1 Awal Permulaan

Namaku Lidza Damarise, saat ini aku berusia 17 tahun, masih sekolah kelas XI, aku pergi merantau ke Jakarta saat aku lulus SMP di Bandung, demi melanjutkan sekolah ku, aku bekerja di salon milik teman ibuku, yang bernama Jeny, nama sebenarnya itu Jecky Kiswanto, ia pria setengah mateng, biasa aku memanggilnya miss Jen.

Ayahku meninggal karena sakit keras saatku berusia 10 tahun, dan adik perempuan ku masih berada didalam kandungan, adikku bernama Vira Damarise saat ini berusia 7 tahun, sejak kepergian ayahku ibuku bekerja sebagai buruh cuci di beberapa rumah, nama ibu ku Dania Amelia, biarpun sudah berumur ibuku masih terlihat sangat cantik, sehingga banyak duda bahkan perjaka tua yang mengejar nya, dan ingin menikahinya namun ibuku menolak nya, ia tetap setia kepada ayahku yang sudah tiada, nama ayahku Aron Damarise.

Saat adikku berusia 1 tahun, aku dan tetangga sebelah kami bernama ibu Amelia yang mengurus nya saat ibu pergi bekerja, kehidupan kami cukup sulit, namun ibu tetap terus menyekolahkanku.

*Flashback On*

Adikku saat ini berusia 7 tahun dan waktunya masuk sekolah dasar, ibu tidak sanggup membiayai kami berdua, dan memintaku untuk mengalah.

"Nak uang buruh cuci ibu tidak bisa membiayai kalian berdua, gimana kalau kamu mengalah?" ucap ibu.

" Tidak mau ibu, aku ingin sekolah bahkan sampai kuliah, supaya aku nanti bisa membantu membiayai ibu dan juga Vira ".

" Tapi nak, ibu hanya bisa membiayai adikmu masuk sekolah dasar, sedangkan biaya pendaftaran SMA sangat mahal, ibu tidak sanggup ".

" Kalau gitu Lidza bekerja sambil sekolah gimana bu, boleh?".

" Tapi kamu mau kerja dimana nak, kamu masih sekolah, bagaimana membagi waktunya?" tanya ibu.

"Kalau sama kayak ibu jadi buruh cuci, gimana?" tanya Lidza.

" Coba nanti ibu tanyakan deh ke teman-teman ibu, apakah ada yang membutuhkan buruh cuci, tapi apa nanti kamu tidak kelelahan nak?" ucap ibu.

" Tidak bu, aku ingin bisa masuk kerja di perkantoran, supaya dapat gaji yang cukup untuk membiayai ibu juga Vira nantinya, saat ini aku harus sekolah tinggi, karena pasti banyak saingan, rata-rata mereka itu sarjana semua."

" Sini nak duduk disebelah ibu."

Lidza pun segera duduk tepat disebelah ibunya.

" Maafkan ibu ya sayang, karena tidak bisa membahagiakan kalian berdua, ibu merasa telah gagal, karena hanya kesusahan dan kesulitan yang ibu berikan kepada kalian. "

Dania membelai lembut rambut Lidza, bulir-bulir air matanya pun jatuh membasahi pipinya.

" Ibu, bagiku dan Vira, ibu adalah yang terbaik, dan terhebat, biarpun banyak pria yang mencoba mendekati dan ingin menikahi ibu, tapi ibu menolak mereka semua demi kami, dan terus berjuang sendiri menghidupi aku juga Vira, aku janji akan membahagiakan Ibu juga Vira suatu saat nanti. "

Kedua ibu dan anak itu pun berpelukan erat.

Tok... tok... tok

" Sepadaaa. "

Terdengar suara ketukan pintu dan suara nyaring yang amat dikenal Diana, keduanya pun mengurai pelukan nya.

Lidza segera bangkit, lalu melangkahkan kakinya ke arah pintu, dan membuka nya.

" Hey cayangku Lidza yang ucul, gimandose kabarnya?" ucap seorang pria berambut warna warni, dan berpakaian cukup nyentrik.

" Hey Jecky, udah lama tidak bertemu, masih inget rumah sahabat mu ini ternyata ya," ucap Dania berjalan mendekati pria nyentrik itu.

"Ish, kok Jecky sih, panggil akika Jane miss Jane oke," ucap pria itu penuh penekanan.

" Loh namamukan memang Jecky Kiswanto, " ledek Dania.

" Mulai ngeledek dah ye, itu nama di KTP, sm KK, tapi akika terkenal dengan nama miss Jane, gitu loh," ucapnya.

" Hehehe iya deh, miss Jane silakan duduk, Lidza tolong bikinin minum buat sobat ibu ini ya. "

" Iya bu, miss Jane tunggu sebentar ya . "

" E e eh tunggu. "

Lidza pun menghentikan langkah nya.

" Iya miss Jane, ada apa?" tanya Lidza.

" Jegong air putih, akika pengen jus buah kalau ada, biar seger, cuaca hari ini amat sangat panas, bikin akika gerah dan dahaga. "

" Kita cuma punya air putih Jec.. eh Jane maksudnya, mana mampu kita beli buah, udah bisa kebeli beras aja udah syukur. " ucap Dania ibu Lidza.

" Ho oh ajalah kalau begindang, tapi es batu, ada dong?" ucap miss Jane.

Lidza mengangguk kan kepalanya, lalu segera menuju dapur.

"Eh gimana kabar ye Dania, masih jadi buruh cuci?" tanya miss Jane.

" Masih, hanya itu yang bisa saya kerjakan, namanya juga dikampung gini. "

" Kenapose ye tidak balik aja ke ayah ye, jadikan kagak bakal hidup susah kayak begindang, O ya ye udah cerita ke Lidza sama Vira?, mereka berhak tahu soal kakeknya. " tanya Jane serius.

" Ssst.. sst, jangan bicarakan soal itu lagi, kumohon jangan pernah memberitahu Lidza dan Vira, aku tidak mau ada hubungan lagi dengan ayahku dan istri barunya itu, kalau ibu tiriku mengetahui soal Lidza dan Vira, aku takut ia tidak akan tinggal diam. " ucap Dania.

" Haaah, bener juga say, dasar tuh si nini lampir!"

"O ya Jane, kamu ke Bandung ngapain, emang gak apa-apa salon kamu ditinggal-tinggal?" tanya Dania

" Saat ini salon akika lagi rame pake banget, jadi kita kekurangan tenaga kerja, dan lagi cari-cari disini. "

" Loh kekurangan tenaga kerja kok malah kesini, bukannya di Jakarta buanyak ya. "

" Gak ah, akika pengen cari yang masih lugu, dan rajin, kalau disana rata-rata udin pada berpengalaman, dan juga suke-suke kerjanya, belum lagi minta digaji gede, mau cari yang belum pengalaman nanti bisa diajarin, jadi soal gaji bisa akika atur sendiri, tanpa ada yang protes, " ucap Jane dengan kekehan.

" Ish, ternyata pelitnya u belum juga ngilang ya. "

" Eits, akika bukan pelit ya tapi ngirit dan berhemat, baru ajose salon akika berkembang, kalau terlalu foya-foya, ya repot, siapa tau akika nanti taubat, jadi udin punya tabungan dong buat nikah," ucap Jane tertawa.

" Idih, u mau nikahnya sama siapa, cewe apa cowo kira-kira, kalau sama cewe aku hadir, tapi selain itu jangan harap aku hadir, haram hukumnya tuh." sindir Dania.

"Ye kalau ngemong kagak pernah disaring dulu, bikin harga diri akika jatuh ajose. "

" O ya besok, akika udah balik Jakarta, ada rekomendasi gak anak siapa gitu, yang mau belajar dan butuh pekerjaan, udin mumet nih pala muter-muter dari kemarin, masih juga kagak ketemu, lier euy, pokoknya kalau ada yang mau akika kasih gajinya 3x lipat dari gaji buruh cucimu selama ini, belum lagi suka dapet uang tip dari l*******n yang puas dengan hasilnya, itu masuk ke kantong pribadi, akika gak bakalan ambil," ucap Jane.

" Benarkah, bagaimana kalau aku saja miss Jane. "

Tiba-tiba Lidza datang mendekat sembari membawa nampan dan menghampiri miss Jane.

" Hah. "

" Iya aku mau, asal bisa disesuaikan dengan jadwal sekolah ku," ucap Lidza sembari duduk di sebelah ibunya.

" Oh tentu saja bisa, salon akika memang dibikin bergantian shif, tapi salon akika di Jakarta apa kau mengizinkan nya Dania?" tanya miss Jane melirik ke arah Dania.

"Tapi bagaimana dengan sekolahmu nanti?" tanya Dania.

" Aku bisa pindah sekolah di Jakarta bu, " jawab Lidza.

" Tapi disana sangat berbahaya ibu khawatir, sebaiknya kamu disini saja bersama ibu dan Vira , " ucap Dania.

" Kan ada miss Jane yang menjagaku bu, daripada aku jadi buruh cuci, lebih baik kerja di salon, please bu boleh ya, " ucap Lidza sembari bergelayut manja dilengan Dania ibunya.

" Terus bagaimana dengan adikmu Vira, siapa yang akan menjaganya? lagipula ibu tidak mau berpisah denganmu, kamu dan Vira harus selalu bersama dengan ibu. "

" Ibu aku sudah dewasa usiaku 16 tahun sebentar lagi, biarkan aku yang bekerja jadi ibu berhenti saja jadi buruh cuci, ibu dirumah fokus menjaga Vira, lagian kata miss Jane gajinya 3x lipat dari gaji buruh cuci ibu selama ini, belum lagi ada uang tip nya, jadi setiap gajian aku akan kirim ke ibu. "

Lidza terus berusaha membujuk ibunya.

" Nanti kamu tinggal dimana sayang, kostan disana mahal loh, " ucap Dania khawatir.

" Tenang ajose, disalon akika ada kamar khusus pegawai Lidza bisa tidur disana gretong pokoknya, cukup bantu bersihin salon aja nanti akika kasih uang makan juga kok, " ucap miss Jane.

" Wah, gaji aku bisa utuh dong kirim ke ibu nanti, miss Jane emang the best," Lidza mengeluarkan 2 jempolnya.

" Boleh ya bu please. "

Lidza menangkupkan ke dua telapak tangan nya memohon.

Dania pun menarik nafas panjang, putri pertama nya ini termasuk keras kepala, kalau sudah menginginkan sesuatu dia akan tetap dengan pendirian nya.

" Baiklah, kalau begitu besok kamu ikut Jane, soal pindahan sekolahmu, ibu akan mengurus secepatnya sebelum liburan semester berakhir, " ucap Dania pasrah

" Okelah kalau begitu akika balik dulu ya, besok akika jemput jam 9 pagi, oke Lidza."

Miss Jane pun bangkit berdiri, Dania dan Lidza menemani nya sampai ke depan teras.

Skip

Keesokan paginya Lidza, Ibu, dan Vira makan pagi bersama,

" Kak, kata ibu mau ke Jakarta ya, Vira boleh ikut gak? Vira mau ke Ancol terus ke seaworld, teman-teman Vira udah pada pernah kesana katanya bagus dan keren, " ucap Vira.

" Vira gak bisa ikut sayang, nanti yang jagain ibu siapa?"

"Yaaah, padahal Vira pengen banget liat ancol, dufan, sama seaworld, " sahut Vira merengut.

" Kakak disana bukan mau jalan-jalan tapi bekerja cari uang, jangan cemberut nanti cantiknya hilang loh, kalau uang kakak sudah cukup kakak janji akan menjemput Vira sama ibu, terus kita ke Ancol, Dufan, dan Seaworld, gimana ?" bujuk Lidza.

Wajah cemberut Vira pun seketika berubah cerah, dan matanya berbinar.

" Asyik, janji ya kak. "

" Iya kakak janji. "

" Udah cepet habiskan, bentar lagi Jane dateng loh, O ya ini ibu bikinin kamu bekal, begitu sampai disana langsung dimakan ya. "

Benar saja tebakan Dania ibunya, tak lama terdengar ketukan dan teriakan dari miss Jane.

Tok... tok... tok

" Sepada, sepada. "

Dania segera bangkit berdiri dan melangkah ke arah pintu depan dan membukanya, Lidza pun segera menyelesaikan sarapan paginya lalu bergegas masuk kekamarnya mengambil koper juga tas tentengnya, dan segera menyusul keluar, Vira mengikuti nya di belakang.

"Jane terimakasih sudah mau menerima putriku bekerja disalonmu, tolong bantu menjaga Lidza disana ya, semoga anakku ini tidak merepotkan mu. "

" Tenang ajose, sudah sewajarnya akika ikut menjaga anak ye. Hey Vira sayang udin gede ajose, ucul deh kamyu kayak ibu dan kakak ye," ucap miss Jane sembari mencoel hidung Vira.

" Om ini ngomong apa sih bu, Vira gak ngerti. "

" Eeeh no om, bilang akika miss Jane okey."

" Kok miss, mister kali maksud nya om, " Vira menggaruk palanya dan menatap sobat mamanya heran.

" Ish, kecil-kecil udah bisa ngeledek deh kamyu. "

" Ibu, om Jecky kok gayanya aneh gitu sih?" tanya Vira polos.

" Ssst, udah biarinin aja, dari dulu om Jecky itu udah aneh diam-diam aja ya, nanti omnya tersinggung, bisa-bisa kakak gak jadi dibawa ke Jakarta terus tidak bisa kumpulin uang, gak jadi deh bawa kamu sama ibu ke Ancol nanti, " ucap Lidza.

Vira pun segera menangkup mulutnya, sembari mengangguk an kepalanya tanda mengerti.

Lidza pun memeluk erat dan mencium adiknya, setelah itu lanjut memeluk ibunya.

" Ibu aku pasti akan sangat merindukan mu juga Vira, doakan Lidza supaya berhasil, dan menyelesaikan sekolah sampai kuliah di Jakarta ya, aku sayang ibu. "

" Nak ini adalah kalung keberuntungan dan kesayangan ibu, pakailah!, ibu doakan kau disana akan baik-baik saja dan selalu beruntung. "

Dania memakaikan kalung yang cukup unik dan mahal terdiri dari potongan rubi berbentuk hati.

Lidza mengecup ke dua pipi ibunya, lalu mereka berdua mengurai pelukan, tak terasa air matapun membasahi pipi ke duanya. Ya ini pertama kalinya Lidza berpisah dan akan jauh dari ibunya, tapi demi bisa membahagiakan ibu dan adiknya ia akan terus berjuang di kota yang keras itu, lagipula pikirnya saat waktu libur ia bisa pulang menjenguk ibu dan adiknya, jarak antara Jakarta dan Bandung tidaklah jauh hanya perlu 2-3 jam berkendara.

*Flashback Off*

Bersambung

avataravatar
Next chapter