1 Prolog

Tahun 2037

Di sebuah pool party yang diadakan di daerah Itaewon, sekumpulan remaja telah asyik terbawa suasana karena kegemerlapan suasana pesta.

Camila berdansa dengan mengikuti irama yang sangat mendayu- dayu. Suasana Pesta sedang dalam mode romantis kali ini. Pasangan dansanya adalah Kevin Kim yang tak lain dan tak bukan ialah pacarnya sendiri. Hari ini betepatan tiga tahun mereka jadian.

Kevin menatap wajah Camila lekat- lekat, Ia tak kuasa untuk tak memandang wajah Camila yang cantik. Keindahan wajah Camila tak bisa Ia elakan. Ia pun semakin menunduk, lama- lama wajahnya mendekati wajah Camila.

Camila pun sadar, Ia pun langsung menoleh ke kiri. Ia berusaha agar matanya tak menatap sang Kekasih yang sangat tampan rupawan.

Kevin malah tersenyum nakal.

"Cam..."

Camila masih belum bisa menatap Kevin.

"Cam, awas lo kalau kamu sampai meninjak kaki aku..." ujar Kevin sembari menggoda pacarny tersebut.

Camila masih belum mau mendongak ke atas. Kevin yang tingginya 20 cm lebih tinggi dari Camila ini hanya bisa ditatap Camila dengan kepala Camila yang harus mendongak ke atas. Sepatu berhak 5 cm nya masih tak mampu menopang tubuhnya agar tingginya sejajar dengan Kevin.

"Kev... Kev Oppa..."

"Aku bercanda kok..."

Suasana romantis sudah tak dapat dirasakan lagi oleh Camila saat mendengar gelak tawa Kevin.

"Kev Oppa, Aku...."

"Aku bakal nunggu kamu siap kasih ciuman pertama kamu... Aku nggak akan pernah maksa."

Camila pun melepaskan pegangannya dari leher Kevin.

Kevin pun melepaskan pinggang Camila.

"Cam, udahan?"

"Aku capek..."

Camila pun berjalan membelakangi Kevin.

Tiba- tiba Kevin menarik tangan Camila.

"Oppa..."

"Ayo Camila..."

Kevin menuntun Camila ke arah tepi kolam renang.

"Kenapa sih Oppa?" tanya Camila kebingungan digiring menuju ke tepi kolam renang.

"Sudah ikuti saja langkahku!"

Ia pun kini berada di tepi kolam renang. Air kolam renang yang begitu tenang membuat siluet bayangan keduanya tampak cantik terukir di atasnya.

Kevin mengeluarkan sesuatu dari kantong celana belakangnya.

Ia mengeluarkan sebuah cincin berwarna rose gold dengan ukiran hati yang kecil di tengahnya.

Di bawah terang bulan cahaya bulan dan bayangan siluet dari kolam renang tersebut, Kevin berlutut sembari menyematkan cinci tersebut ke jari manis tangan kiri Camila

Camila terkejut bukan main. Ia mengalihkan pandangannya ke arah kolam karena malu.

"Oppa..." Camila akhirnya melihat ke tangannya yang telah disematkan cincin tersebut. "Ini apa?" Ia tentu masih kaget.

"Aku mau melamar Kamu, Kau mau jadi istriku kan? Kita terikat dalam pertunangan ya, mulai sekarang!" ujar Kevin.

Camila tentu terkejut.

"Apa sih Oppa? Menikah? Kamu seperti anak kecil saja! Kamu pikir tunangan dan menikah itu hanya main- main saja?!" Camila menepis tangan Kevin yang memegangi kotak cincin.

Tanpa sengaja akibat tepisan tangan Camila, cincin tersebut tersebut jatuh ke kolam renang. "Ya..."

Kevin pun berniat menyebur ke dalam kolam untuk mengambil cincin tersebut. Ia pun melepas sepatu dan kos kakinya.

"Oppa andwae..." larang Camila.

"Cincinny bagaimana?"

"Oppa, bercanda doang kan melamarku?Itu bukan cincin asli kan?" tanya Camila sembari menahan Kevin agar tak menyelam

"Aniya.... Aku serius melamar kamu!" jawabnya dengan tegas.

Camila tentu tertegun, Ia pun tertawa kecil mengikik. "Aku masih 17, kamu 18, apa nggak kecepetan ya kalau tunangan sekarang?"

"Enggak!" jawab Kevin tegas.

Camila masih terkejut. "Oppa, Kau serius?" Ia menyadari Kevin memasang wajah serius. Ia bisa membedakan mana Kevin yang sedang bercanda, mana yang sedang serius.

Kevin menggeleng. "Enggak Cam, Aku sudah memutuskan untuk melamar Kamu!"

**

**

Seoul, 2039

Di pagi hari yang cerah, seorang Wanita paruh baya bergegas masuk ke sebuah apartement. Ia ditemani ajudannya yang mengikutinya dari belakang.

Ia melihat seorang Pria muda yang hanya terbalut selimut putih sedang terbaring di atas tempat tidur sedangkan disebelahnya seorang Wanita yang juga hanya berselimut memeluk Pria muda tersebut.

Wanita paruh baya itu pun langsung naik pitam.

Ia mengambil guling di bawah, lalu Ia memukul tubuh Pria muda tersebut.

Sang Pria langsung terbangun karena pukulan dari Wanita tersebut.

"A... A..." Pria tersebut mengaduh kesakitan.

"Jayd! Keterlaluan ya Kamu!" bentak wanita paruh baya tersebut.

"Eomma... Keumanhae Eomma..." Jayden pun yang belum sadar sepenuhnya terbangun dan menahan pukulan dari Wanita yang ternyata adalah Ibu kandungnya tersebut yang bernama Kim Taehee.

"Jayden, Neo chinja... Berani dengan Ibumu sendiri!" Taehee pun tambah naik pitam mendengar Sang Putra balik membentaknya.

"Jayd, Ayahmu masuk rumah sakit! Kau bisa- bisanya tidak peduli!" ujar Taehee.

"Eomma... Apa benar?" Jayden yang tertegun pun bergegas bangun dari tempat tidurnya.

Sang Ibu melemparkan Pakaian Putranya ke arah Putranya tersebut.

"Cepat pakai!"

Jayden pun buru- buru memakainya. Ia pun mengenakan pakaiannya lengkap lalu segera pergi dari kamarnya.

Jayden pun lebih dahulu meninggalkan apartmentny sementara Ibunya masih berada di apartment Jayden.

Taehee duduk di ranjang tempat tidurnya dan menarik selimut tersebut. Seorang Wanita muda tanpa busana yang tampak ketakutan. Wanita tersebut tampak kebingungan.

Taehee mengambil selembar CD yang terjatuh di kolong ranjang tersebut.

"Kau mencari ini?" tatap Taehee memelototi wanita muda tersebut.

"Eomoni... Anyeong...." Sang Wanita terbata- bata menyapa Taehee.

"Menjijikan!" umpat Taehee. "Kau pikir Kau layak bersama Putraku? Melihat merk Cdmu yang murahan, membuatku iba padamu! Sudah berapa banyak uang yang Kau dapatkan dari Putraku?"

Sang Wanita menggeleng. "Animida Eomoni..." teriak sang Wanita menepis anggaan Taehee. "Aku tidak pernah memoroti Jayden."

Taehee menyumpal mulut wanita tersebut dengan pakaian dalamnya wanita itu sehingga membuat wanita tersebut sesak nafas. "o.... o..." Ia mencoba melepaskan tangan Taehee namun gagal.

Sang ajudan memperingati. "Nyonya, Anda bisa membunuhnya! Hentikan Nyonya!"

Taehee pun melepaskannya. Ia meninggalkan Wanita tersebut dengan sejumlah uang. "Kalau Kau ingin menjerat Pria kaya raya, ada baiknya Kau ganti pakaian dalammu dengan yang bermerk agar tak kelihatan mau morotinnya! Dasar Pelacur!"

**

avataravatar
Next chapter