5 Chapter 5

"Doktel cantik kenapa diam saja "tanya Kevin membuat Jennie tersadar dari lamunan nya

"Tidak , Dokter cantik tidak apa - apa . hanya terkejut saja dengan perkataan mu itu " jawab Jennie dengan senyum yg di paksakan

"Doktel cantik belbohong , aku tau jika saat ini Doktel cantik sedang memikil kan sesuatu kan . cepat katakan saja padaku "desak Kevin membuat Jennie menghela nafas gusar dan berucap

"Tidak Kevin , aku tidak berbohong padamu. kenapa kau sampai berfikiran seperti itu , aku tau jika selama ini kau merindukan Mommy mu. maka dari itu aku bersedia menuruti keinginan mu itu untuk mencari wanita yg bahkan tak pantas di panggil sebagai seorang ibu , dia tidak pantas Kevin. dia tidak pantas kau sebut Mommy , karna dia telah meninggal kan mu " jawab Jennie tersulut emosi dengan air mata yg mulai berjatuhan di wajah nya membuat Kevin ketakutan dan mulai terisak

"Hiks hiks , tidak. Mommy tidak sepelti itu hiks , Mommy itu baik. Doktel cantik tidak boleh bicala sepelti itu "isak Kevin di akhiri dengan sebuah bentakan membuat Jennie ingin sekali menjawab nya dengan bentakan pula

Namun ia sadar , jika hal itu malah menimbulkan masalah baru nantinya.

"Terserah mu saja lah Kevin , Dokter cantik sudah tidak peduli lagi. tapi kau tenang saja karna Dokter cantik akan tetap menepati janji ku padamu , tidak seperti Mommy mu itu " ucap Jennie dengan nada dingin dan wajah datar nya mulai beranjak dari pergi dari sana

Namun , baru beberapa langkah ia lakukan. suara benda jatuh membuat nya berhenti dan menoleh ke belakang mendapati tubuh kecil Kevin telah mengejang hebat. membuat Jennie langsung melangkah kembali ke arah Kevin dengan cepat sambil sesekali menekan tombol darurat di bawah bansal

"Kevin hiks hiks , bertahan lah sayang . aku mohon jangan pergi meninggalkan ku "ucap Jennie mulai terisak sambil memeluk tubuh Kevin yg tak berhenti mengejang

"Te li ma ka sih , kal na Dok tel cantik. su dah me lawat ku se la ma ini , a aku sa ngat bel syukul bi sa bel temu dengan Dok tel cantik. jika.. Tu han meng izin kan , a aku ingn men jadi anak nya Doktel cantik di ma sa depan. a aku.. a aku.. " ucap Kevin dengan susah payah mengatakan nya walau terbatah - batah di sela sela kejang nya itu , ia tetap melakukan nya.

Jennie langsung buru - buru menghentikan hal itu , dan menaruh telunjuk jari nya di bibir mungil yg Kevin miliki

"Sstt.. , Dokter cantik mohon jangan banyak bicara dulu hiks. Dokter cantik mohon.. hiks jangan pergi dulu , Kevin harus bertahan hidup. kan besok kita akan jalan jalan keluar sebelum Dokter cantik pergi bukan , jadi Dokter cantik mohon berhenti lah mengatakan omong kosong "ucap Jennie dengan sesekali terisak membuat Kevin tersenyum mendengar nya , dan ia juga sudah merasa jika hari ini sudah waktunya ia pergi

"A aku pel caya , Dok tel cantik bi sa me ne mu kan Mom my" ucap Kevin untuk yg terakhir kali nya karna setelah itu nafas nya sudah menghilang , ia pergi meninggalkan kita lebih dulu karna Tuhan lebih menyayangi nya.

"Tidak ... , Kevin... "teriak Jennie menangis histeris memeluk tubuh Kevin yg sudah tidak bernyawa itu

*********

Di alam lain*

Lisa pov.

Aku telah terdampar di sebuah tempat yg aku sendiri tidak tau namanya , hanya ada putih tanpa warna lain nya di sini.

Apakah aku sudah mati !!!, bukti nya saja tidak ada seorang pun di sini.

Aku mulai merasa takut , takut jika semua itu benar. lalu bagaimana dengan mimpi dan cita - cita ku yg masih belum tercapai , apakah semua itu hanya akan sia-sia? .

"Hallo.. , apakah ada orang di sini. kalau ada jawab lah teriakan ku ini " teriak ku dengan keras berharap ada yg mendengar dan membalas teriakan ku ini , karna sungguh. aku mulai merasa hawa di sini seram

Tak lama setelah itu , aku mendengar suara tangis anak kecil yg entah datang dari sudut mana. ku toleh kan kepala ku dengan cepat ke segala arah untuk memastikan jika yg ku dengar itu adalah manusia

Namun semua itu percuma saja. karna aku tak mendapati siapapun di sini selain aku , membuat bulu kuduk ku merinding seketika , ketika suara seorang wanita mulai terdengar di indra telinga ku.

Saat aku ingin menutup kedua telinga ku , sebuah cahaya lebih dulu datang dan membawa ku entah kemana.

Setelah cahaya itu hilang , pandangan yg pertama kali aku lihat adalah sesosok gadis berpipi mandu tengah bahagia bermain dengan seorang anak kecil sekitar 4 tahunan yg tengah berlari ke sana kemari dengan wajah ceria nya.

"Doktel cantik ,ayo kejal aku "teriak anak kecil tersebut kepada gadis cantik yg di panggil Dokter cantik itu , membuat ku tak sadar menyunggingkan senyuman.

"Siapa gadis ini sebenarnya , kenapa saat aku melihat nya membuat jantung ku berdetak tak karuan. apakah.. aku sedang merasakan yg nama nya fase jatuh cinta!!! , masa iya aku sih aku jatuh cinta dengan gadis ini yg mana.. aku sendiri tak tau dia siapa

"Hahahhaha , kena kau Kevin. nah.. sekarang karna hari sudah mulai siang , maka sudah waktu nya bagimu untuk minum obat . dan setelah itu langsung tidur siang " ucap gadis itu dengan nafas tersenggal nya membuat ku semakin melebarkan senyuman ku ketika melihat gummy smile nya yg membuat ku semakin terpesona akan kecantikan gadis ini

"Baiklah - baiklah , aku menyelah. tapi Doktel cantik , apakah aku boleh berlcelita? "ucap anak kecil yg di panggil Kevin itu dengan ragu

"Cerita? , tentu saja boleh . memang nya Kevin ingin cerita apa , karna tumben sekali Kevin ingin bercerita pada Dokter cantik " ucap gadis itu membuat hati ku menghangat karna aku bisa merasakan sosok keibuan dalam dirinya

"Andai saja , mama bisa bersikap sama seperti gadis ini memperlakukan anak kecil itu dengan baik. mungkin.. hidup ku akan lebih bahagia lagi "gumam ku seorang diri meratapi nasib buruk ku yg tak di sayangi oleh ibu kandung ku sendiri

"Doktel cantik , jika suatu saat aku di panggil Tuhan lebih dulu. dan Mommy tetap tidak datang menemui ku pada saat itu , maka .. aku ingin Doktel cantik menjaga abu ku nanti , sampai Mommy kembali " ucap anak kecil itu membuat air mata ku jatuh tanpa ku minta , dan gadis itu juga sama dengan ku. ia menangis dan memeluk tubuh kecil itu dalam dekapan nya

"Sssttt.. hiks hiks , Kevin tidak boleh berbicara seperti itu. karna Dokter cantik hiks yakin jika Kevin bisa sembuh , jadi.. hiks hiks Dokter cantik mohon sama Kevin untuk jangan pernah lagi mengatakan hal itu . karna Dokter cantik tidak menyukai nya "ucap gadis itu di sela sela isakan nya membuat ku tersenyum tipis , karna aku bisa merasakan kasih sayang gadis itu terlalu besar untuk anak kecil ini

Lalu tak lama kemudian , cahaya itu datang kembali membawa ku ke tempat semula aku datang pertama kali tadi.

Tapi kali ini aku tidak sendirian , melainkan bersama dengan anak kecil tadi yg ku lihat di dimensi waktu yg berbeda.

avataravatar
Next chapter