahulu Jennie "ucap direktur membuat Jennie menatap nya tak percaya

"Mana mungkin aku bisa melupakan hal penting seperti itu Kak , sedangkan Kevin sedang menunggu abu nya segera di semayam kan " ucap Jennie membuat direktur menghela nafas

"Jennie , bukan seperti itu maksud ku "

"Lalu apa maksud mu , sudah lah. aku sendiri yg akan mengambil nya , dan akan ku bawa abu itu ikut bersama ku ke indo "ucap Jennie cukup tegas lalu ketika ia hendak pergi pergelangan tangan nya di cekal lebih dulu oleh direktur

"Kau mau kemana tadi? " tanya direktur sekali lagi membuat Jennie menatap nya sinis

"Ke Indonesia , dan lepaskan tangan ku ini. karna aku tak sudi di pegang oleh orang yg tak berperi ke manusiaan"

Setelah Jennie mengatakan itu , perlahan cekalan tangan itu terlepas dan Jennie pun pergi meninggalkan rasa bersalah di hati direktur

"Maafkan aku Jen , tapi semoga usaha mu berhasil "gumam Direktur seorang diri meratapi kesalahan nya itu

avataravatar
Next chapter