19 Chapter 19

Seorang pria terkapar di lantai dengan darah yg keluar banyak dari kepala belakang nya akibat di pukul oleh Vero dari belakang , teman - teman pria tersebut murka dan menyerang Vero membabi buta. tentu saja teman - teman Vero juga tak tinggal diam dan ikut menghajar teman - teman pria itu.

Krystal , gadis berdarah campuran antara Amerika Korea itu mulai meringkuk ketakutan di sudut Bar dengan kepala yg ia benamkan di kedua siku tangan yg tengah memeluk erat kedua kaki nya.

Sampai perkelahian itu pun terhenti dan Vero mulai mendekati gadis yg dulu pernah ia cintai. sebelum akhirnya ia kehilangan gadis nya itu karna restu orang-tua yg tak memihak kepada mereka berdua.

"Krys , hey.. " ucap Vero dengan lembut mengusap kepala Krystal agar gadis itu bisa tenang dari ketakutan nya

"Vero " lirih Krystal hampir tidak terdengar dengan air mata yg mengalir deras menatap mantan kekasih nya itu , berhasil membuat hati Vero teriris di buat nya dan ia langsung merengkuh tubuh kurus gadis nya itu ke dalam dekapan nya

"Tidak apa - apa , aku sudah ada di sini untuk melindungi mu " ucap Vero menenangkan Krystal yg masih terguncang seperti nya

"Ver , sebaiknya kau bawa cewek itu ke Apart dah . dan kita cancel saja traktiran nya hari ini untuk esok hari . kasian cewek mu itu pasti sangat terguncang akan hal ini" saran Agus selalu teman terdekat Vero yg langsung di setujui oleh Vero sendiri

"Terima kasih gus dan kalian semua atas perhatian nya , aku janji besok atau lusa aku pasti bawa kalian lagi ke sini " Vero berujar dengan tak enak hati itu langsung mendapatkan anggukan pelan dari teman teman nya dan mulai meninggal kan Vero dan Krystal di sana

"Krys , kita pulang ya sekarang" ajak Vero yg di balas anggukan kecil dari Krystal membuat suasana hati Vero kembali menghangat sekarang

**********

Kontrakan *

Di Kontrakan Soraya , Lisa tengah gelisah memikirkan bagaimana reaksi Papa nya saat ia datang ke kontrakan salah satu guru favorit nya ini .

Entah kenapa dia takut jika Papa nya akan memarahinya nanti , sampai sebuah tepukan dari Soraya langsung menyadarkan gadis jangkung itu dari lamunan nya.

"Eh ibu , kenapa bu? " kaget Lisa malah jadi nya bertanya pada Guru baik hati itu

"Justru saya yg bertanya seperti itu padamu Lisa , kamu kenapa gelisah seperti ini. apa.. kamu takut Papa kamu akan marah karna kamu menghilang seharian ini ya? " tebak Soraya tepat sasaran

"I iya bu , saya takut Papa akan marah nanti . apalagi tadi pagi saya sudah bolos Sekolah dan masalah di rumah juga tidak ada habisnya. saya.. , saya rasa hidup saya ini hanya untuk menyusahkan orang saja bu "jawab Lisa jujur dengan kepala menunduk membuat Soraya mengerti situasi dan membawa anak murid nya itu dalam pelukan nya , berharap hal itu dapat membuat Lisa bisa mengurangi rasa sedih nya.

" Lisa , saya mungkin cuman Guru mu di Sekolah. tapi saya sudah menganggap kamu seperti adik saya sendiri. saya juga tau kamu sangat tertekan akan lingkungan keluarga mu yg tak harmonis , tapi jangan sampai membuat mu tenggelam akan kesedihan. ingat lah ini Lisa , jika di rumah kamu tidak mendapat kan sebuah pelukan. maka minta lah pada saya atau sahabat kamu Chacha , saya yakin Chacha pun juga tidak akan mempermasalahkan soal itu "ucap Soraya menjeda kalimat nya sejenak dengan melepaskam pelukan mereka , dan memberikan penjelasan dengan perlahan agar anak murid nya itu mudah mengerti

" Lalu , jika di rumah kamu mendapat kan pukulan dan caci maki. maka di luar kamu bisa melindungi orang lain agar mereka tak bernasib sama seperti mu. dan jika "

"Sudah cukup bu , saya sudah mengerti sekarang. terima kasih atas saran nya " potong Lisa lebih dulu karna ia tidak ingin mendengar saran dari ibu Guru nya itu yg akan semakin membuat hati nya terasa sakit ketika mengingat kembali sifat buruk ibu nya padanya di rumah.

"Saya tau kamu tidak suka mendengar saran dari saya Lisa , tapi"

"Saya tau apa yg saya lakukan bu , saya juga tidak ingin ibu ikut terlibat dalam permasalahan keluarga saya lebih jauh lagi. biarkan saya menyelesaikan masalah ini sendiri bu , dengan begitu sama saja saya belajar untuk dewasa bukan bu ? maka dari itu saya mohon sama bu Soraya untuk cukup sampai di sini saja mencampuri urusan keluarga saya. biar kedepan nya akan saya urus sendiri " potong Lisa lagi lagi tak mengizinkan Guru nya itu berbicara terlalu banyak jika tidak ingin orang lain akan terluka karna ulah nya

"Baiklah , saya mengerti. semoga kamu siap dan kuat menghadapi semua masalah mu Lisa. ibu , sebagai Guru akan selalu ada di sisi mu untuk menunjukan jalan yg benar padamu" ucap Soraya akhirnya mulai pasrah dengan keputusan Lisa yg sangat keras kepala ini

"Terima kasih bu , ibu adalah Guru favorit saya sepanjang masa"ucap Lisa tulus dan memeluk Soraya sebentar karna suara ketukan pintu dari luar mulai terdengar sedikit keras di susul suara dari Jarwo yg memanggil nama Lisa beberapa kali , membuat pelukan itu terlepas kembali.

"Seperti nya Papa sudah datang bu , kalau begitu saya pamit pulang dulu bu . dan Terima kasih atas bantuan dari ibu hari ini , assalamu'alaikum " pamit Lisa sambil mengulurkan telapak tangan nya meminta salam dan pergi keluar kontrakan Soraya setelah mendapat kan salam balik dari ibu Guru nya itu

Ckelak

Pintu kontrakan Soraya Lisa buka dan langsung mendapat kan pelukan hangat dari Jarwo yg terlihat sangat jelas gurat lelah nya dari raut wajah menua nya itu , di belakang Jarwo ada Chacha yg menangis haru menyaksikan kejadian mengharukan tersebut.

"Sayang , kenapa tidak bilang jika kamu ada di rumah bu Soraya. dengan begitu kan Papa dan Chacha tidak pusing mencari kamu mengitari kota Jakarta yg luas ini hanya berdua saja nak "tanya Jarwo dengan cemas langsung mendapat kan sahutan dari Chacha lebih dulu sebelum Lisa menjawab pertanyaan dari Ayah nya itu

" Tau tuh Om , ni anak ayam memang minta di karungin seperti nya Om. dia kira tidak capek apa ya keliling Jakarta nyari anak ayam ilang di malam - malam seperti ini , apalagi tadi sore sok - sok'an lagi ingin pulang sendiri . eh tau nya malah gak balik - balik ke kandang "omel Chacha langsung mendapat kan gelak tawa dari Lisa dan Jarwo yg mendengar itu sampai pada akhir nya Soraya keluar dari kontrakan nya dan mulai ikut nimbrung bersama dengan mereka

" Lisa tidak sepenuh nya hilang Chacha Prysilla , tadi saya menemukan dia sudah terkapar tak sadarkan diri di tanah . sebenarnya saya ingin membawa nya ke Rumah Sakit , tapi tidak jarang ada angkutan umum di sekitar itu jika sore hari tiba. jadi nya saya bawa Lisa ke kontrakan saya yg tak jauh dari perkarangan Sekolah , saya juga minta maaf Tuan Jarwo. karna saya baru mengabari sekarang karna selain saya yg tidak memiliki ponsel , ponsel milik Lisa juga tadi low batt jadi saya bantu Caz dulu. makanya saya baru kasih kabar ke Tuan sekarang "penjelasan panjang lebar dari Soraya itu membuat Jarwo mengerti sekarang kenapa ponsel anak bungsu nya itu tidak bisa ia hubungi

" Tidak apa - apa , saya yg justru merasa tidak enak kepada anda bu. karna anak saya sudah merepotkan anda "Jarwo berujar dengan tak enak hati membuat Soraya malah jadi salah tingkah sekarang

" Ah.. tidak Tuan , tidak sama sekali. saya ikhlas menolong Lisa karna selain dia anak murid saya , dia juga sudah saya anggap seperti adik saya sendiri "ucap Soraya membuat Jarwo mengangguk mengerti

"Kalau begitu anda juga bisa panggil saya dengan sebutan Papa"

"Apa?? "

avataravatar
Next chapter