17 Chapter 17

Indonesia*

*Atmajaya School*

Pada akhirnya Lisa tetap masuk ke Sekolah setelah berdebat sedikit panjang dengan ayah nya untuk meyakinkan beliau jika ia lebih baik tetap berangkat sekolah , agar melupakan sejenak tentang masalah yg ada di rumah.

Jarwo sebenarnya tak ingin putri nya sekolah , dan tetap ingin mengajak nya ke dufan. tapi ia kalah karna bujukan sang anak yg terus merengek meminta nya untuk tetap berangkat. jadi dengan berat hati ia mengizinkan putri nya untuk berangkat .

Meski begitu , di setiap langkah yg Lisa ambil saat ini begitu terasa berat sekali. ia ingin mengalah saja dengan takdir , namun ia teringat akan sesuatu yg belum tersampaikan. yaitu bertemu dengan gadis pujaan hatinya.

Tok tok tok tok

Pintu ruang kelas nya ia ketuk dari luar karna memang sudah memasuki ajaran pertama , sebenarnya ia tidak enak jika berangkat di jam segini. tapi apa boleh buat. dari pada rumah yg ada ribut lagi entar.

"Masuk " teriak Bu Soraya dari dalam , dan aku mulai membuka pintu kelas ku dengan kepala menunduk tak berani menatap Bu Soraya dan teman teman yg lain.

"Lisa ? , bukan nya Tuan Jarwo bilang kamu tidak akan masuk sekolah hari ini karna akan ada acara keluarga ! " tanya Bu Soraya membuat tubuh ku gemetar , tak tau harus jawab apa.

"Lisa " panggil Bu Soraya lagi membuat ku menghembuskan nafas gusar dan memberanikan diri untuk jujur

"Memang benar , awal nya saya memang izin tidak masuk hari ini Bu. ta tapi acara nya di batal kan. ja jadi saya lebih baik memutuskan untuk tetap berangkat " jelas ku dengan sedikit gugup

"Baiklah , silhkan kamu masuk" ucap Bu Soraya membuat ku sedikit lega dan mulai memasuki kelas , tapi langkah ku terhenti ketika salah satu teman sekelas ku mulai mengangkat suara.

"Bu , ini tidak adil. biasanya jika ada murid yg terlambat , maka ibu akan menghukum dirinya. bu ! jangan pilih kasih lah kepada kami , hanya karna Lisa anak dari pemilik Sekolah ini " ucap teman sekelas Lisa , panggil saja di Mina. dengan mimik wajah yg sangat terlihat jelas bahwa ia tidak menyukai Lisa , apalagi perkataan nya tadi mampu mendapatkan dukungan dari suruh teman sekelas nya. membuat Soraya saja pusing akan kelakuan anak murid nya ini yg barbar.

Dan Chacha , sebagai sahabat yg baik dan peka dengan ke adaan yg tengah terjadi sekarang ikut menyuarakan pendapat nya.

"Bu , saya tau Ibu pusing menghadapi prilaku kami semua. dan alangkah lebih baik nya lagi jika ibu mengabulkan permintaan mereka kali ini dan biarkan saya ikut pergi dari kelas ini untuk menemani nya " ucap Chacha mencoba menjadi penengah di antara Teman , guru dan sahabat nya itu. membuat Soraya bangga menatap nya.

"Baiklah , silahkan kamu keluar Chacha. dan bawa pergi Lisa dari sini , sebelum ia semakin sakit hati nanti nya " ucap Soraya membuat Chacha mengangguk cepat dan dengan terburu - buru membereskan semua alat tulis beserta buku nya di masuk kan kembali ke dalam tas

Lalu bangkit dari duduknya dengan menenteng tas gendong nya tersebut dan tersenyum sejenak ke arah Soraya sebagai ucapan terimakasih dari nya , baru setelah itu ia mulai menarik pergelangan tangan Lisa untuk segera pergi meninggalkan kelas mereka.

Dan Soraya pun melanjutkan pelajaran nya kembali setelah Chacha dan Lisa benar benar sudah pergi meninggalkan ruang kelas ini.

"Semoga kamu kuat ya Lisa " gumam Soraya dalam hati ketika mengingat kembali sorot mata Lisa yg sangat terlihat jelas ada sebuah beban yg sangat berat tengah gadis itu pikul di usia semuda ini

***********

Skip :Taman belakang Sekolah*

Chacha membawa Lisa ke sini karna ia rasa tempat ini sangat sesuai untuk mencurahkan semua isi hati ketika banyak masalah yg tengah menimpa kita

"Duduk lah , dan coba ceritakan padaku pelan pelan. apakah ibu dan Ayah mu bertengkar lagi seperti biasanya? " tanya Chacha pelan - pelan takut menyindir sahabat nya itu , namun yg ia dapat malah tangisan bukan nya jawaban yg seperti ia ingin kan , jika sudah melihat sahabat nya menangis seperti ini Chacha tak akan lagi bertanya dan lebih memilih merengkuh tubuh kurus sahabat nya itu dalam dekapan nya.

"Sstttt... , tidak apa - apa. bukan nya kamu sering bilang jika Tuhan mu memberikan sebuah masalah kepada umat nya , itu berarti dia menyayangi kita bukan. jadi berhenti lah menangis jika tidak ingin Tuhan mu itu berubah fikiran dan berakhir menghukum mu nanti haha " ucap Chacha dengan kekehan kecil di akhir kalimat nya langsung mendapatkan pukulan kecil dari Lisa

Bugh

"Aduh.. , sakit Lis "ringis Chacha mengadu sakit padahal pukulan Lisa tadi tidak sakit saat sekali , dan Lisa yg sudah tau bahwa sahabat nya itu berbohong malah memukul kembali Chacha dengan sedikit brutal sekarang. mengakibatkan gadis berpipi chipmunks ini mrngaduh sakit beneran.

" Aduh Lis iya iya , aku salah aduh maaf dong "ucap Chacha kesakitan karna pukulan Lisa kali ini membuat tubuh nya sakit sekarang

" Rasakan itu , siapa suruh malah berbohong padaku dengan pura - pura sakit. dan sekarang enak kan mendapatkan karma dari ku "ucap Lisa kesal dengan bersidekap dada, membuat Chacha yg melihat wajah kesal sahabat nya malah tertawa sendiri.

"Tidak apa - apa Lis , tidak apa - apa jika karma yg ku dapat kan dari mu. asal kan aku bisa mendapatkan senyuman indah dari malaikat sebaik dirimu Lisa Atmajaya"ungkap Chacha jujur membuat Lisa terharu di buat nya dan mulai menggengam tangan sahabat nya itu dan menatap mata hazel coklat Chacha lebih dalam .

"Chacha Prisyllia , aku sangat bersyukur dan berterima kasih padamu karna kamu mau menjadi sahabat ku. sahabat yg selalu ada dalam suka maupun duka , dalam sakit maupun senang. Terima kasih Cha , Terima kasih" ucap Lisa tulus langsung mendapatkan pelukan hangat dari Chacha

"Aku juga bersyukur mendapatkan sahabat sebaik dirimu Lis , kamu selalu menjadi penenang ku ketika aku tak bisa mengendalikan amarah ku sendiri. kamu jauh lebih berharga dari apapun yg ku miliki Lis hiks hiks , aku tidak bisa hiks membayangkan jika suatu hari jika kamu pergi meninggalkan ku. entah aku akan seperti apa nanti nya "ucap Chacha menangis tersedu sedu membuat air mata Lisa kembali menetes dan merengkuh tubuh sahabat nya itu kedalam pelukan nya kembali.

" Cha , kita tidak tau takdir akan seperti apa kedepan nya. yg perlu kita lakukan saat ini adalah menerima nya dengan lapang dada. jika suatu hari aku lebih dulu pergi meninggalkan kalian semua , aku mohon. aku mohon padamu untuk tidak menangisi ku ya "pinta Lisa membuat air mata Chacha semakin deras mengalir

" Aku tidak bisa Lis hiks , maaf aku tak bisa "isak Chacha membuat hati Lisa entah kenapa terasa sakit sekarang

" Ku rasa kepergian ku nanti tidak akan semudah yg ku fikirkan "

avataravatar
Next chapter