18 Chapter 18

Skip pulang sekolah *

Waktu yg di tunggu - tunggu semua murid akhirnya datang juga , waktu di mana setiap murid kembali pulang ke rumah.

Hari ini bisa di katakan hari tersial yg pernah Lisa alami , hari di mana dia membolos untuk yg pertama kalinya.

Di saat semua murid sudah berhamburan pulang ke rumah , tapi tidak dengan Lisa dan Chacha yg masih berada di perkarangan sekolah mereka.

"Apa kamu yakin tidak ingin ikut pulang bersama ku Lis? , kalau perlu kamu bisa menginap di rumah ku hari ini jika kamu masih eggan untuk pulang " tanya Chacha menawarkan diri untuk mengajak sahabat nya itu untuk ikut pulang bersama nya , karna ia cukup khawatir dengan Lisa yg wajahnya sudah nampak pucat pasi seperti mayat hidup.

"Tidak apa - apa Cha , aku bisa pulang sendiri naik taksi atau kendaraan umum nanti. lagi pula tak enak juga harus menumpang bersama dengan mu , karna rumah kita berlainan arah " tolak Lisa selembut mungkin takut sahabat nya itu akan tersinggung dengan ucapan nya nanti

"Baiklah kalau begitu aku pulang duluan ya Lis , nanti jika ada apa - apa kabari aku saja oke " ucap Chacha yg di jawab anggukan kecil dari Lisa , setelah itu mobil yg menjemput Chacha pun pergi meninggalkan Lisa seorang diri di pekarangan sekolah.

Hela'an nafas terdengar berat keluar dari mulut Lisa , bersama'an dengan Kepala nya yg terasa sakit seperti di hujami ribuan batu.

"Uuukkhh... , ku mohon jangan "

Bruuk

Akhirnya Lisa pun kalah oleh penyakit nya sendiri sebelum mengakhiri perkataan nya tadi , dan berujung tak sadarkan diri di sana.

***********

Berjam-jam kemudian akhirnya hari pun berganti menjadi malam , dan kedua bola mata bulat milik Lisa akhirnya kembali terbuka secara perlahan. dan dahi nya mengernyit kemudian setelah sadar bahwa saat ini dia berada di tempat asing.

Sampai di detik ke lima Lisa melamun , pintu kamar itu terbuka dengan memunculkan Soraya di sana tengah membawa nampan makanan yg dia rasa itu untuk dirinya.

"Bu Soraya kok di sini , dan sebenarnya aku ada di mana sekarang Bu? " tanya Lisa bingung membuat Soraya tersenyum dan mengusap pipi anak murid nya itu dengan lembut

"Kamu tadi saya temukan di depan gerbang Sekolah , dan untung saja saya tadi kembali lagi ke sekolah karna ada sesuatu yg tertinggal. eh tau nya malah ketemu kamu dalam keadaan tak sadarkan diri di sana , maka dari itu saya meminta bantuan warga sekitar untuk membawa mu ke kontrakan saya yg tak jauh dari sini. dan untung nya tadi ada saya loh yg nolongin kamu , kalau tidak mungkin saat ini kamu masih berada di sekolah "jelas Soraya panjang lebar yg di balas anggukan kecil dari Lisa , sebelum akhirnya ia kembali meringis ketika mendapatkan kepala nya yg berdenyut kembali.

Dan Soraya yg peka akan kondisi anak murid nya yg tidak baik - baik saja itu langsung menyuruh nya untuk berbaring kembali , dari posisi nya yg semula duduk selepas sadar tadi.

"Sekarang kamu istirahat saja lagi ya , nanti saya akan coba menghubungi Ayah mu jika kamu berada di sini " ucap Soraya sambil meraih ponsel nya yg di nakas meja tak jauh dari tempat tidur langsung di cegah lebih dulu oleh Lisa

"Bu , bisakah Ibu tidak memberi tau Papa tentang aku di sini ? . jujur ! aku tidak ingin pulang ke rumah untuk saat ini " tanya Lisa dengan tatapan sendu nya membuat Soraya akhirnya tak tega dan menaruh kembali ponsel nya itu di nakas meja

"Apa kamu yakin tidak mau memberitahu Papa mu tentang keberadaan mu di sini Lisa? , bagaimana jika sesuatu yg buruk malah terjadi. dan mengakibatkan kehidupan orang lain yg jadi taruhan nya " jawab Soraya kembali melemparkan sebuah pertanyaan yg membuat Lisa kembali menerutkan dahinya

"Maksud Ibu apa? "

"Maaf Lisa , saya tidak bisa mengatakan nya soal ini. tapi mungkin saya bisa bantu sedikit untuk sedikit memperlihatkan efek dari ke egoisan mu jika hal itu terjadi" sahut Soraya sambil menutup kedua mata Lisa dengan telapak tangan nya , dan mentransfer bayangan yg ia dapat beberapa saat yg lalu.

Dan setelah bayangan di kepala itu hilang , Soraya menarik kembali tangan nya dari wajah Lisa.

"Bagaimana ? apakah kamu masih ingin egois dan "

"Tolong beritau Papa sekarang "ucap Lisa lebih dulu setelah dengan seenak nya memotong perkata'an gurunya tadi , membuat Soraya tersenyum puas dan mulai kembali meraih ponsel lagi untuk menghubungi pak Jarwo selalu ayah kandung dari Lisa.

*********

Sementara di bandara , akhirnya pesawat yg di tumpangi oleh Jennie dan Irene baru saja mendarat di bandara. dan mereka berdua mulai berpisah.

"Kau yakin tidak ingin ikut bersama ku saja Irene , lagi pula akan kah lebih baik kita tinggal bersama dari pada terpisah? " tanya Jennie yg di balas gelengan kecil dari Irene

"Untuk saat ini lebih baik aku tinggal sendiri dulu Jen , nanti setelah urusan ku selesai aku pasti akan datang ke Apartement mu. aku janji akan hal itu " jawab Irene dengan tak enak hati menolak penawaran dari Jennie barusan

"Tapi berjanjilah jika kau akan datang padaku " ucap Jennie sambil mengulurkan jari kelingking nya dan di sambut baik oleh Irene

"Aku berjanji , jadi aku bisa pergi sekarang kan? karna kelaiyen ku sudah menunggu seperti nya " tanya Irene setelah melepaskan tautan jari mereka dan menengok jam tangan milik nya itu

"Ya sudah hati hati ya "sahut Jennie dan Irene pun mengangguk sebagai jawaban sebelum akhirnya dia menarik pelan koper nya itu untuk menjauh ke arah pintu keluar lebih dulu meninggalkan Jennie yg katanya masih mau makan di restoran cepat saji

" Kira - kira makanan yg paling enak di sini apa ya? , coba biar ku Shearring di google "gumam Jennie sambil mencari apa sesuatu yg ingin dia cari di dalam ponselnya

" Ah.. , ketemu. oke , kita akan makan di sini"ujar nya lalu menarik pelan koper nya itu untuk keluar dari bandara mencari taksi

************

Sedangkan di tempat lain , tepat nya di Bar workaholic. Vero ada di sana bersama dengan teman - teman nya tengah menikmati dunia malam dengan acara minum miras dan menyewa jalang tentu nya , untuk mereka nikmati di akhir acara.

"Hey Ver , sering - sering lah ajak kita - kita minum - minum seperti ini. apalagi di sini jalang nya cantik - cantik woy " ucap si Agus dengan wajah yg sudah memerah padam akibat minum terlalu banyak

"Kalian tenang saja , setelah ini pasti aku akan sering - sering ajak kalian ke sini" sahut Vero dengan wajah yg merah padam seperti Agus , sampai pandangan nya tiba-tiba teralihkan oleh sosok wanita yg sedang bercumbu dengan seorang pria di sudut Bar tersebut.

"Kristal " gumam nya hampir tidak terdengar , ia pun buru - buru mendekati sosok yg di yakini Krystal itu dengan wajah semakin merah akibat menahan amarah nya sendiri

Dan seketika

Praang

"Arrrgghh.... "

avataravatar
Next chapter