webnovel

BAB 2

Seusai Ayisa bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, Ayisa turun, menuruni anak tangga kemudian berjalan keluar dari rumah, sebelum keluar dari rumah Ayisa tidak pernah lupa untuk bersalaman dengan Abi, Umi, Bagas, dan Arisa.

Arisa adalah kakak kandung pertama Ayisa, sedangkan Bagas adalah kakak kandung keduanya.

***

"Ayi... maaf ya kakak nggak bisa antar kamu kesekolah!" ucap Bagas sambil menatap fokus labtopnya.

"ahh, tapi kak! Ayi kesekolah naik apa?"tanya Ayisa.

"diantar sama Ilyas aja!" ucap Ani.

Ayisa sangat terkejut mendengar ucapan Uminya.

"nggak bisa!! bukan muhrim!!!!" ucap Ayisa membentak keras.

"terus mau naik apa?? mau naik ojek, naik bus, mau naik angkot, atau naik taksi??? supirnya kan juga bukan mahram kamu!!! lebih aman kalau kamu diantar sama Ilyas" ucap Arisa.

Ayisa memanyungkan bibirnya kesal, kenapa semuanya harus seperti ini.

"iya!! kita bisa berangkat sekarang kalau Dek Ayi mau!" ucap Ilyas.

Mau tidak mau Ayisa harus mau ikut, apalagi RS tempat Ilyas bekerja satu arah dengan sekolahnya Ayisa.

Dengan berat hati Ayisa harus ikut, dia menghela nafas berat dan mengikuti Ilyas dibelakang.

Ilyas membukakan pintu mobil bagian depan, tapi Ayisa tidak ingin duduk disampingnya, Ayisa memilih untuk duduk dibagian belakang.

Selama perjalanan hanya ada keheningan, tak ada kata sedikit pun sampai tak terasa mereka sudah tiba di sebuah sekolah yang sudah mulai ramai.

"nanti mau dijemput??" tanya Ilyas.

"nggak usah! nanti kak Bagas yang jemput!" ucap Ayisa dengan tegas.

Sebelum Ayisa turun, Ayisa menjangkau tangan Ilyas dan mencium punggung tangan Ilyas, bukan karena dia mulai suka pada Ilyas tapi karena sudah menjadi kebiasaan Ayisa.

"terima kasih, Assalamualaikum"

"iya, waalaikumsalam"

Ilyas tersenyum lebar ketika Ayisa mencium punggung tangannya.

Sebelum pergi Ilyas mengintai Ayisa dari kejauhan, memastikan bahwa Ayisa benar-benar masuk kedalam kelasnya.

Ayisa membalikkan badannya dan melihat mobil Ilyas masih terparkir didepan sekolahnya, Ayisa melambaikan tangannya dan sedikit tersenyum pada Ilyas.

Ayisa pergi dan berlalu dari tempat berdirinya, dan Ilyas pun berlaku Karena Ayisa benar-benar sudah memasuki kelasnya.

Next chapter