Pukul 22.00
Marlyna masih berbaring di atas ranjang kusam itu dengan mata yang terbuka lebar. Memikirkan ucapan Andra yang sedari tadi terus mengganggu kepalanya.
"Dia menyukaiku? hah yang benar saja! lelaki itu pandai sekali berdusta! lihat saja kelakuannya bersama wanita bernama Sarah tadi pagi, apa itu bukan suka?! lihat saja besok, aku akan membuatnya jadi perkedel !" gumam Marlyna kesal.
Beberapa saat yang lalu...
"Mar, buatkan Bossmu ini minuman cepat!" perintah Anna pada putrinya.
Dengan senyum palsu yang terpasang diwajahnya, Marlyna berjalan ke dapur. Mencari sesuatu yang bisa dia suguhkan pada sang Boss yang super menyebalkan itu.
"Kosong?! aishh lelaki itu kan tidak suka kopi, tapi sudahlah!"
Gadis itu kembali menutup pintu kulkas yang sudah dia buka, kemudian mengambil satu sachet kopi yang ada di atas meja. Entah milik sang ayah atau siapa pun Marlyna tidak perduli, asalkan satu minuman segera siap untuk di antar.
Tidak butuh waktu yang lama, Marlyna datang menghampiri kerumunan di ruang tamu itu dengan secangkir kopi panas ditangannya. Dia menyuguhkan minuman seadanya itu pada sang Boss, dan dengan senang hati Andra pun menerimanya.
Beberapa saat mereka saling mengobrol dan mendengarkan celotehan ibu Anna yang terus saja memuji-muji Andra. Sementara Marlyna hanya bisa diam sembari mengangguk-angguk bagai boneka kayu yang dikendalikan sang ibu.
Andra melirik ke arah Marlyna, entah mengapa dia terlihat begitu cantik dengan celana pendek dan kaos putih polos yang dikenakannya. Wajah mulus itu bersih tanpa jerawat atau bintik-bintik, menambah kesan imut pada gadis yang belum menginjak usia 25 tahun ini.
"Maaf, kamar mandinya dimana ya? boleh saya numpang sebentar?" tanya Andra.
"Ah itu dibelakang belok kiri, Marlyna antar nak Andra sana!" perintah sang ibu.
Gadis itu kembali mengangguk, kemudian menuntun jalan ke kamar mandi. Andra mengikutinya dari arah belakang sembari terus memandangi tubuh Marlyna dengan seksama. Sesekali dia menelan air ludahnya kasar, karena sebagai lelaki normal siapa saja pasti akan tergiur dengan kemolekan gadis cantik ini. Walau pun tidak seperfeck wanita-wanita lain, Marlyna memiliki daya tarik khas tersendiri yang membuat para lelaki begitu menginginkannya. Termasuk Andra.
"Itu kamar mandinya Boss!" ucap Marlyna sembari menunjukan tempat yang ingin dikunjungi Andra.
Brukk
"Ahh !"
Tubuh mungil itu menabrak pintu kamar mandi yang terbuat dari plastik, Marlyna terkejut ketika Andra sudah menghempitnya dengan sangat kuat. Seperti biasa lelaki tampan ini begitu senang membuat gadis dihadapannya senam jantung.
"Boss!"
"Ssstttt, jangan bicara apa pun. Atau aku akan menciummu!" ucap Andra sembari menutup mulut Marlyna dengan tangannya.
Gadis itu langsung terdiam dengan jantung yang berdebar kencang, matanya tak henti berkedip cepat ketika Andra terus mendesak dengan jarak yang kian menipis. Aroma wangi bagaikan bunga yang baru mekar pun terasa begitu memabukan bagi lelaki ini, dia terus mendekatkan tubuhnya lebih intim lagi agar bisa merasakan kehangatan dari tubuh pegawai favoritnya.
"Bagaimana, kau sudah menentukan pilihanmu gadis ceroboh?" bisik Andra ditelinga Marlyna.
Gadis itu menahan geli, dia menjewer telinga sang Boss dengan sedikit kasar. "Boss! pilihan apa maksudmu? jangan macam-macam atau aku akan teriak?!" ancam Marlyna.
"Mereka tidak akan perduli, karena aku akan melumpuhkanmu saat ini juga. Jadi cepat katakan, berapa banyak uang yang kau inginkan hm?" tanya Andra kembali.
"Aku ini gadis baik-baik, jadi tolong jangan paksa aku Boss! lagi pula kenapa kau tidak mencari gadis lain yang lebih cantik dariku!" bentak Marlyna kesal.
Andra mengusap wajah mulus gadis dihadapannya itu dengan penuh kelembutan, menahan gairah yang sedari tadi terus naik ke pikirannya. Marlyna, kau telah berhasil membuat seorang lelaki yang angkuh ini begitu terobsesi padamu.
Mungkin hanya dengan menatapnya saja, Andra hati sudah berguling kesana-kemari.
"Aku tidak ingin gadis lain. Marlyna jangan munafik seperti itu, aku tahu kau juga sangat menginginkannya. Jadi ayolah kita lakukan sekarang saja," bisik Andra , di iringi dengan hembusan nafas yang memburu ditelinga gadis cantik ini.
Marlyna tahan dirimu, jangan terpengaruh lelaki mesum! aneh! gila! dan kurang ajar ini ! dia hanya ingin memanfaatkanmu ingat itu.
"Aku tidak ingin melakukannya tanpa hubungan apa pun, jadi tolong lepaskan tanganmu dariku!" ucap Marlyna sembari mendorong keras lelaki di hadapannya.
"Jadi?" tanya Andra.
"Jangan menyentuhku tanpa alasan yang jelas!" bentak Marlyna kesal.
"Baiklah jika itu yang kau mau,"
Andra melepaskan dekapan hangatnya lalu membiarkan Marlyna pergi, namun tak berselang lama lelaki itu kembali menarik tubuh gadis cantik ini ke pelukannya. Dia langsung mencium kemudian melumat habis-habisan bibir seksi yang ada dihadapannya dengan sangat kasar.
Marlyna menepuk-nepuk dada Andra karena sulit sekali untuk bernafas, namun lelaki itu tidak memperdulikannya dan terus melakukan ciuman ganas yang membuat bibir gadis ini seperti dihajar penyedot debu!
"Mmm!" geram Marlyna kesal.
Andra tersenyum puas kemudian melepaskan gadis yang sudah terengah-engah itu, dia mengusap bibirnya yang basah kemudian menunjukan smirk nakal diwajah tampannya.
"Aku menyukaimu, jadi apa itu cukup untuk menjawab semua yang aku lakukan padamu Nona?"
"Cukup!"
Marlyna menutup kedua telinganya, kemudian berjalan pergi meninggalkan Andra di depan kamar mandi. Dia tidak ingin mendengar apa-apa lagi dari mulut manis penuh godaan iblis itu!
"Huaaaa!"
Marlyna tersadar dari lamunan, dia langsung menutupi bibirnya sendiri dengan bantal. Memikirkan hal-hal mesum yang sudah Andra lakukan padanya, gadis ini pun heran dengan situasi yang selalu dia rasakan. Kenapa Marlyna diam saja ketika lelaki itu menciumnya tanpa ijin?! padahal sudah jelas jika dia tidak menginginkan hal seperti itu terjadi, tapi tubuhnya? seperti berisyarat agar ingin terus disentuh Andra.
Plok plok plok !
"Sadarlah Marlyna! jangan sampai kau jatuh ke pelukan lelaki mesum itu! jangan pernah!" ucap gadis ini sembari memukul-mukul pipinya keras.
Marlyna menarik selimutnya kemudian mencoba untuk tidur, bersiap menghadapi situasi tak terduga yang mungkin akan menimpanya esok hari.
"Selamat tidur dunia!" gumam gadis cantik itu.
***
Malam semakin larut, suasana pun terasa begitu tenang. Hanya terdengar suara detakan jarum jam yang menghiasi seisi kamar sempit ini.
"Bagaimana bisa kau tidur tanpa pakaian seperti itu sayangku,"
Suara bisikan seseorang membangunkan gadis yang sudah terlelap ini, dia langsung membuka kedua matanya karena merasa geli.
"Astaga! kenapa aku disini? Boss apa yang kau lakukan?!"
Mata Marlyna membulat ketika melihat Andra tengah mengukungnya dari atas tanpa sehelai benang pun yang menempel ditubuhnya. Dia terlihat benar-benar seksi dan gagah dalam penampilan seperti ini.
"Kenapa kau diam saja? bukankah kita sudah sepakat untuk melakukannya sekarang," ucap Andra sembari mulai menarik selimut yang menutupi tubuh gadis dibawahnya.
"Tidaaaak !"