14 Chapter 14

2 minggu kemudian *

Saat ini Jennie tengah berada di ruang inap Kevin seorang diri sambil melamun memikirkan pertemuan pertama nya dengan malaikat kecil nya yg kini telah pulang ke rahmatullah

Flashback 1 tahun yg lalu*

Saat itu , Jennie baru saja lulus dari kuliah kedokteran nya dengan menyandang gelar magester di usia nya baru genap 20 tahun.

Pada hari itu juga , adalah hari - hari yg sangat sulit bagi Jennie karna orang tua nya selalu saja menyulitkan setiap jalan yg selalu ia ambil untuk masa depan nya sendiri .

Hingga pada suatu hari ia pun memutuskan untuk pergi dari rumah karna sudah tidak tahan dengan sikap orang tua nya yg terus mengekang nya , apalagi saat itu ia baru saja mengetahui tentang salah satu rahasia yg orang tua nya sembunyikan selama ini . yaitu tentang kakak kandung nya yg tiba-tiba menghilang di telan bumi , ternyata tidak hilang . melainkan sengaja di jual oleh Ayahnya sendiri hanya untuk meningkat drajat mereka untuk menjadi orang kaya.

Bruuk

Seorang anak kecil baru saja menabrak dirinya , sehingga jubah kedokteran nya itu kotor akibat es krim yg anak itu bawa.

Sebenarnya ia ingin sekali memaki , bahkan menghajar orang yg telah mengotori jubah Dokter yg sedang ia pakai sekarang ini. tapi ia tak bisa melakukan hal itu , karna yg menabrak nya hanya seorang anak kecil biasa.

"Kenapa kamu berlari - larian di Koridor Rumah Sakit? " tanya Jennie dingin dengan wajah datar nya membuat anak kecil itu yg tak lain adalah Kevin sendiri , menjadi semakin ketakutan ketika melihat raut wajah Jennie yg sangat menyeramkan.

Sampai - sampai ia mencebikan bibir nya dan menangis histeris saat itu juga

"Huaaa... , hiks hiks huuuaaaaa... aaaa" tangis Kevin sangat keras , membuat Jennie langsung menutup kedua telinga nya saking terganggu nya dia.

"BERISIK " bentak Jennie membuat tangis Kevin terhenti dengan bibir yg masih cembekik

"Hiks hiks , maafkan aku " isak Kevin membuat Jennie mulai merasa bersalah sekarang , dan ia pun membungkuk kan tubuh nya untuk mensejajarkan dirinya dengan Kevin.

"Anak laki - laki tidak boleh menangis , karna seorang laki - laki sudah di takdirkan untuk menjaga dan melindungi perempuan ketika ia di lahirkan ke dunia ini . jika sekarang kamu menangis hanya karna hal kecil seperti tadi , bagaimana nanti di masa depan ketika kamu sudah dewasa. kamu akan di anggap sebagai seorang pecundang "ucap Jennie panjang lebar membuat tangis Kevin benar - benar berhenti dan menatap nya bingung

"Kakak ini bicala apa? , aku tidak mengelti " tanya Kevin dengan wajah polos nya membuat Jennie langsung tersadar dari kesalahan nya itu dengan menepuk jidat nya sendiri

"Astaga , maaf - maaf. Kakak lupa jika kamu masih kecil , jadi wajar saja jika kamu tidak mengerti dengan apa yg ku katakan tadi " jawab Jennie tersenyum tulus membuat Kevin mengusal air mata nya yg mulai mengering di pipi chubby nya dengan punggung tangan kecil nya itu

"Tidak apa - apa , kata Mommy . wajal jika olang dewasa suka malah - malah , kalna meleka pasti mendapatkan masalah yg sangat belat dalam hidup meleka " ucap Kevin membuat Jennie tercengang speechless mendengar nya

"A apa Mommy mu benar - benar mengajarkan hal itu padamu? " kaget Jennie masih dengan wajah speechless nya

"Iya , Mommy seling mengatakan hal itu ketika aku selalu menggangu nya " jawab Kevin polos membuat Jennie mengangguk mengerti

"Siapa nama mu ? " tanya Jennie penasaran dengan nama anak kecil yg sangat pintar di depan nya ini

"Nama ku Kevin Sanjaya "jawab Kevin berseru senang membuat Jennie tersenyum tipis lalu mengusak rambut lebat milik Kevin

"Kevin , kamu sangat pintar sekali. Kakak jadi berharap suatu saat bisa mendapatkan anak sepintar dirimu " ucap Jennie membuat Kevin tersenyum lebar

"Jika aku di lahilkan kembali ke dunia ini , aku akan minta pada Tuhan untuk menjadi anak Kakak cantik " ucap Kevin berseru antusias membuat Jennie terkekeh sendiri

"Memang nya Tuhan mau mengabulkan doa anak kecil yg cengeng seperti mu huuh"tanya Jennie menggoda Kevin , membuat anak itu merenggut kesal

" Iih.. , Kakak cantik mah gak asik. kalau begitu aku talik lagi pelkataan ku tadi "kesal Kevin membuat Jennie melepaskan tawa nya

" Hahahaha , kamu lucu sekali . maaf ya Kakak sudah menggoda mu tadi "ucap Jennie sambil mencubit gemas pipi gembul milik Kevin

" Oke , aku akan memaafkan Kakak . karna Kakak cantik "celetuk Kevin membuat tawa Jennie semakin keras , membuat orang - orang di sekitar mereka melihat ke arah mereka sekarang.

" Hahaha , kamu tau tidak"tanya Jennie terpotong lebih dulu oleh Kevin

"Tidak "

"Dih , dengerin dulu dong baru jawab " ucap Jennie mulai kesal karna perkataan nya di potong oleh Kevin

"Baiklah - baiklah , Kakak cantik ucapkan sekali lagi " ucap Kevin dengan pura - pura antusias membuat Jennie memutar bola mata nya malas

"Sudah lah , lupakan tentang tadi. Kakak juga sudah lupa mau bilang apa tadi " balas Jennie membuat Kevin yg kali ini memutar bola mata nya malas

"Sudah tua sih , jadi pikun " celetuk Kevin sepelan mungkin agar tak di dengar oleh Jennie

Tapi masalah nya adalah , Jennie mendengar sangat jelas apa yg Kevin katakan tadi . membuat gadis pemilik mata Kucing dengan pipi mandu nya itu mulai merasa kesal kembali.

"Apa kamu bilang ? , coba katakan sekali lagi ?? 'tanya Jennie mulai tersulut emosi sekarang karna ia tak terima di katai tua oleh bocah ingusan yg ada di hadapan nya ini

" Hehehe , aku becanda Kakak . maaf "jawab Kevin , baru setelah itu ia kabur begitu saja meninggal Jennie dengan wajah jengkel nya

" Sabar Jen , sabar. dia hanya bocah ingusan. jadi tak usah kau fikirkan lagi "gumam Jennie seorang diri , baru setelah itu bangkit dari jongkok nya dan melanjutkan perjalanan nya yg sempat tertunda akibat di tabrak Kevin tadi.

Dan dari situ lah rasa sayang itu muncul hingga sekarang

Flashback off*

Jennie mulai menangis ketika memori - memori lama nya berputar di kepala nya , hati nya terasa sesak. tenggorokan nya terasa tercekat akan hal itu.

Andai dia bisa memutar waktu , dia ingin bertemu dengan Kevin lebih awal. agar ia bisa mengobati penyakit malaikat kesayangan nya itu , agar Kevin selalu ada sisi nya hingga dia bisa melihat malaikat kecil nya itu tumbuh dewasa menjadi pemuda tampan yg bisa membanggakan nya kelak.

"Tuhan , jagalah malaikat kecil ku di sana" gumam Jennie seorang diri tanpa di sadari bahwa Kevin ada di sana menyaksikan hal itu sejak awal dengan tatapan sendu nya

"Aku lasa .. , ini tidak lah mudah untuk Doktel cantik . aku halus melakuan sesuatu " ucap Kevin tanpa di dengar oleh siapapun karna dunia nya telah berbeda dengan kita semua

Setelah ia mengatakan hal tadi , ia pun melihat sekali lagi ke arah Jennie dan tersenyum.

"Doktel cantik tunggu saja ya , Kevin akan belbuat sesuatu agal Doktel cantik bisa mendapatkan kebahagian nya sendili. balu setelah itu aku bisa pelgi dengan tenang " setelah ia mengatakan hal tadi , Kevin pun menghilang entah kemana

avataravatar
Next chapter