2 TERTANGKAP!

Aku menatapnya dengan penuh iba, pemuda ini mengunci semua pergerakan tubuhku dengan kesunyian. Perasaan ada aura lain di tubuhnya. "Pak.. Ma--maksudku kak.. aduh... Bang.. Kamu.. kau mau bawa aku kemana ?" Tanyaku tergagap.

Jawabannya hanyalah, helaan nafas panjang dengan jari telunjuknya ia usap-usap di dagunya. Apa ia ingin menjualku ? SADIS !!

"Apa yang kau pikirkan ?" Mendengar suaranya saja sudah betul-betul terkejut. "ASTAGA! TUHANKU! Ma---maaf.."

"Dikarenakan, hanya kita berdua... ku--kupikir kau akan menjualku." Kataku dengan seberani mungkin, tapi tetap saja bibirku bergetar ngeri.

Pemuda itu menggeleng kepalanya, berarti jawabanku salah. Lalu, apa yang hendak akan ia lakukan padaku ?

"Niatku tak sekejam itu." Katanya tiba-tiba lagi, sepertinya pria ini benar-benar ingin membuatku menyebut 'Kebun binatang' untung saja bibir ini bisa di injak remnya.

Dalam hatiku berkata, baiklah ia penculik baik. Tetapi sesaat kemudian, "aku berniat memperkerjakan mu."

"Bekerja apa ?" Tiba-tiba mendengar pekerjaan , aku melupakan situasi yang terjadi. "Kau akan tahu nanti."

"Tch!" Aku berdecih, "ayolah pak, bang jangan bercanda beritahu aku." Entah keberanian darimana, aku sudah tidak takut lagi. "Sebaiknya kau diam saja, gadis muda." Nada rendah dan beratnya membuatku langsung membungkam bibirku. Baik, aku memang cerewet.

02.18 AM

Samar-samar aku dapat mendengar panggilan dan merasakan tubuhku di guncang dengan kuat. Kaget, aku bangkit dengan mata sangat sipit. Aku mengusap pelan kedua bola mataku dan menatap sekitar. Aku dimana ?

"Turunlah, gadis muda." Sejak kapan pria ini sudah di luar mobil. "Turun!" Tekannya, membuat aku langsung turun dari mobil dan melihat sekeliling. Aku di hutan!

"Ikut aku, kalau kau kabur pun. Aku pasti menemukan mu." Ujarnya dengan senyum sinis dan apa itu! Ia meremehkan aku, ia meremehkan aku tak bisa kabur dari tempat ini. KURANG HAJAR!

"Apa? Dalam otakmu sudah mengatai ku bukan ?" Ia terkekeh, "aku tahu, dari raut wajahmu itu." Aku hanya diam saja, pura-pura tak mendengar ocehan darinya. "Masuk." Perintahnya.

Sampai di dalam kediamannya ini, aku dimanjakan dengan beberapa perabotan rumah yang cukup antik. Ruang tamu yang luas dengan tangga kayu di sebelah kiri. Kenapa penculik begitu sangat kaya dibandingkan aku?

"Kau akan tinggal disini." Katanya, aku hanya diam tak menjawab. "Dan besok, kau akan mulai mengetahui apa pekerjaanmu." Lanjutnya, "sekarang ikut aku. akan ku tunjukkan kamarmu."

Sebenarnya aku di culik apa dijadikan istri olehnya?

Sampai di kamar yang ia maksud. Membuka pintu kayu dan, pemandangan di dalam begitu menarik. Kamarku luas, dengan ranjang ukuran king size seprai berwarna hitam dan putih. Lampu kamar lebih dari satu, aku tidak berniat menghitung nya. "Tidurlah."

Ia meninggalkan aku di depan pintu kamar. Ia melangkahkan kakinya menuju pintu sebelah kanan. Dan masuk meninggalkan ku sendirian disini. Apa aku bisa kabur ?

Aku sedikit berjalan pelan melewati kamarnya. Sampai di tangga aku berlari kencang meninggalkan sandal ku yang tertinggal di puncak anak tangga. Sampai di pintu, aku dikejutkan kehadiran seorang pria yang tak kalah tinggi besarnya seperti pemuda tadi. "Mau kabur ya ?"

Aku diangkat layaknya karung beras menuju kembali ke kamar. "AYOLAH! LEPASKAN AKU!" Teriakku, tetapi tak dapat jawaban dari pria itu. Aku bergerak tak karuan, usai sampai di kamarku. Kali ini ia mengikat kedua tanganku dengan dasi milik pria yang tadi menggendong ku. "Diam, dan tidurlah." Pintanya lagi.

Ia beranjak akan meninggalkan aku di kamar. "Hei! Kau!! Kenapa aku diculik !!? BERIKAN ALASAN!" Jeritku tetapi tak membuahkan hasil. Tapi membuahkan tenggorokan ku perih.

Aku mulai mengantuk, pukul 4 pagi. Sejak tadi aku menahan kantuk, agar kedua pria entah siapa tak berbuat macam-macam padaku. Tapi sayang, kedua mataku mulai memberat dan aku mulai tertidur.

"Bangun!"

Suara siapa itu?

"Kenapa kau menculik seorang bocah?"

Samar-samar aku mendengar kedua pria yang sedang berbincang.

"Diamlah, yang jelas. Kau hanya terima hasil saja."

Terima hasil apa? Apa aku benar-benar akan di culik ?

"Hei!! Bangun!!"

"Apa-apa!!" Dengan keterkejutan, aku bangun dari tidur. Kedua pria itu tak memakai baju, hanya mengenakan celana jeans dan sepatu. Fashion apa ini?

"Mau apa kalian ?" Tanyaku ketus, aku terduduk dengan menjaga jarak antara aku dan kedua pria itu. "Mandilah, kami tunggu di ruang makan." Perintah pria yang lebih dewasa.

"Jangan memerintahkan ku!" Bentakku, pria yang lebih dewasa diam dan menatap ke arahku. "Oke, aku mandi." Buru-buru aku berlari ke kamar mandi dan menguncinya. Aku takut.

Tunggu!

Ikatan di tangan bagaimana ?

Aku kembali keluar dari kamar mandi. Meminta salah satu dari mereka melepaskan ikatan di tanganku dan kembali ke kamar mandi. Samar-samar aku mendengar, "kau sepertinya salah menculik orang."

avataravatar