webnovel

Bab 1. Gadis Nakal

Happy Reading!

Karina Marvelia sosok paling digemari oleh banyak cowok di sekolah. Wajah cantik dan keanggunan fisiknya tak kalah cantik dari bidadari. Tapi, kelakuan dan sifatnya bagai iblis. Gadis itu berasal dari keluarga kaya raya. Semua kebutuhan hidupnya sudah terjamin. Hidup dengan uang bukan dengan kasih sayang membuat Karina menjadi seperti sekarang.

Hanya seorang kakak yang mengerti dirinya. Karina tidak peduli jika ia harus kena hukuman dan tamparan dari Daddy nya. Ulahnya juga bukan keinginannya, tapi merekalah yang mengusik Karina lebih dulu.

****

Di pagi hari ini seorang gadis sedang berlari menuju pintu gerbang yang akan ditutup oleh Satpam. Ia terlambat 10 menit karena kesiangan. Gadis itu ngos-ngossan dan langsung merengek kepada Satpam tersebut. Tentu, ia tidak gubris karena sudah terlalu sering terlambat. Karina tidak akan tinggal diam, mengeles dari Pak satpam memang sudah kebiasaannya.

"Yah pak, tolong buka kenapa jam segini sudah ditutup?" rengek Karina pada Satpam yang tegas dan berwibawa itu.

"Ini sudah lebih dari jam masuk," jawab satpam

"Kamu itu sudah jadi langganan saya setiap pagi. Apa kamu tidak bosen ya?!" sentak Pak satpam.

"Pak, saya malam kerja jadi wajar saja saya kesiangan." dusta Karina padahal dia adalah anak orang kaya mana mungkin bekerja malam. Yang ada dia asik pergi ke klub' bersama teman-temannya.

"Kamu terlalu banyak alasan. Bosen saya dengarnya." celetuk Pak satpam.

Dengan hati yang dongkol, bapak itu membukakan pintu untuk murid yang kalem dan baik. Karina akan menerima hukuman lagi pagi ini ia harus berlari 6 putaran karena terlambat. Karina sering terlambat karena susah sekali dibangunkan. Pembantu pun tidak bisa membangunkannya karena pintu selalu dikunci. Untuk menggedorpun tidak berani. Kebiasaannya yang sulit Karina hindari.

Selesai dengan itu Karina masuk ke dalam kelas, melemparkan ranselnya kasar. Gadis itu tidak peduli kalau ada Guru yang tengah mengajar kelas XI IPA 1. Bukannya belajar, cewek itu malah menelungkup kan tangannya di atas meja. Lalu menenggelamkan wajahnya untuk apa lagi kalau bukan molor. Benar-benar kurang ajar murid satu ini.

"Karina! Sopan dikit bisa?" pekik Solim, menatap tajam ke arah anak murid yang susah sekali diatur. Sebenarnya bosan tapi ia adalah Guru bukan kepala sekolah yang bisa mengeluarkan gadis itu dari kelas ini.

"Maaf pak, saya kira tidak ada guru." jawab Karina, dengan sengah-sengeh tengilnya sebelum menenggelamkan wajahnya ke meja lagi.

Pak Solim hanya menggelang-gelengkan kepalanya. Percuma memarahi Karina yang tidak ada takut-takutnya sama sekali. Kemudian melanjutkan menjelaskan materi hari ini. Melihat lagi ke arah Karina yang kembali akan tidur, Pak Solim menggubrak meja.

Brakk!

Semua murid terkejut. Tapi tidak dengan Karina, gadis nakal yang kurang ajarnya memang melebihi batas. "Kalau tidak mencatat atau tidak mendengarkan penjelasan saya. Saya pastikan kalian tidak akan naik kelas!" pekik Pak Solim masih menatap Karina yang tidak bergerak. Aiss, kesabarannya benar-benar diuji.

"Baik pak," jawab mereka,

Giselle menoleh ke arah Karina yang sudah molor. Cewek itu berani mengguncang tubuh Karina tapi, sama saja tidak ada guna. Karina malas untuk belajar apalagi gurunya Pak Solim. Guru yang selau sibuk dengan ponsel dan cerewet kata Karina. "Ini anak kalau tidur seperti mayat hidup." celoteh Giselle percuma, cewek itu kembali mengerjakan tugas yang diberikan oleh Pak Siwon.

Benar. Tidak ada guna untuk membangunkan Karina karena semalam dia bersama gadis itu ke klub malam. Sampai pagi, tapi Giselle masih memiliki rasa takut kalau tidur di dalam kelas. Berbeda dengan Karina yang selalu menentangnya.

****

Karina dan Giselle menuju kantin kedua cewek bar-bar itu selalu menjadi pusat perhatian para murid di sekolahnya. Semua mata menatapnya. Wajah cantik berambut panjang, 2 kancing baju yang sering sengaja Karina buka. Cewek itu berjalan dengan gaya khasnya. Karina memiliki pacar namanya Jevano kakak kelasnya.

Brukk! Salah satu murid cewek tak sengaja menabraknya. Baju Karina menjadi basah terkena air minum yang cewek itu bawa. Ia tidak terima, tangannya mulai gatal ingin menampar cewek ini. "Apa kau tidak memiliki mata sampai menabrak ku?! tanya Karina sudah tersulut emosi tapi mengatakannya dengan nada santai, walau ia tak terima bajunya basah.

"Maaf kak, aku tidak sengaja. Maaf," Cewek itu memohon pada Karina. Percuma, Karina tidak memperdulikan alasan apapun dari mulutnya.

Karina meraih kerah gadis itu sampai tercekik, "Lain kali pakai matamu untuk melihat, jalan mata ke depan bukan dengan menunduk!" sentak Karina membuat para murid berkumpul melihat kejadian hari ini. Bukan hari ini saja, bahkan setiap hari akan selalu terjadi hal seperti ini.

"Aku tidak akan membiarkan bajuku sendiri yang basah. Kau juga harus menerimanya." Karina meraih minuman dari salah satu murid lalu ia siramkan ke baju cewek itu. Byurrrr, basah. Bagi Karina ini impas karena ia tak menyukai kata-kata maaf dari seseorang.

Detik berikutnya Karina meninggalkan cewek itu. Menyenggol kasar sampai hampir terjatuh membuat Karina menyungging senyum. Kenapa begitu sadis? Karena hidup itu tidak usah sok baik. Baik itu nggak akan ada harganya bagi Karina. Sosok itu memang ganas dan egois.

To Be Continued