webnovel

Tidak tertarik

Marlyna dia berjalan dengan jinjit-jinjit kecil dikakinya, bibir seksi itu tersenyum lebar sembari menahan tawa kecil didalam hatinya. Menatap keadaan yang masih belum bisa dia cerna secara nyata, jika hari ini Marlyna telah mendapatkan sebuah pekerjaan untuk yang pertama kalinya.

"Akhirnya! aku bisa bekeja diperusahaan besar ini, tapi posisi apa yang akan bos gila itu berikan padaku?! aku harus segera mencari seker--"

Brukk !

Lagi-lagi Marlyna menabrak seorang lelaki tampan dihadapannya, "Ah maafkan kecerobohanku!" ucapnya menyesal sembari membungkukan badan sekilas.

Lelaki itu tersenyum sembari menatap wajah gadis dihadapannya, "Nona Marlyna,kan? apa kau bisa ikut denganku sebentar? perkenalkan namaku Jino, sekertaris pribadi tuan Andra!"

Marlyna menggapai uluran tangan putih dengan urat-urat yang menonjol dari balik telapak tangannya itu tanpa berkedip mata, "Ah iya iya! aku Marlyna, baru saja aku ingin mencarimu!"

"Ah kebetulan sekali. Kalau begitu silahkan ikut denganku sekarang! aku akan menunjukan tempatmu bekerja," ucap Jino.

Marlyna mengikuti langkah kaki panjang Jino dari belakang, sesekali gadis ini menutup wajahnya karena malu dan takjup pada wajah tampan sekertaris lelaki menyebalkan itu. Benar-benar sangat indah, seperti sebuah karya seni pahatan seniman yang handal.

Ceklek

Jino membuka pintu sebuah ruangan, dia duduk dikursi yang ada dihadapan Marlyna kemudian menunjukan komputer khusus yang sering dia gunakan untuk membuka email masuk dari orang-orang penting Andra.

"Tugasmu iya membantu pekerjaanku, tidak sulit! hanya mengecek email masuk kemudian membalasnya. Oh jangan lupa untuk beri tahu tuan Andra terlebih dahulu, karena sebagian email masuk ini adalah dari orang-orang terdekatnya dan terkadang rekan bisnis dia juga," ucap Jino rinci.

"Baiklah, tapi apa hanya itu tugasku disini ?!" tanya Marlyna.

"Dariku iya, tapi mungkin sesekali kau akan menggantikan tugasku sebagai sekertaris jika aku tengah sangat sibuk. Jadi mohon bantuannya nona Marlyna," ucap Jino dengan senyum manis dibibir tipis itu.

"Iya baik! tapi kapan aku akan mulai bekerja?" tanya Marlyna kembali.

"Mm... sepertinya besok. Kau bisa pulang sekarang Nona,"

"Ah baik, terima kasih!" ucap Marlyna.

Gadis itu keluar dari pintu yang tadi dia masuki bersama Jino, menatap keadaan lorong yang sepi dan cukup dingin. Terdengar suara langkah kaki yang mengikutinya dari belakang dan rupanya itu adalah Dina, gadis yang dia temui tadi.

"Ekhemm, bagaimana? kau puas dengan tuan Andra hm? coba ceritakan semua yang terjadi diruangan tadi padaku?!" tanya Dina dengan wajah nakalnya.

"Heh puas apa maksudmu?! kami tidak melakukan apa pun!" jawab Marlyna cepat.

Plak !

Dina memukul pantat Marlyna, "Pembohong! heh kau tahu?! tidak sembarang orang bisa masuk ke ruangan tuan Andra. Tapi kau? jika tidak melakukan hal itu, apa lagi yang kalian kerjakan? main catur?! mustahil !" bentak Dina.

Marlyna membulatkan matanya, "Heh! aku bukan gadis seperti itu. Kami hanya berbicara tentang pekerjaan, tidak lebih. Lagi pula siapa yang akan tertarik dengan lelaki seperti dia?! tidak ada!" ucap Marlyna dengan wajah julidnya.

"Wah, sepertinya matamu harus diperiksa Nona! apa kau buta? atau mungkin rabun?! tuan Andra itu begitu sempurna dari segi mana pun! wajah yang tampan, kaya, seksi, apa lagi tatapannya itu. Ah... aku bisa mati berdiri jika dipandang dari jarak satu meter saja!" ucap Dina heboh.

"Iya semua itu memang benar, tapi sayangnya aku tidak tertarik sedikit pun. Terima kasih untuk obrolan tidak berguna ini, sampai jumpa besok!"

Marlyna pergi meninggalkan Dina, berjalan keluar dari perusahaan ini dengan perasaan riang gembira.

***

Wurrrrrr !

Es jeruk menyembur dari mulut Firda sampai hampir mengenai wajah Marlyna, gadis itu benar-benar kaget mendengar cerita dari sahabatnya.

"Heh! kau bercanda Mar? bagaimana mungkin dia melakukan hal mesum seperti itu disaat pertemuan pertama kalian?! wah, benar-benar Boss gila! fiks, kau harus terus mengawasinya! jangan sampai lengah!" ucap Firda dengan sangat heboh.

"Iya, dia memang sudah tidak waras! jika saja aku tidak membutuhkan pekerjaan ini, akan aku remas habis tubuhnya sampai kering!" ucap Marlyna.

"Betul ! ehh tapi, aku dengar ada rumor mengatakan jika Boss pemilik perusahaan Davidson Group itu sangat tampan. Apa itu benar?! tapi jika sikapnya mesum seperti itu, ih cukup menggelikan juga!" ucap Firda.

"Iya dia memang sangat tampan dan cukup seksi, apa lagi bibirnya itu hm... argh! pikiranku kotor! hus hus pergi sana! aku tidak suka lelaki itu Firda! dia gila dan menyebalkan!" bentak Marlyna.

"Okay aku paham, tapi sudahlah! lagi pula kau hanya bekerja disana,kan? dia tidak akan pernah mengganggumu lagi, percayalah padaku!" ucap Firda dengan senyum manisnya.

Marlyna hanya mengangguk, karena semua yang dikatakan Firda itu benar adanya. Dia datang ke perusahaan Davidson Group hanya untuk sebuah pekerjaan, bukan berurusan dengan lelaki mesum itu! tapi jika sang ibu tahu cerita ini mungkin pemikirannya akan berbeda. Dia akan menyuruh putrinya untuk lebih agresif lagi menghadapi Andra.

Tapi jujur saja, kejadian dikantor tadi hampir membuat jantung Marlyna meledak. Bagaimana tidak? itu adalah pertama kalinya dia berhadapan dengan seorang lelaki kecuali sang ayah. Karena selama ini, Marlyna tidak pernah di ijinkan untuk berpacaran oleh sang ibu, dia di didik dengan sangat keras melebihi anak tiri. Tapi ketika usianya sudah cukup matang, Marlyna dicambuk untuk segera memiliki pasangan?!

Sungguh kejam dirimu ibu Anna...

"Heh! kenapa melamun?!" tanya Firda.

"Hah? engga."

"Kau ingin pulang sekarang? karena aku ada janji kencan dengan pacarku hehe," ucap Firda.

"Aishh, kau bilang kemarin kalian bertengkar? kenapa sekarang akur lagi? pasangan yang sangat aneh!" ucap Marlyna.

"Hehe, itulah kau Mar! tidak akan pernah mengerti tentang cinta dan pertengkaran. Makannya pergi sana cari lelaki untuk kau pacari !" bentak Firda.

"Ah cukup! jangan bahas lagi, aku masih belum tertarik untuk menjalin hubungan seperti itu!" bentak Marlyna.

"Hih! ya sudah, kalau begitu aku pamit. Bye!"

Firda meninggalkan Marlyna dicafe sendirian, seperti biasa dia menemui sang kekasih yang sudah dia kencani lama itu. Sementara Marlyna hanya bisa duduk manis sembari menikmati masa-masa sendiri yang sungguh meresahkan.

"Hidup tanpa cinta memang pilihan yang buruk, Marlyna! sungguh malang nasibmu!" gumam Marlyna.

Merasa jenuh dengan keadaan, dia pun membenahi barang bawaannya dn pergi pulang. Menyusuri jalanan panas dengan debu dan kuman yang berterbangan, Nikmat sekali penderitaanmu Marlyna.

Tot  tot tott !

Sebuah kelakson mobil terus mengganggunya dari tadi, gadis itu melirik ke belakang dengan tatapan tak biasa. Mengerutkan bibirnya karena merasa risih dengan mobil mewah yang terus mengikutinya dari cafe tadi.

"Heh! kupingku sakit! kau tidak lihat jalanan luas disana? kenapa terus mengikutiku!" bentak Marlyna kesal.

Mobil itu berhenti tepat di pinggir Marlyna, keluarlah sosok lelaki yang sudah tidak asing lagi dimata gadis pemarah ini.

"Hey pejalan kaki ! kau ingin menumpang? bagasi masih kosong dibelakang!"

"Kau?!"

Marlyna membulatkan matanya, pengemudi menyebalkan itu rupanya adalah Andra, entah apa yang akan dilakukannya saat ini. Mengganggu gadis ini lagi ? iya itu memang hobby baru Andra sekarang.

"Cepatlah naik! aku akan mengantarmu pulang!" ucap Andra.

Marlyna menggelengkan kepalanya, dia tidak ingin berdekatan  lagi dengan lelaki mesum ini. Sampai akhirnya dia berlari secepat kilat meninggalkan Andra disana. Pergi menjauh dari oknum meresahkan yang suka sekali membuat jantungnya berdebar!

"Orang itu, heh bawahan kurang ajar! siapa juga yang ingin mengantarmu pulang? tidak ada!"

Brummm...

Andra menyalakan mesin mobilnya dan pergi dari tempat itu segera, namun tidak sampai beberapa meter dia melihat sekerumunan preman tengah menggulung seorang wnita disana.

"Itu, kan?!"

Next chapter