webnovel

Bab 10

Unedited

"Baiklah. Tapi saya punya beberapa syarat tambahan."  tandas Delilah.

"Syarat? Bukannya kemarin sudah?"

"Oh, saya punya beberapa syarat lagi. Tunggu sebentar." Delilah bangkit beridir dan berjalan keluar dari ruangan Alex.

Tak lama, wanita itu kembali dengan secarik kertas di tangannya.

Alex mengernyit saat sekretarisnya itu memberikan kertas HVS berwarna putih dengan tulisan-tulisan di atasnya padanya.

"Ini apa?" tanya Alex  belum melihat dan membaca isi kertas yang diberikan Delilah itu.

"Itu syarat saya."

"Ini syarat kamu?" Alex mengangkat kertas HVS itu sejajar pundaknya dan mulai membaca isinya dengan teliti.

"Hm."

Syarat kawin kontrak Alex & Delilah

1. Harus saling menghargai dan menghormati.

2. Tidak boleh jatuh cinta.

3. Sentuhan seperti pelukan, pegangan tangan dan ciuman hanya diperbolehkan jika diperlukan.

4. Tidak berhubungan dengan orang lain saat menikah. Dalam hal ini lawan jenis.

5. Tidak ikut campur dalam urusan pribadi masing-masing.

Jika melanggar  syarat di atas, pelanggar akan dikenakan denda sebesar  Rp. 100.000,000.

Tertanda

Alex                                    Delilah

"Ini saja?" tanya Alex menatap Delilah sembari mengibaskan kertas HVS yang berisi syarat kawin kontrak mereka.

"Ya. Itu saja, pak."

Dengan nyaring Alex mulai membaca syarat yang diberikan Delilah padanya, "Syarat kawin kontrak Alex dan Delilah. Satu. Harus saling menghargai dan menghormati. Oke."

"Dua. Tidak boleh jatuh cinta." Alex diam sesaat memikirkan sesuatu lantas berucap, "Oke. Tidak masalah bagiku. Tapi bagaimana kalau kamu yang jatuh cinta dengan saya?" tanyanya menggoda Delilah.

Dengan cepat Delilah langsung membantahnya, "Tidak mungkin pak, sudah saya bilang bapak bukan tipe saya."

'Ughhh,  itu lagi. Aku hanya bercanda.'

Mendengar lagi Delilah mengatakan bahwa dirinya ini bukan tipe wanita itu, Alex merasa tidak senang dan berpikir ada yang salah dengan kriteria pria idaman sekretarisnya ini.

'Apa coba yang salah denganku? Wajah, ada. Uang juga, ada. Terus kenapa aku gak masuk tipe dia? Ah, persetan dengan itu.'

Alex lalu melanjutkan membacanya. "Ketiga. Sentuhan seperti pelukan, pegangan tangan dan ciumana hanya diperbolehkan jika diperlukan."

Dia menatap lama syarat nomor empat. "Ciuman bisa?"

"Hanya di pipi saja." ucap Delilah serius.

Mendadak mata Alex tertuju pada bibir merah Delilah. Tanpa sadar, sudut-sudut bibirnya membentuk seulas senyuman.

"Hanya di pipi, huh?" ucapnya pelan lebih kepada dirinya sendiri.

"Keempat. Tidak berhubungan dengan orang lain saat menikah." Alex menarik pandangannya dari kertas putih itu lalu mendongak menatap Delilah. "Ini wajib." titahnya setuju.

"Saya harap bapak tidak melanggarnya,"

"Kamu pikir saya akan melanggarnya?" tantang Alex.

"Bukan begitu, mengingat bapak yang, ehemm, hmmm..." Delilah nampak ragu menyelesaikan kalimatnya.

"Oke. Oke. Saya tau. Kamu tenang saja. Saya tidak akan melakukannya." Janji Alex.

"Baguslah, pak." Delilah menghembuskan nafas lega.

"Kelima. Tidak ikut campur dengan urusan pribadi masing-masing. Noted!" Alex menganggukan kepala mengerti.

Pandangannya kemudian beralih ke kalimat kalimat selanjutnya. Alex menyipitkan matanya begitu ia membaca kalimat tersebut. "Ini Denda seratus juta maksudnya apa?"

"Maksudnya, jika pak Alex atau saya melanggar syarat di atas, pelanggarnya harus membayar denda pada orang yang bersangkutan."

"Oh, jadi maksud kamu jika kamu jatuh cinta dengan saya kamu harus membayar denda seratus juta pada saya?" Alex menyeringai menggoda Delilah lagi.

Delilah mengangguk cepat. Tapi sedetik kemudian mukanya berubah masam.

"Sudah saya bilang saya tidak akan jatuh cinta dengan bapak. Dan saya tidak akan mungkin melanggarnya. Bapak tenang saja." ucap Delilah setengah jengkel.

"As you wish. Ini tertanda, ada nama saya, perlu di tanda tangani juga?"

"Perlu. Saya mau ada buktinya. Hitam di atas putih."

Alex lantas mengambil pulpen di atas meja kerjanya dan langsung menanda-tangani syarat tersebut, "Sudah. Ada lagi yang ingin kamu tambahkan selain syarat ini?"

"Tidak ada."

"Tidak ada? Ini saja? Tdak ada yang lain?" tanya Alex memandangi Delilah lekat sembari mengetuk-ngetukan jarinya di atas paha.

"Oh, iya. Saya mau pernikahan kita dibuat sederhana saja."

'Sederhana? Tidak masalah.'

"Oke. Ada lagi?"

"Mm, itu. Alasan kenapa kita menikah. Pasti akan ada orang yang bertanya bagaimana bapak dan saya bisa menikah. Mereka pasti ingin mendengar bagaimana kisah cinta bapak dan saya terjalin." ucap Delilah canggung.

"Oh, kamu benar juga. Kita perlu membuat cerita agar mereka percaya. Hmm, kamu mau ceritanya bagaimana?" Alex memegang dagunya memutar otak.

Dia hampir lupa kalau ia dan sekretarisnya itu perlu mengarang cerita. Cerita tentang kisah cinta mereka berdua. Cerita yang tentunya logis dan mudah dipahami orang yang akan mendengarnya.

Next chapter