1 NASIB BURUK

"KEMASI BARANG-BARANGMU DAN JANGAN PERNAH DATANG KEKANTOR LAGI."Teriakan itu memekakkan kuping Yura dan membuatnya membeku.

"Pak jangan pecat saya,saya sama sekali gak bocorin hasil penyelidikan kita,saya sangat menjaga rahasia penyelidikan." Yura memohon kepada atasannya yang sekarang sangat marah karna hasil penyelidikan yang harusnya masih harus diselidiki lagi telah bocor kepublik sedangkan Yura adalah orang yang menangani kasus ini,otomatis dia juga yang harus bertanggung jawab atas apa yang sekarang terjadi.

Semua orang telah mengetahui hasil penyelidikan yang sebenernya hasil itu masih mentah,masih ada beberapa hal yang harus diselidiki dan diperbaiki lagi tapi semua orang menelan mentah-mentah info itu.

"Saya gak mau denger alasan apapun dari kamu,sekarang kamu pergi dari kantor saya dan jangan pernah kembali lagi."Teriakan sibos membuat Yura ketakutan sampai lari ngacir keluar ruangan.

Bisikan dari karyawan dan detectif lain mengiringi langkah kaki Yura keluar kantor,seolah bodo amat dan tak mendengar bisikan itu,Yura terus berjalan tanpa menghiraukan tatapan sinis semua orang.

Yura pulang keapartnya berniat untuk mengadukan masalahnya sama papanya tapi bukannya menemukan papanya disana tapi dia malah menemukan apart yang sangat berantakan seperti habis kemalingan.

"Ini ada maling apa gimana kok apart gue udah kaya kapal pecah."Yura berjalan menuju kamar papanya sambil memanggil papanya tapi tak ada sahutan dan itu membuat Yura jadi khawatir apa yang terjadi sama papanya.

Saat sampai dikamar papanya,kamar itu kosong tak ada tanda papanya disana,Yura berjalan menuju meja yang berada dikamar papanya itu.

"Kertas apa ini?"tanya Yura sambil membaca isi surat itu.

*Terima kasih uangnya sayang*

Yura langsung berlari menuju kamarnya,dan dia sangat kaget dengan keadaan kamarnya,lemari yang terbuka,laci semua terbuka bahkan bajunya juga berantakan semua.

Yura mencari uang dan semua surat pentingnya tapi nihil sudah tak tersisa apapun disana,uang,ATM,surat tanah yang dikampung,buku tabungan semuanya hilang.

Yura terduduk lemas,kakinya sudah tak bisa lagi menopang tubuh mungilnya untuk terus berdiri.

"Kenapa papa tega sama Yura,gimana cara Yura hidup kalau semua uang Yura diambil,apart juga udah telat bayar beberapa bulan,hari ini Yura dipecat,gimana Yura hidup pa,kenapa papa tega."Air mata jatuh membasahi pipi Yura.

"Kenapa ini semua terjadi bersamaan Tuhan?kenapa harus sekarang?"Yura meratapi nasib sialnya hari ini dan terus menangis.

1 jam Yura menangis sampai ada suara ketokan pintu yang membuatnya langsung menghapus air matanya dan memakai kacamata hitamnya untuk menutupi matanya yang sudah bengkak.

Yura berlari kearah pintu dan membukanya.

"pa-pak Ardi ada apa? silahkan masuk pak."tanya Yura gugup melihat pemilik apart yang datang menemuinya sambil mempersilahkannya masuk.

Pak Ardi kaget melihat keadaan apart Yura yang sangat berantakan,tapi dia langsung mengabaikan masalah itu dan kembali kepada tujuannya.

"Yura ini udah waktunya kamu bayar sewa apart,kamu udah telat 3 bulan loh,mau alasan apa lagi sekarang?"tanya pak Ardi dengan nada yang agak tinggi.

Yura memang setiap ditagih slalu ada aja alesan yang dia berikan karna memang uang yang dia punya belum cukup untuk membayar sewa apart.

"Kasih saya waktu sebentar lagi pak,saya janji akan bayar sewa apart."Yura memohon kepada pak Ardi yang sekarang sudah berkacak pinggang mendengar jawaban Yura.

"Gak ada waktu lagi,kalau kamu gak bisa bayar sekarang mending kamu pergi dari apart saya."Pak Ardi mengambil beberapa helai baju Yura yang sudah berceceran lalu melemparnya keluar termasuk mendorong Yura keluar juga.

"Pak saya mohon kasih saya waktu,saya akan bayar."Yura memegang kaki pak Ardi sambil terus memohon.

Pak Ardi menendang Yura yang memeluk kakinya lalu memanggil satpam untuk menyeret Yura keluar apart.

Yura memberontak berharap Pak Ardi mau mengasihaninya tapi naas semua itu tak berguna.

Yura dilempar keluar apart lalu melempar tas berisi baju Yura juga.

"Sekarang gue harus kemana?"Yura berdiri lalu berjalan meninggalkan apart,mengikuti kemana kaki melangkah tanpa tujuan pasti.

Sekitar 2 jam Yura terus berjalan sampai akhirnya kakinya sudah tak mampu lagi untuk berjalan dan memutuskan untuk duduk dikursi dekat rumah yang sangat besar.

"Gini amat nasib gue,berasa kaya gelandangan aja ini udah."Gumam Yura sambil mengurut kakinya yang sudah seperti mau copot.

"Kamu udah ditungguin dari tadi malah santai duduk disini."Ucap wanita paruh baya yang sekarang memegang pergelangan tangan Yura dan menariknya masuk kedalam rumah besar dibelakang tempat dia duduk.

"Ibu salah orang,saya cuma numpang duduk."Ucap Yura sambil tangannya masih ditarik si ibu.

"Gak usah beralasan kamu."Ibu itu terus menarik tangan Yura tanpa mendengarkan ucapan Yura.

'Tuhan,cobaan apalagi ini.' Batin Yura pasrah ditarik sama si Ibu.

.....

BERSAMBUNG

avataravatar
Next chapter