webnovel

CEO -36-

Keesokan harinya saat Charice ingin berangkat kerja, ia pamit kepada kedua orang tuanya. Yeonhee yang khawatirkan menawarkan diri mengantar Charice.

"Char, berangkat bareng Eonni aja gimana?"

Charice menggeleng. "Nggak usah Eom!"

"Kayanya kamu nggak enak badan, mending kamu berangkat sama Eonni aja."

"Eonni mau nganter aku?"

"Iya... Sebentar lagi juga Eonni dijemput. Kantor kita kan searah nanti Eonni minta ijin sama bos Eonni..."

"Siapa Eonni?"

"Bos Eonni yang jemput, Pak David."

Tiba-tiba Charice panik. "Eonni... mending minta Charl Oppa aja yang nganter Eonni ke kantor!"

"Kamu ngomong apa sih? Eonni ada meeting di luar sama Pak David, Charl Oppa juga udah tahu kok!"

"Yaudah kalo gitu, aku berangkat dulu..."

"Cham! Kamu nggak mau bareng Eonni jadinya?"

Charice menggeleng. "Enggak usah.. Enggak Eon!"

Buru-buru Charice bergegas berangkat kerja

**

Sepanjang hari ini ia bekerja, Charice tidak bisa berkonsentrasi. Ia masih memikirkan kejadaiah di hari kemarin. Ia masih kesal dengan perlakuan David kepadanya.

Dalam benaknya. Baik Pak David, saya bakal melawan Bapak. Saya nggak takut. Saya akan buat Yeonhee Eonni tahu jika Bapak itu busuk banget. Saya nggak akan menyerah begitu saja. Saya akan tunjukan jika Bapak itu bejat dan brengsek.

Charice akhirnya membulatkan tekadnya agar bisa membuktikan kebusukan David atas apa yang telah ia lakukan kepadanya.

**

Charice mencari tahu dimana keberadaan Yeonhee dan David.

Ternyata selepas meeting dan pekerjaan kantor, David mengajak Yeonhee melakukan fitness bersama. Ia langsung bergegas menuju tempat fitness yang dikunjungi kakaknya dan David.

Charice telah menyusun sebuah rencana untuk menjebak David.

Ia pun tiba di sebuah klub fitness yang sangat mahal, dimana David dan Yeonhee berada sekarang ini.

Ia pun langsung menuju meja resepsionis.

"Chogiyo, apa disini ada yang bernama Yeonhee Hwang dan David Park sedang fitness?"

"Chamkamanyo. Kami cari dahulu."

Charice menunggu sesaat.

"Ne, ada nama pelanggan VIP kami yang bernama Pak David Park."

"Boleh saya masuk?"

"Chogiyo, apa anda punya member dari klub kami?"

"Keu... Keugae..."

Saat Charice ingin menjawab, ada dua orang yang dikenalinya yang baru berganti baju memakai pakaian olahraga datang menuju resepsioonis tersebut.

Otomatis, Charice langsung bersembunyi di belakang meja resepsionis.

David dan Yeonhee berniat mengambil kunci loker mereka yang masih ada di meja resepsionis. Selepasnya mereka berdua pun masuk ke dalam kembali.

Melihat mereka berdua, jiwa keingintahuan dan pengintai Charice memberontak. Ia pun akhirnya memiliki akal bagaimana agar bisa diijinkan masuk ke dalam tempat fitness tersebut.

"Chogiyo, saya baru mau mendaftar ke klub ini."

"Baiklah silahkan Nona jika kau mau mendaftar."

"Tap... Tapi... Saya perlu melihat-lihat dulu bagaimana keadaan di dalam, worth it atau tidak saya mengeluarkan uang banyak untuk menjadi member di klub ini."

"Baiklah nona, itu sama sekali tidak masalah. Mari ikut saya!"

Akhirnya misi pertama Charice agar bisa masuk ke klub fitness tersebut berhasil.

Resepsionis tersebut membawa Charice berputar-putar ke sekeliling area fitness. "Nona, mari kesini!"

"Baik!"

Charice akhirnya ingin menjalankan rencananya. "Chogiyo, saya permisi ingin ke toilet."

"Baik Nona, silahkan toiletnya disana." Resepsionis mengarahkan jalan ke toilet pada Charice.

Charice pun bergegas menuju toilet.

Ia sudah tiba di toilet perempuan.

Rencananya kali ini adalah ingin mempermalukan David di depan umum. Ia ingin menunjukan kepada Yeonhee jika David adalah seorang cowok mesum. Ia berencana membuat David mengintip dan masuk ke toilet wanita.

Batin Charice. Pak David, kali ini aku bakal balas dendam atas perbuatan Bapak kemarin kepada saya, Bapak pikir saya akan diam saja akan perbuatan Bapak kemarin kepada saya.

Charice sengaja merusak pintu toilet wanita di tempat fitness tersebut. Ia memasang tanda toilet rusak di depannya supaya tidak ada wanita yang masuk ke toilet tersebut. Ia menjalankan aksinya, ia memasang pengait pengunci otomatis pada pintu yang rusak tersebut.

Setelahnya, ia clingak-clinguk keluar. Ia tetap memasang tanda pintu toilet rusak agar jebakannya tidak rusak.

Ia melihat-lihat ke dalam tempat fitness, sembari menutup mukanya setengah dengan tangannya, ia mencari-cari David dan Yeonhee.

Ia akhirnya mendapati dimana David dan Yeonhee sedang melakukan fitness.

Dalam benak Charice. Kali ini aku harus berhasil menjalankan jebakan ini.

Charice memanggil seorang wanita di sebelahnya. Ia membisikan sesuatu kepada wanita tersebut. Wanita tersebut mengiyakan apa kata Charice.

Wanita itu menghampiri David.

Saat itu, Charice bergegas ke toilet dan membuka tanda toilet rusak. Kemudian, Ia bertemu dengan gerombolan wanita.

"Maaf Nona-Nona!" sapa Charice.

"Iya ada apa?" tanya saty wanita.

"Apa ada yang punya pembalut?"

Para wanita itu saling bertanya. Akhirnya salah satu dari mereka mengiyakan. "Saya ada di tas."

"Boleh saya minta?"

"Tentu" jawab wanita tersebut.

Charice mengikuti wanita tersebut. Ia melihat David pergi menuju toilet yang rusak dengan wanita yang tadi ia bisikan.

Tampak wanita itu sedang berdiskusi dengan David di depan toilet wanita.

Charice menyuruh wanita yang memberikannya pembalut untuk mengecek toilet karena ia takut jika di toilet hanya sendiri.

Wanita tersebut pun menuju toilet.

**

"Nona, memang kata siapa toiletnya rusak?" tanya David.

"Tadi ada seorang nona yang bilang kepada saya, dan dia bilang jika anda adalah pemilik perusahaan sedot tinja."

Wajah David langsung keheranan. "What? Sedot tinja?"

Seorang wanita ijin memasuki toilet. "Maaf ya, saya permisi mau masuk..."

David melarang wanita tersebut masuk. "Nona, jangan masuk... sepertinya toiletnya rusak."

"Kalau begitu saya cek dulu ke dalam jika memang rusak," ujar wanita yang baru datang.

"Oh begitu, anda hanya ingin mengecek toilet? Bukan memakai toiletnya?" tanya David.

"Iya... saya ingin mengecek untuk seorang nona yang tadi saya temui, dia takut jika di toilet sendiri."

Baru juga wanita tersebut membuka toilet, ia melihat kejanggalan akan pintunya. David juga memperhatikannya, pintunya sudah rusak dan ada pengait yang dipasang dari luar agar terkunci otomatis dari luar.

"Wah gawat, pintunya rusak, saya harus segera memberi tahu nona berparka biru tersebut jika pintu toiletnya rusak."

Wanita yang sedaritadi bersama David heran. "Maaf Nona yang anda maksud, Nona yang memakai parka kemeja warna biru dongker dan bawahan celana jenas bukan?"

"Oh iya... Kok sama?!" timpal wanita yang satu lagi.

"Apa yang meminta kalian kesini adalah wanita yang sama?" tanya David.

"Seharusnya orang yang sama jika pakaiannya seperti itu."

"Sekarang dimana Nona itu?"

Saat wanita itu menunjuk ke tempat tadi dia berdiri, ternyata Charice sudah tidak ada disana. "Ta... tadi disana!"

"Baiklah."

David buru-buru mencari wanita yang dimaksud.

Dalam benaknya. Mau pergi kemana kau Char?

**

Charice melarikan diri, namun sepertinya ia ke tempat salah. Ia bersembunyi di tempat ganti pria.

Charice bersembunyi di balik pintu. Ia melihat sepasang kaki melangkah masuk.

Ia menutup mulutnya rapat-rapat agar tak ketahuan. Ia membalikan diri menghadap tembok.

Derap langkah kaki mendekatinya.

Ia merasa jika derap-langkahnya berhenti.

Ia pun membalikkan diri.

Dan...

Seorang pria tersenyum di hadapannya.

Seketika ia kaget bukan main. Charice ingin segera kabur, sayangnya tangannya telah ditarik oleh David.

David membawanya ke satu bilik tempa ganti baju pria.

"Pak, tolong lepasin saya!"

"Iya... tenang saya mau lepasin kamu tapi saya mau ngasih kamu pelajaran dulu"

David mengunci pintunya. Ia mendorong tubuh Charice ke tembok dan mendempetkannya dengan tubuhnya.

Charice ketakutan.

"Loh kamu kenapa? Takut?"

"Pak... tolong lepasin saya!"

"Bukannya kamu yang nggak mau melepaskan saya dan nekat kesini?!"

Charice hanya bisa pasrah kali ini.

"Hei, hei hei! Jawab!"

Charice diam saja.

"Nyali kamu bukannya gede ya, bisa nyamperin saya sampe sini! Kok sekarang mulai sesenggukan?"

"Enggak... Bukan be...gitu...!"

Belum sempat Charice melanjutkan kalimatnya, David melancarkan aksinya. Ia melumat bibir Charice dan dalam waktu yang lama.

Charice hanya bisa pasrah dan menangis.

David akhirnya menghentikan ciumannya.

"Ba.. Bapak... udah puas?" tanya Charice yang sesenggukan.

"Sayangnya belum!" David lagi-lagi mencium paksa Charice,

Charice memukul-mukul punggung David.

Akhirnya David menghentikan aksinya. Charice menangis sesenggukan.

"Kenapa sih bisanya nangis doang? Bisa nggak sih ikut nikmatin?!" David kesal. "Denger ya, Char, kamu duluan yang mulai, jangan sok main playing victim!"

Charice hanya bisa menangis.

David membuka pintunya dan membiarkan Charice keluar. Ia memanggil Charice kembali. "Char, lain kali... jika kamu sampai macam-macam kepada saya lagi, lihat saja! Kau akan mendapat hal yang lebih nikmat ketimbang yang tadi kita lakukan!"

Charice menghapus air matanya dan menoleh ke arah David. "Dasar cowok bejat! Lihat aja saya pasti bisa buktiin kebejatan Bapak!"

"Dengan cara menjebak saya lagi?! Ok, saya mau lihat keahlian kamu. Saya tunggu ya!" balas David santai.

**

David berada di kolam renang pribadi yang ada di apartementnya. Ia sedang dalam keadaan bertelanjang dada, hanya memamaki celana pendek renang.

Ia bersandar di pinggir kolam renang sembari melihat ke langit.

Dalam benaknya. Charice, kamu maunya apa sih? Saya harus bagaimana? Saya mau buat kamu jera dan menangis juga ternyata hati saya sakit melihat kamu menangis. Ternyata saya tidak bisa menyentuh kamu. Saya nggak sanggup lihat air mata kamu. Char, saya harap kamu pergi dan jauh-jauh saja dari hidup saya. Saya nggak tahu apa yang bakal terjadi sama kamu jika kamu masih berkonfrontasi dengan hidup saya. Saya nggak bisa jamin kamu akan baik-baik saja jika kamu bertindak seperti hari kemarin lagi.

**

Sementara di kamar Charice, Ia sedang membuka laptopnya.

Ia sedang membaca jurnal-jurnal kasus-kasus kejahatan korupsi.

Dalam benaknya. Pak David bener-bener bejat, tapi saya nggak akan menyerah sebelum dia mendapat ganjarannya. Dia pikir saya akan menyerah begitu saja? Tidak akan ya. Saya akan buat dia malu di depan publik. Dia harus membayar apa yang dilakukan dengan saya. Baiklah, kemarin-kemarin saya Cuma dicium doang kok! Bibir ketemu bibir yaudah, emang kenapa? Saya akan buat dia bener-bener menyesal karena telah melakukan itu kepada saya.

**

Next chapter