webnovel

CEO -24-

Charice sudah seminggu ini tidak bisa menghubungi David dikarenakan David ada urusan pekerjaan di luar negeri. Charice sudah amat maklum jika David sering tidak bisa dihubungi dengan mudah karena kesibukannya sebagai businessman.

Yeonhee masuk ke kamar Charice karena ingin minta parfum. Dia menyemprotkan parfum ke pergelangan tangan dan tengkuk lehernya. Ia melihat wajah Charice yang sedang ditekuk. "Char, lagi PMS ya?"

"Enggak kok Eon..."

"Trus kenapa dari tadi masang muka galau terus?"

"Ah ini... biasa kerjaan."

"Emang kamu lagi ngeliput apa yang buat kamu jadi galau?"

"Hmmm... Banyak. Kasus narkoba di klub Airis, kasus bullying Anggrek..."

"Bukannya udah diberesin Pak Raymond yang narkoba di klub airis itu? Kasusnya si Anggrek, pembullynya nggak jadi masuk penjara ya? Si cowoknya juga nggak masuk penjara bukan?" terka Yeonhee penasaran. " Eonni jadi kangen bawain berita..." mendadak nada suara Yeonhee turun.

Charice menggangguk. "Iya bener, aku masih ngerasa ada yang ganjel. Aku jadi buat Eonni sedih deh..."

"Nggakpapa kok, Eonni sedih sedikit doang, toh Eonni yang penting udah dapet kerjaan baru yang buat Eonni nyaman. Kamu jangan sungkan cerita ke Eonni ya... Keundae, Eonni monjo ka (Eonni pergi dulu)." Yeonhee hendak keluar dari kamar Charice.

"Cham... Chamkan Eon (tu... tunggu dulu Eon)!"

"Wae?"

"Kalo di kantor, Pak David gimana menurut Eonni?"

Yeonhee menyipitkan matanya. "Kenapa tiba-tiba kamu bertanya mengenai Pak David? Bukankah sepertinya kamu malah lebih dekat dengannya?"

"Eng... enggak aku biasa aja kok sama dia..." jawab Charice agak terbata-bata.

"No... (kau...) kkumkumhaesso (penasaran)?"

"Chogeum..."

"Dia berwibawa, tegas, dan tentunya sangat baik."

"Eonni nggak pernah berbicara masalah pribadi dengannya?"

"Sejauh ini belum pernah. Kenapa sih emangnya?"

"A... Ani... Udah Eonni berangkat sana, nanti terlambat!" usir Charice.

Charice sampai sekarang tetap berpositive thinking, dia masih berpikir jika David sendiri dijebak akan informasi tersebut.

Sementara kasus Airis ini masih bisa diselamatkan oleh Raymond yang merupakan teman dari CEO Keil Entertainment. Raymond sudah memberikan konfrensi pers jika Klub Airis bersih 100 persen dari narkoba dan tidak ada transaksi barang haram di klub tempatnya berinvestasi tersebut.

Walau bagaimanapun, Charice sebenarnya masih ingat jelas jika Raymond pernah mengaku adanya transaksi narkoba di klub Airis namun dia memang berjanji akan segera membereskannya. Ia sendiri tidak ingin menyalahkan bosnya jika memang ada transaksi narkoba di klub itu karena pasti hal tersebut juga bukan 100 persen kewenangan bosnya untuk memutuskan apa-apa yang dilarang yang ada di dalam klub tersebut.

***

Di suatu malam, Yeonhee sudah memakai pakaian yang sangat bagus, ia memakai gaun yang dianggapnya paling bagus yang dia punya.

Charice memergoki kakaknya tersebut yang sedang bercermin di jendela rumah yang seperti kaca. "Ayo... Eonni mau kemana?"

Yeonhee mendadak terkejut. "Eh..."

"Eh apa Eon?"

"Eonni mau makan malam."

"Sama?"

"Sama siapa lagi kalau bukan dengan tunangan Eonni... Kamu ada-ada saja... Dengan siapa lagi memangnya?"

Dalam hati Charice. Eonni apaan sih, orang Charles Oppa aja sekarang lagi di Swiss. Kok bisa-bisanya dia bohong...

Charice baru saja ber-katalk dengan calon kakak iparnya tersebut. Charles tahu jika Charice berkencan dengan David. Ia juga tahu hubungan masa lalu Jessica dan David tersebut dari Charice. Charice memang tak selalu memberitahu jika ia kadang ber-katalk dengan Charles.

"Charles Oppa jemput Eonni?"

Yeonhee panik. "Eng.. gak... Eonni naik taksi."

"Loh tumben?"

"Eonni udah biasa janjian langsung ketemu di tempat kok sama Charles Oppa..."

Yeonhee akhirnya pergi. Charice yang masih penasaran, diam-diam membuntuti kemana kakanya pergi tersebut.

Charice pun tiba di sebuah restoran Prancis. Restoran tersebut terlihat hanya menjual makanan-makanan mahal.

Ia mengenakan pakaian yang jauh dari rapi. Batinnya. Waduh, aku saltum. Kok bego sih Charice tadi kenapa nggak ganti baju dulu?! Semoga nggak ada yang merhatiin aku!

Ia pun masuk ke restoran tersebut walau merasa malu dengan outfit yang digunakan.

Ia duduk di sebuah meja yang membelakangi tempat kakanya duduk.

Seorang pria duduk di hadapan kakaknya. Ia merasa sangat mengenali punggung pria yang bersama kakanya tersebut. Ia mencoba menoleh secara sembunyi-bunyi agar tak menarik perhatian orang.

Ia sedang menerka-nerka punggung siapa itu karena dia merasa tidak asing melihat pria tersebut dari belakang.

Ia reflek langsung menunduk saat kakanya berdiri. Ia bersusah payah bersembunyi dari pandangan kakaknya.

Charice pun akhirnya menyerah, ia pun memutuskan untuk pulang saja. Ia tak berniat tahu siapa pria yang bersama kakaknya tersebut.

Dalam benaknya. Yeonhee Eonni benar berselingkuh jadi? Kalau nggak selingkuh kenapa dia nyembunyiin pertemuan ini? Toh seharusnya dia nggak usah bohong jika emang dia nggak ada hubungan apa-apa dengan pria tersebut. Kalo sampe bener Yeonhee Eonni selingkuh… Gimana ya sama Charles Oppa…

***

David menelpon seseorang.

"Halo Pak David!" seorang wanita dengan nada riang menjawab telepon tersebut.

"Char, sepertinya kau sedang bergembira?"

"Ditelpon pacar yang udah lama nggak ngabarin masa nggak seneng?" jawabnya polos.

"Char, kita harus ketemu!"

"Oke, aku juga mau kita ketemu!"

"Kamu mau ketemu dimana?"

"Pak David ke rumah aku aja? Gimana?"

"Loh... bukannya kamu nggak mau sampe keluarga kamu tahu hubungan kita?"

"Setelah aku pikir-pikir lagi... Ini saat yang tepat untuk memberitahu orang tua aku hubungan kita."

"Kamu kok aneh Char?!" Nada suara David mulai kesal.

"Ba.. Bapak nggak suka ya? Yauadah deh, nggak usah di rumah aku." Nada suara Charice melemah.

"Iya... sebaiknya di tempat lain saja."

"Baiklah di kafe depan kantor aku ya... Seperti biasa jemput aku sepulang kerja."

"Baik Char!"

"Sampai jumpa Pak!"

"Ho..."

David menutup percakapan singkatnya dengan Charice.

**

Akhirnya waktu yang dinantikan pun tiba. Charice hari ini tak seperti biasanya, ia berdandan ke kantor mnngunakan baju dress dengan legging serta sepatu flat shoes. Rambutnya pun dikuncir setengah, tidak lupa makeup tipis menghias wajahnya.

Semua teman-teman kantornya bisa menebak jika Charice akan berkencan begitu pulang dari kantor.

Jam pulang pun tiba. Hari ini Charice memang tidak ingin ada jadwal dinas luar mencari berita. Ia hanya menulis dan mengedit berita di kantor.

Seseorang yang ditunggu Charice pun tiba. Siapa lagi jika bukan David.

David membukakan pintu mobilnya untuk Charice dan mereka pun pergi menuju Cafe yang jaraknya tak jauh dari kantor Charice.

Mereka pun tiba di kafe dan segera memesan minuman.

Charice yang sangat exited akan pertemuannya dengan pacarnya tersebut mulai berbicara, menceritakan liburannya. Seperti biasanya dengan gaya bicaranya yang riang dan heboh, ia menceritakan tentang pengalamannya berlibur sendiri selama seminggu tersebut.

David tersenyum-senyum sendiri mendengar Charice bercerita tanpa berkomentar apapun.

"Pak, gantian dong Bapak yang cerita!" pinta Charice. " Bapak jangan bisanya Cuma senyum-senyum, ketawa sendiri doang!" ledeknya.

Entah mengapa, saat David akan mulai berbicara, suasana menjadi lebih tegang. "Char, seberapa cinta kamu sama saya?"

Charice kaget dengan pertanyaan David. "Ha?" Charice ternganga. "Pak David, kenapa nanya begitu ke saya?"

"Apa kamu serius cinta sama saya?"

Charice memasang wajah malu dan sedikit tegang. "Keu... go..."

Belum sempat Charice menjawab David menyelanya. "Char, uri heyojija... (mari kita putus)!"

**

Next chapter